Alternative Title: I want to eat your pancreas, KimiSui, Let Me Eat Your Pancreas, 君の膵臓をたべたい
Genres: Slice of Life, Drama
Type: Movie
Language: Japanese
Country: Japan
Adaption: Novel
Episode: 1
Age Group: BO-13+
Rated: 5 of 5
“You’re the only one i can talk about this with. You’re probably the only one who can give me reality and normalcy. The doctors can only offer me realty. My family overreacts to everything i say and they’re desperately trying to pretend everything’s normal. If Kyoko and the others found out, they’d probably act similarly distant. You’re the only one who’ll spend normal everyday life with me while still knowing what the reality is.”
Kalian mungkin ingat dengan film One Litre of Tears atau di kenal dengna judul lain yaitu "A Diary of Tears". Kali ini Anime Kimi no Suizou wo Tabetai yang di adaptasi dari sebuah novel karangan Sumino Yoru dengan judul yang sama. Anime ini disutradarai oleh Shinichirou Ushijima. Tentang pertemanan Sakura dan Shiga.
Haruki Shiga (Mahiro Takasugi) tidak sengaja melihat buku yang jatuh dari tempat duduk rumah sakit, pada saat melihat tulisan di balik cover “Living with Dying” dan menyadari ternyata buku yang di pegangnya merupakan buku diary dari seorang gadis yang terkenal ceria di kelasnya yaitu Sakura Yamauchi (Lynn).
Sakura meminta Shiga untuk tidak memberitahu perihal penyakitnya pada teman-teman sekelasnya dan memintanya untuk menemaninya melakukan kegiatan sebelum dia meninggal. Shiga yang terkenal anti sosial dan kutu buku di kelasnya langsung menolak permintaan Sakura. Tapi dengan terus mendekati Shiga, akhirnya Sakura dapat mengajak Shiga jalan-jalan walaupun dilakukannya dengan terpaksa.
“A person like me really shouldn’t have tried to interact with others. If i’d kept to myself, no one would have gotten hurt.”
Semakin hari mereka menjadi dekat, sampai tersebar gosip di kelasnya Shiga membuntuti Sakura ke mana dia pergi. Sakura yang menginginkan Shiga dapat berteman dengan sahabatnya, Kyouko Takimoto (Yukiyo Fuji), malah mendapatkan penolakan keras dari Kyouko. Sampai Kyouko memperingati Shiga untuk tidak menyakiti Sakura.
Suatu ketika, Shiga mulai merasa aneh terhadap Sakura pada saat dia di rawat di rumah sakit. Tapi Sakura selalu menampilkan raut ceria di depan Shiga, seolah tidak terjadi apa-apa. Shiga mendapatkan pesan dari Sakura, dia sudah keluar dari rumah sakit dan mengajaknya untuk makan bersama. Setelah Shiga sampai di tempat cafe yang pernah di datanginya bersama Sakura, tapi Sakura tidak pernah muncul di cafe.
Apa Sakura melakukan semua kegiatan yang di inginkannya di dalam list? Apa yang terjadi pada Sakura?
“Living means having a bond with others. I think that’s what living refers to paying attention to someone... Loving someone... Hating someone... Having fun being with someone. Taking someone’s hand. That’s what it means to live.”
Siapa yang tidak takut akan kematian, apalagi sudah di beritahu oleh dokter tinggal berapa lama lagi akan hidup. Di pembukaan sudah ketebak siapa yang akan meninggal, tapi di cerita anime ini di bawa kembali ke kenangan semasa Sakura hidup.
Karakter Sakura yang memiliki semangat hidup terus terlihat ceria di depan teman-temannya begitu pula terkadang di depan Shiga. Emosi keceriaan Sakura seperti terasa dia tidak mengalami penyakit yang begitu serius. Tapi pada di akhir film membuatku terasa tersentuh dan sedih bahwa dia juga merasa takut dan menyembunyikannya sendiri. Sedangkan karakter Shiga, seperti tidak mau keluar dari comfort zone dan selalu berjauhan dari teman-teman sekelasnya, sampai Sakura menariknya keluar dari sana dan memberikan sahabatnya untuk menjadikannya teman.
“If you’re alone, You can‘t tell that you exist. Your relationship with others is what defines being alive. I know my mind exists, since i can interact with others. I know my body exists because others touch me. That’s where the purpose to being alive comes from. Just like we’ve both chosen to live out this moment here and now.”
Yang paling aku enggak suka, kenapa teman-teman sekelas Shiga dan Sakura selalu menilai buruk Shiga padahal mereka tidak mengenal dia dengan baik, begitu pula dengan Kyouko. Mereka seperti bully Shiga sampai tidak ada yang mau mendekatinya. Seperti pepatah “Don’t Jugje By The Cover”.
Untuk gambar yang di tampilkan bagus, aku suka dengan warna bunga sakura yang menaungi jalan setapak Shiga dan Sakura dan beberapa pemandangan yang menggunakan warna yang sempurna. Pada gambar karakter juga bagus dan terkesan sederhana.
Secara keseluruhan film ini sangat bagus untuk di tonton, banyak pesan moral tentang kehidupan dan diri sendiri. Tapi di lain sisi, film ini juga membuat kita menyadari jangan menyia-nyiakan kehidupan yang telah diberikan.
Soundtrack:
Opening: Fanfare (ファンファーレ) by sumika
Ending: Shunkashuutou (春夏秋冬) by sumika
No comments:
Post a Comment