Tuesday, March 19, 2019

#81 Novel: Emperor's Consort By Sairaakira

March 19, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Emperor's Consort by Sairaakira
Judul: Emperor’s Consort
Penulis: Sairaakira
Penerbit: Fantasious
Tahun Terbit: Cetakan Kedua, 2017
Jumlah Halaman: 596 hlm; 14x20.5 cm
Genres: Fantasy, Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-5406-12-6
Rated: 4.5 of 5

Demi bertemu dengan seorang tabib di dalam istana yang memiliki tumbuh obat langka, Aiko menjadi gadis persembahan dari desanya untuk Kaisar Shen yang terkenal kejamnya. Setiap gadis persembahan yang di angkat menjadi selirnya selalu tewas keesokan paginya. Aiko bertekad untuk tidak menarik perhatian kaisar untuk menjadi selir Kaisar Shen.

Berbekal sekantong tanaman obat-obatan dari ibunya, Aiko di bawa ke istana oleh Jendral Youshou. Setelah sampai Aiko berkenalan dengan kandidat gadis persembahan bernama Mayumi, seorang gadis baik dan ceria. Aiko yang lupa melepas kantong tanaman obat malah terlihat oleh Kaisar Shen. Dengan takut-takut Aiko menjelaskan manfaat tanaman yang dibawanya, tapi Kaisar tidak langsung saja percaya dengan ucapan Aiko dan menyuruhnya untuk memakan semua tanaman obat yang di bawanya.

Harapan Aiko untuk tidak menarik perhatian Aiko pupus sudah setelah mendengar Kaisar Shen akan menjadikannya sebagai perisainya. Hari pertama kerja sebagai perisai Kaisar Shen membuatnya gugup, apalagi Aiko di beritahukan akan di tinggal berdua dengan Kaisar Shen yang akan melepas topengnya pada saat makan. Saat akan mencicipi minuman tangan Aiko di tepis oleh Kaisar Shen dan mendapati sebuah racun yang menghanguskan karpet.

“Sungguh mengerikan ketika kemampuan manusia yang hebat malah diarahkan ke hal-hal negatif. Ketika manusia diberi anugerah untuk saling mencintai mereka malah memilih menebarkan kebencian. Ketika manusia diberi kemampuan untuk menyembuhkan, mereka malah memilih untuk menciptakan racun. Ketika manusia diberi kemampuan untuk menjaga perdamaian, mereka malah memilih untuk menciptakan perang.”

Setelah bertemu dengan Tabib Zhou, Aiko menceritakan penyakit ibunya padanya dan Tabib Zhou dengan senang hati akan memeriksa kondisi ibunya. Setiap malam Kaisar Shen selalu memanggil Aiko ke dalam kamar pribadi Kaisar yang berada di istana merah. Dengan polosnya Aiko selalu menanyakan perbuatan Kaisar Shen terhadap dirinya.

Untuk menjadikan Aiko permaisurinya, Kaisar Shen menyusun rencana bersama Tabib Zhou, Jenderal Youshou, dan Hiro. Tapi sebuah kejadian menimpa Kaisar Shen pada saat pertempuran dan menguakkan kebenaran tentang Asisten Li dan sebuah musuh baru bagi Kaisar Shen.

Siapa sebenarnya Asisten Li? Dan Siapa musuh terbaru Kaisar Shen?

Cerita ini pernah aku baca di wattpad tapi tidak sampai selesai karena sudah keburu naik cetak sama penulisnya. Tapi setelah beberapa bulan yang lalu, aku melihat lagi ini buku dan penasaran dengan ending dari kisah cinta Aiko dan Kaisar Shen.

Karakter Aiko yang polosnya kebangetan memang cocok dengan sosok Kaisar Shen yang tegas dan penuh dengan aura kegelapan. Apalagi Kaisar Shen, selalu menggunakan topeng ke mana dia pergi, siapa sih yang enggak takut melihat topeng seram sepanjang perjalanan. Rasa-rasanya ingin di lepas paksa itu topeng, tapi nanti bisa K.O sama Kaisar Shen. Hahahaha...

“Kehidupan adalah pilihan, Aiko. Manusia akan memilih jalan apa pun yang dipercaya oleh hatinya. Sekarang semua sudah terjadi.”

Alur cerita di novel ini terlihat bertele-tele dan detail sekali, jadi mudah bosan untuk membaca kelanjutannya. Aku hampir satu minggu lebih baca buku ini, dengan jumlah halaman yang banyak banget, sudah begitu tulisan yang di gunakannya kecil dengan space kecil jadi dalam satu halaman terlihat penuh tulisan. Tidak hanya itu, aku juga menemukan beberapa kesalahan pengetikan dan kata di sana. Aku juga menemukan beberapa hole di dalam cerita ini.

Tapi aku tidak menyesal telah memiliki novel ini, jadi tahu sekejam-kejamnya Kaisar Shen bisa berubah menjadi baik setelah bertemu dengan Aiko. Walaupun Kaisar Shen memanfaatkan kepolosan Aiko.


Monday, March 18, 2019

#80 Anime: Kimi No Suizou Wo Tabetai - Memory of Sakura

March 18, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Kimi no Suizou wo Tabetai
Judul: Kimi no Suizou wo Tabetai
Alternative Title: I want to eat your pancreasKimiSui, Let Me Eat Your Pancreas君の膵臓をたべたい
Genres: Slice of Life, Drama
Type: Movie
Language: Japanese
Country: Japan
Adaption: Novel
Episode: 1
Age Group: BO-13+
Rated: 5 of 5

“You’re the only one i can talk about this with. You’re probably the only one who can give me reality and normalcy. The doctors can only offer me realty. My family overreacts to everything i say and they’re desperately trying to pretend everything’s normal. If Kyoko and the others found out, they’d probably act similarly distant. You’re the only one who’ll spend normal everyday life with me while still knowing what the reality is.”

Kalian mungkin ingat dengan film One Litre of Tears atau di kenal dengna judul lain yaitu "A Diary of Tears". Kali ini Anime Kimi no Suizou wo Tabetai yang di adaptasi dari sebuah novel karangan Sumino Yoru dengan judul yang sama. Anime ini disutradarai oleh Shinichirou Ushijima. Tentang pertemanan Sakura dan Shiga.

Haruki Shiga (Mahiro Takasugi) tidak sengaja melihat buku yang jatuh dari tempat duduk rumah sakit, pada saat melihat tulisan di balik cover “Living with Dying” dan menyadari ternyata buku yang di pegangnya merupakan buku diary dari seorang gadis yang terkenal ceria di kelasnya yaitu Sakura Yamauchi (Lynn).
Sakura meminta Shiga untuk tidak memberitahu perihal penyakitnya pada teman-teman sekelasnya dan memintanya untuk menemaninya melakukan kegiatan sebelum dia meninggal. Shiga yang terkenal anti sosial dan kutu buku di kelasnya langsung menolak permintaan Sakura. Tapi dengan terus mendekati Shiga, akhirnya Sakura dapat mengajak Shiga jalan-jalan walaupun dilakukannya dengan terpaksa.

“A person like me really shouldn’t have tried to interact with others. If i’d kept to myself, no one would have gotten hurt.”

Semakin hari mereka menjadi dekat, sampai tersebar gosip di kelasnya Shiga membuntuti Sakura ke mana dia pergi. Sakura yang menginginkan Shiga dapat berteman dengan sahabatnya, Kyouko Takimoto (Yukiyo Fuji), malah mendapatkan penolakan keras dari Kyouko. Sampai Kyouko memperingati Shiga untuk tidak menyakiti Sakura.

Suatu ketika, Shiga mulai merasa aneh terhadap Sakura pada saat dia di rawat di rumah sakit. Tapi Sakura selalu menampilkan raut ceria di depan Shiga, seolah tidak terjadi apa-apa. Shiga mendapatkan pesan dari Sakura, dia sudah keluar dari rumah sakit dan mengajaknya untuk makan bersama. Setelah Shiga sampai di tempat cafe yang pernah di datanginya bersama Sakura, tapi Sakura tidak pernah muncul di cafe.

Apa Sakura melakukan semua kegiatan yang di inginkannya di dalam list? Apa yang terjadi pada Sakura?

“Living means having a bond with others. I think that’s what living refers to paying attention to someone... Loving someone... Hating someone... Having fun being with someone. Taking someone’s hand. That’s what it means to live.”

Siapa yang tidak takut akan kematian, apalagi sudah di beritahu oleh dokter tinggal berapa lama lagi akan hidup. Di pembukaan sudah ketebak siapa yang akan meninggal, tapi di cerita anime ini di bawa kembali ke kenangan semasa Sakura hidup.
Karakter Sakura yang memiliki semangat hidup terus terlihat ceria di depan teman-temannya begitu pula terkadang di depan Shiga. Emosi keceriaan Sakura seperti terasa dia tidak mengalami penyakit yang begitu serius. Tapi pada di akhir film membuatku terasa tersentuh dan sedih bahwa dia juga merasa takut dan menyembunyikannya sendiri. Sedangkan karakter Shiga, seperti tidak mau keluar dari comfort zone dan selalu berjauhan dari teman-teman sekelasnya, sampai Sakura menariknya keluar dari sana dan memberikan sahabatnya untuk menjadikannya teman.

“If you’re alone, You can‘t tell that you exist. Your relationship with others is what defines being alive. I know my mind exists, since i can interact with others. I know my body exists because others touch me. That’s where the purpose to being alive comes from. Just like we’ve both chosen to live out this moment here and now.”

Yang paling aku enggak suka, kenapa teman-teman sekelas Shiga dan Sakura selalu menilai buruk Shiga padahal mereka tidak mengenal dia dengan baik, begitu pula dengan Kyouko. Mereka seperti bully Shiga sampai tidak ada yang mau mendekatinya. Seperti pepatah “Don’t Jugje By The Cover”.

Untuk gambar yang di tampilkan bagus, aku suka dengan warna bunga sakura yang menaungi jalan setapak Shiga dan Sakura dan beberapa pemandangan yang menggunakan warna yang sempurna. Pada gambar karakter juga bagus dan terkesan sederhana.

Secara keseluruhan film ini sangat bagus untuk di tonton, banyak pesan moral tentang kehidupan dan diri sendiri. Tapi di lain sisi, film ini juga membuat kita menyadari jangan menyia-nyiakan kehidupan yang telah diberikan.
Soundtrack:
Opening: Fanfare (ファンファーレ) by sumika
Ending: Shunkashuutou (春夏秋冬) by sumika

Insert: Himitsu (秘密by sumika


#79 Movie Anime: Oushitsu Kyoushi Heine Movie - A Four Prince Meet A Twin Prince From The Other Kingdom

March 18, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Oushitsu Kyoushi Heine Movie
Judul: Oushitsu Kyoushi Heine Movie
Alternative Title: The Royal Tutor Movie, Oushitsu Kyoushi Haine Movie, 劇場王室教師ハイネ
Genres: Slice of Life, Comedy, Historical, Seinen
Type: Movie
Language: Japanese
Country: Japan
Adaption: Manga
Episode: 1
Age Group: BO 13+
Rated: 5 of 5

The Kingdom of Granzreich kedatangan tamu penting dari The Kingdom of Romano. Atas perintah Raja, Heine sebagai pengajar bagi keempat pangeran mengharuskan juga untuk mengajar bagi pangeran kembar dari The Kingdom of Romano.

Heine mengabari keempat pangeran yaitu Licht (Shouta Aoi), leonhard (Daisuke Hirose), Bruno (Yuuto Adachi), dan Kai (Yuuya Asato tentang kedatangan pangeran kembar di istana dan menjadi teman untuk mereka. Keempat pangeran menyambut baik kedatangan pangeran kembar dari kerajaan Romano, tapi berbanding terbalik dengan pangeran kembar yang sudah ditemuinya. Eugine (Shougo Sakamoto) dan Ivan (Shouhei Hashimoto) malah meremehkan keempat pangeran dan Heine.
Keempat pangeran yang ingin sekali berteman dengan pangeran kembar mulai merasa kesusahan karena mendapatkan penolakan dari kedua pangeran kembar tersebut. Heine dengan keinginannya dan raja The Kingsom of Granzreich untuk membuat seluruh pangeran menjadi teman mengajukan kepada seluruh pangeran untuk melakukan presentasi yang akan mereka lakukan untuk pesta.

“I tis sad when the one you most want to acknowledge you refuses to do so.”

Bruno mengajukan kepada saudara-saudaranya untuk mengajak berbicara pada kedua pangeran kembar terebut. Pada saat Leonhard dan Licht mencari Ivan yang ternyata sedang berlatih pedang di taman. Leonhard mendapatkan nama kue kesukaan Ivan yang tidak sengaja dia dengar dari perbincangan neneknya bersama Ivan. Sedangkan Bruno dan Kai melihat Eugine sedang bernyanyi bersama anjing kesayangan Kai di taman.
Dengan bermodalkan kue kesukan Eugine dan Ivan, Leonhard mengajak kedua pangeran kembar itu untuk ikut presentasi di depan Heine. Mendekati acara pesta, Raja dari The Kingdom of Romanomendapati Ivan dan Eugine yang selesai latihan menyanyi dan menganggapnya kegiatan tersebut tidak berguna dan membuang waktu.

“As far as i’m concerned, you’re working plenty hard as the Crown Prince. The same goes for me. I’m working hard for my claim to the throne. Compare to the others, I might still need a lot of work, but i’m still very proud of myself! So don’t think that all your hard work is for nothing! You need to praise yourself more for working so hard!”

Akkhh... aku fans berat sama Licht, dia itu terkadang diam-diam menghanyutkan. Walaupun sangat suka bermain, apalagi sama wanita, tapi dia cerdik. Hanya mendengarkan makanan kesuakaan Ivan walaupun Ivan mengucapkannya sangat kecil tapi Licht langsung mencari tahunya dan menjadikannya senjata pemungkas untuk meluluhkan Eugine dan Ivan untuk ikut pada presentasi.

Setiap ucapan Licht maupun Leonhard selalu membuat aku tertawa. Apalagi dengan sikap Leonhard, entah dia itu polos atau bodoh, selalu bisa mencairkan suasana atau mungkin membuat suasana menjadi tegang. Hahahah....

Film ini sebelumnya juga ada versi TV Series, judulnya juga sama dengan 12 episode. Di TV Series menceritakan kedatangan Heine ke istana untuk menjadi pengajar bagi keempat pangeran yang akan menjadi Raja selanjutnya. Raja sendiri meminta Heine untuk menilai keempat pangeran tersebut yang pantas mendapatkan The Crown.

Gambar yang ditampilkan sangat bagus dan detail sekali. Dari gambar karakter maupun pemandangan yang ditampilkan. Sempurna! Lagunya juga pas sekali, tapi sayang aku tidak tahu judul lagu pada saat semua prince akan menyanyi di Ball Room, lagu itu bagus banget.
Soundrtrack:
Opening: Parallel na Kankei (パラレルな関係) by Shougo Sakamoto
Ending: Tomodachi Ijou x Teki Miman (“友達以上× 未満”) by P4 with T



Thursday, March 14, 2019

#78 Novel: The Summoning (Series #1) By Kelley Armstrong - Is That Ghost?

March 14, 2019 0 Comments
Review/Resensi: The Summoning by Kelly Armstrong
Judul: The Summoning (Darkest Powers #1)
Penulis: Kelley Armstrong
Penerjemah: Melody Violine
Penerbit: PT. Ufuk Publishing House
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2011
Jumlah Halaman: 462 hlm
Genres: Fantasy, Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-8801-67-6
Rated: 4.5 of 5

Di sebelumnya aku sudah membahas novel Mine cerita tentang makhluk supernatural seperti vampire dan warewolf. Novel yang akan aku bahas sangat mirip hanya vampire belum kelihatan saja batang hidungnya di dalam cerita The Summoning.

Chloe Saunders yang berumur lima belas tahun mulai melihat hal-hal yang seharusnya tidak dapat di lihat oleh manusia yaitu hantu. Chloe yang melihat hantu di saat pertama kalinya dia purbertas mulai histeris karena hantu yang di lihatnya memperlihatkan wujud menyeramkan dan mengejarnya hanya untuk dapat berbicara dengan Chloe.

Untuk dapat kembali ke sekolah, Chloe harus menjalankan beberapa prosedur yang mengharuskan untuk masuk ke dalam rumah kelompok untuk mendapatkan pengobatan di sana. Di rumah Lyle, Chloe berkenalan dengan Liz yang sebagai roommate, Simon, Derek, Tori, dan Rae.

“Life experience. I can talk itu p, vow to broaden my horizons, but i’m still limited to the experiences with my life.”

Pada pertemuannya dengan dokter, Chloe di beritahukan telah mengidap penyakit skizofrenia. Setiap hari Chloe harus meminum obat yang di berikan padanya, tapi dia masih saja dapat melihat hantu walaupun dia sudah menyangkalnya karena penyakit mentalnya. Derek yang memberitahu Chloe siapa dia sebenarnya mulai menambah beban pikirannya.

Hantu yang di lihat Chloe memberitahu tentang kesulitannya untuk berkomunikasi dengannya dan sesuatu yang menghalanginya di rumah Lyle. Dengan di temani Derek, Chloe mencari tahu tentang rumah Lyle melalui hantu yang di lihatnya dan mayat-mayat yang tidak sengaja Chloe bangunkan di ruang bawah tanah.

“Just stay still, if you stay still it can’t find you. That’s sharks, you idiot. Sharks and dinosaurs. This isn’t Jurassic Park.”

Membaca di halaman pertama, aku tidak begitu mengerti jalan cerita di novel ini. Tapi setelah membaca berlanjut ke halaman-halaman berikutnya mulai mengerti alur ceritanya. Apa lagi ada kata ilmiah untuk penyakit mental tapi untungnya di bagian bawahnya ada penjelasannya jadi tidak begitu pusing. Pertama kali menganggap ini cerita seorang gadis yang mengidap penyakit mental, tapi ternyata bukan.

Terkadang aku ingin sekali menjitak kepala Chloe, dia memarahi Derek tanpa mencari atau membaca apa yang diberikan dari Derek. Tapi setelah berpikir baru menyadari apa yang dikata Derek ada benarnya. Padahal Derek bermaksud baik untuk membantu Chloe.

Keseruan di novel ini baru terjadi pada pertengahan halaman, pada saat Chloe tidak sengaja membangkitkan mayat dan kabur dari rumah Lyle. Pada saat Derek dan Chloe di kejar-kejar karena kabur, membuatku deg-degan karena Chloe yang cerewet.

Overall, bagi yang penyuka jenis-jenis Twilght, Harry Potter, dan Mine buku ini bisa masuk ke dalam list buku yang patut kalian baca. Kalian enggak bakal menyesal setelah membaca novel ini, banyak misterinya.


#77 Novel: Married by Mistake By Abby Gaines

March 14, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Married by Mistake
Judul: Married by Mistake
Penulis: Abby Gaines
Penerjemah: Airien Kusumawardhani
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2015
Jumlah Halaman: 338 hlm
Genres: Contemporary Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-02-5594-1
Rated: 4.5 of 5

“Cinta yang sesungguhnya datang dengan tali yang kau ikat sendiri.”

Casey Greene akan mengikuti acara reality show “Kiss the Bride” yang di adakan oleh salah satu stasiun TV. Casey yang gugup memilih kabur sebelum acara di mulai, saat sedang kabur Casey tidak sengaja menabrak Adam. Untuk menenangkan Casey, Adam mengajaknya mengobrol di ruangan kerjanya dan mencari tahu apa yang terjadi untuk mencegah Casey untuk kabur sebelum acara di mulai. Pertemuan itu membuat Adam tertarik pada Casey.

Pada acara “Kiss the Bride” dimulai, setiap kandidat yang berada di tempat acara akan melangsungkan pernikahan pada saat itu juga. Sampai giliran Casey menceritakan tentang Joe yang sudah menjadi tunangannya semenjak lulus High School. Tapi pada saat Joe muncul bukannya untuk menikahi Casey tapi menolaknya menikah yang di siarkan langsung.

Adam yang melihat itu langsung bertindak cepat, karena tidak mau pembatalan kontrak kerja pada perusahaan berakibat fatal. Dengan meminta bantuan Dave, Adam meminta Casey untuk menikahinya dan menutup rasa malu Casey dari penolakan Joe. Setelah itu, Adam dan Casey menikah di acara “Kiss the Bride” bikinan sepupu Adam, Henry.

“Pikirkan bagaimana caranya kau bisa meyakinkan Casey untuk tetap berada di sisinya.”

Adam yang tidak tahu bahwa pernikahan yang di laksanakan merupakan pernikahan sungguhan dan tidak dapat di batalkan. Adam meminta tolong Sam untuk mencari jalan keluar untuk membatalkan pernikahannya dengan Casey.

Pada saat sedang berdua di kamar hotel, Adam dan Casey mengetahui kebutuhan masing-masing atas pernikahan yang tidak disengaja untuk mengeluarkan mereka dari permasalahan keluarga. Mereka berdua sepakat untuk berbuat egois dan membantu satu sama lain.

Apa yang terjadi pada Casey dan Adam? Apa mereka akan jatuh cinta satu sama lain? Apa pembatalan pernikahan mereka berdua terkabulkan oleh hakim?

Aku suka dengan karakter Casey, dia tipe wanita yang suka sekali menolong terlihat dari pesan-pesan di ponselnya dari beberapa orang yang memintanya membutakan ini itu dan tidak tega untuk mengucapkan kata ‘tidak’ karena takut menyinggung perasaan yang memintanya. Terlepas dari keluarganya, sikap menolong pun belum pudar padahal Adam sudah memberikan tatapan mematikan pada Casey.

Kawin kontrak di novel ini sangat berbeda dari apa yang selama ini aku baca. Biasanya setiap ada perjanjian selalu ada bukti kertas perjanjian, tapi di sini tidak ada sama sekali. Adam dan Casey melakukan itu semua by lisan tanpa ada yang harus di tanda tangani di atas kertas. Jadi seolah-olah mereka memang benar-benar menikah sungguhan bukannya sengaja menikah.

“Katakan kau mencintaiku, bahwa kau menginginkanku apa adanya.”

Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ke tiga, jadi aku mengetahui perasaan dan keadaan dari Adam dan Casey. Tidak hanya itu saja aku jadi mengetahui Eloise juga memiliki rasa pada Sam. Konflik yang di ceritakan juga ringan untuk di baca, tapi sayang kisah cinta antara Adam dan Casey tidak terlalu banyak.

Mungkin kata “cinta muncul karena terbiasa” cocok untuk pasangan Adam dan Casey, dari orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain tapi setelah menikah, mereka terbiasa melihat dan berbicara satu sama lain sehingga timbullah cinta di antara mereka. Walaupun Adam terkadang menyebalkan.


Wednesday, March 13, 2019

#76 Movie Hallmark Channel: One Winter Proposal

March 13, 2019 0 Comments
Review/Resensi: One Winter Proposal
Judul: One Winter Proposal
Genres: Romance, Comedy
Type: TV Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 4 of 5

One Winter Proposal, kelanjutan dari film One Winter Weekend yang di mana Cara dan Ben bertemu karena kesalahan dari pihak resort yang mengharuskan mereka tinggal bersama di satu couttage. Di film ini, sutradara Gary Yetes membawa kembali hubungan Ben dan Cara.

Setahun telah berlalu, Ben (Jack Turner) dan Cara (Taylor Cole) menjalin hubungan setelah kejadian setahun yang lalu yang mempertemukan mereka berdua di resort. Untuk mengulang kenangan terdahulu, Ben dan Cara kembali lagi ke tempat resort yang sama dengan mengundang Megan ke sana.

Megan (Rukiya Bernard) yang tidak tahu Sean (Dewshane Williams) yang bekerja di resort sebagai dokter, mulai mengerti bahwa Cara dan Ben sengaja memberitahu kepadanya tentang pekerjaan Sean di resort. Tapi kali ini Megan ke sana untuk bekerja bersama dengan Ethan (Cardi Wong) untuk pengambilan foto yang akan di pasangkan di majalah.
Cara yang tidak semangat karena buku yang diterbitkannya sedang dalam penurunan, dia khawatir pendapat pembaca yang tidak berminat dengan bukunya. Ben yang melihat kecemasan Cara memberi semangat dan memberi dukungan. Megan menceritakan pada Sean tentang review buku yang didapatnya dari rekan kerjanya malah didengar oleh Cara.

Di lain sisi, Megan dan Sean melakukan kegiatan vacation bersama di resort dan terkadang harus menemani Sean bersama Nikki (Kayla Hutton) yang menggantikan kakaknya menjaga keponakannya.

Ben yang sedang bersama Cara mulai curiga tentang tokoh karakter yang di gunakan Cara adalah dirinya di dalam buku. Cara berusaha menjelaskan tentang itu malah membongkar apa yang dia temukan di saku jaket pada saat pertama kali datang pada Ben.

Apa yang terjadi pada hubungan Ben dan Cara? Apa Megan dapat membuka hati pada Sean?

Salju... Salju... di mana-mana, akkhh... aku mau coba main ski. Sepertinya gampang. Hahahaha... 
Kali ini ceritanya tidak hanya tentang Ben dan Cara tapi tentang Megan dan Sean. Seperti yang di film sebelumnya, hubungan Megan dan Sean hanya sebatas teman tidak lebih. Tapi berkat jebakan yang di pasang oleh Ben dan Cara pada kedua pasangan itu, Megan yang hanya menganggap Sean teman menjadi dekat.

Aku suka bagian ending dari film ini, baju yang dipakai Cara terlihat bagus dan dekorasi ruangan yang full of flower jadi terlihat romantis sekali untuk melakukan proposal. Pada saat Cara meneteskan air mata, melihat Ben menjelaskan semua dekorasi untuk apa. Aktingnya sangat pas sekali dengan suasananya.

Konflik yang di ceritakan di film ini biasa saja tapi unsur komedi selalu ada di setiap adegan Megan dan Sean. Aku kurang sreg sama layar belakang di saat menaiki lift ke atas gunung, terkadang gambarnya not make sense saja.

Jadi untuk keseluruhan, film ini menjawab semua pertanyaan di awal film tentang kelanjutan hubungan Ben dan Cara. Dengan di mix dengan kisah percintaan tentang sahabatnya yang sudah memiliki perasaan di awal pertemuan tapi masih gengsi.


Follow Us @soratemplates