Thursday, May 16, 2019

# Novel # Romance

#108 Novel: Love In Montreal By Arumi E

Review/Resensi
Judul: Love in Montreal
Penulis: Arumi E
Penerbit: PT Gramedia Putsaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2016
Jumlah Halaman: 240 hlm
Genres: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-03-3460-8
Rated: 4.5 of 5

Maghali mendapatkan rekomendasi dari Miss Prudence untuk memberikan kesempatan study lanjutan ilmu fashion di La Mode Collage di Kota Montreal, negara Kanada. Maghali yang tidanggal di rumah sewaan milik Madame Maple beserta Mike sebagai cucu yang membantu mengelola. Di Montreal, Maghali tinggal sendiri jauh dari keluarganya di Solo.

Di awal kedatangan di La Mode Collage Maghali merasa hanya dirinya yang berkerudung dan berpakaian tertutup sampai Justin mengatakan nama Shabrina. Dari sana lah, Maghali mulai memiliki teman yang sama menggunakan hijab. Miss Prudence akan mengadakan fashion show di sekolah dan mengikutsertakan Maghali yang memiliki konsep modest wear.

Melalui fashion show, Maghali bertemu dengan Kai pertama kalinya. Kai yang memiliki darah Indonesia dan pekerjaan sebagai dokter membuatnya kagum. Kai yang tidak tahu tentang Indonesia mendekati Maghali untuk mengetahui tempat kelahirannya seperti apa, sampai Kai membawanya ke rumah untuk bertemu dengan Granny, orang yang telah mengasuh Kai.

"Hidup ini sesungguhnya indah, andaikan semua orang sebahagia ini, bebas dari rasa benci dan saling curiga, meluapkan rasa ingin berbagi kasih."

Maghali yang terpesona dengan kepribadian dalam diri Kai mencoba menampiknya karena terdapat perbedaan dari prinsip yang di pegangnya selama ini. Seperti sebelumnya Miss Prudence mengikutsertakan Maghali pada ajang fashion show tapi kali ini dengan sekala yang besar. Tapi pada saat mengantarkan, busana milik Maghali di hancurkan oleh orang yang tidak dikenalnya.

Apa Maghali dapat menghindar dari pesona Kai? Busana yang akan ikut fashion show rusak, apa yang akan terjadi?

Pertama kali baca aku langsung suka sama tokoh karakter Maghali, dia memegang teguh prinsip islamnya dan tahu benar bagaimana menempatkan dirinya jika ada lawan jenis yang tidak muhrim satu ruangan dengannya. Dan yang paling berkesan di saat ada seseorang yang menyatakan suka padanya tidak langsung di terimanya begitu saja serta dia tidak memaksa pada orang yang menyukainya harus mengikuti apa yang di anutnya, dia menyerahkan semuanya pada orang menyukainya untuk berubah atau tidak.

Aku sangat suka dengan gambar cover novel ini, enak untuk di pandang, terlihat seperti lukisan dengan bangunan rumah yang berwarna-warni. Malah penggunaan warna pada rumah seperti anak-anak yang menyukai warna terang.

Plot cerita di novel ini sangat bagus sekali, tentang perancang busana yang go internasional dan sekolah kembali untuk memperdalam ilmu fashion. Tidak hanya itu saja, penulis juga memberikan rintangan bagi Maghali yang seorang muslim bertahan hidup di negeri orang yang mayoritas non-muslim. Bagaimana Maghali menghadapi orang-orang yang memiliki islamphobia terhadapnya. Penulis juga menyisipkan sedikit kisah Isabella yang harus berhadapan dengan seseorang yang penyuka sesama jenis dan bagaimana memberikan solusi bila menghadapi seperti itu.

"Manusia itu beda-beda. Ada yang tega sekali pada orang lain. Tapi, dunia tetap berjalan sebagaimana mestinya karena masih ada orang-orang baik seperti kalian."

Selain plot cerita yang sangat bagus, penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga sehingga aku mengetahui emosi dari masing-masing tokoh karakter. Dengan penggunaan bahasa yang nyaman menjadikan novel ini enak sekali untuk dibaca dan tidak cepat merasa bosan.

Yang paling aku sukai selain plot cerita dan tokoh karakter Maghali dan Kai adalah setting lokasi pada novel ini. Seolah memberitahukan lokasi-lokasi untuk aku kunjungi bila nanti ke Montreal. Aku yang tidak mengetahui tentang Montreal menjadi tahu, apa lagi baru tahu tentang adanya Underground City.

Kekurangan dalam novel ini hampir sama seperti novel-novel yang lain yang aku baca. Adanya kesalahan pengetikan dan kurangnya sepasi. Selain itu, aku masih penasaran dengan orang yang sudah membakar baju rancangan maghali sudah tertangkap atau belum ya.

Secara keseluruhan aku sangat suka sekali dengan novel karangan Mbak Arumi E. Tapi setelah membaca ternyata ada novel sebelum buku ini yang berjudul Love in Sydney. Karakter Maghali adalah perkembangan karakter dari novel Love in Sydney, tapi tenang saja novel ini enggak menyambung kok. Jadi bebas mau membaca Love in Montreal terlebih dahulu atau membaca Love in Sydney terlebih dahulu.


No comments:

Post a Comment

Follow Us @soratemplates