Wednesday, May 8, 2019

# Action # Drama

#103 Movie: The Girl In the Spider’s Web 'The Past Of The Lisbet Salander Family'

[Review] #100 Movie: The Girl In the Spider’s Web
Title: The Girl in the Spider’s Web
Genres: Action, Crime, Drama
Type: Movie
Language: English
Country: Canada, Germany, USA, Sweden, UK
Episode: 1
Age Group: D+
Rated: 5 of 5

Mungkin kalian pernah mendengar judul film The Girl with the Dragon Tattoo yang diperankan oleh Daniel Craig sebagai tokoh utamanya, menurutku film The Girl in the Spider’s Web adalah film lanjutan dari film sebelumnya. Di ambil dari sebuah novel karangan David Lagercrantz dengan judul yang sama dengan karakter di buat oleh Steig Larsson. Dari situ, film ini disutradarai dan naskah di tulis oleh Fede Alcarez.

Berawal mula dengan kedua saudara yang selalu bersama tapi karena ketidaksukaan terhadap sikap Ayahnya, salah satunya kabur dari genggaman Ayahnya sedangkan saudaranya memilih untuk tinggal bersama dengan Ayahnya.

Lisbet Salander (Claire Foy), seorang hacker yang selalu menolong seluruh wanita yang tertindas atau disakiti oleh para kaum pria yang tinggal di Stockholm, Sweden. Sampai suatu hari, Lisbet di hired oleh Frans Balder (Stephen Merchant) untuk mencuri sebuah program Firefall miliknya yang di ambil oleh NSA (National Security Agency).
Pengambilan program dari markas NSA menarik perhatian Edwin Needham (LaKeith Stanfield) karena program tersebut sangat berbahasa sekali. Edwin berhasil melacak keberadaan hacker langsung terbang ke Stockhlom. Tapi sesampainya dia di Swedia, Needham malah di cegat oleh Gabrielle Grane (Synnove Macody Lund), direktur Swedish Security Service (Sapo).

Ternyata program curiannya oleh Lisbet tidak sampai ke tangan Balder dan lebih buruknya lagi program itu telah di curi oleh kelompok bertopeng yang tidak dia tahu. Untuk mencari tahu siapa mereka, Lisbet meminta tolong Mikael Blomkvist (Sverrir Gudnason) yang merupakan seorang jurnalis sebuah majalah.

Mikael yang mencari tahu mendapatkan pencerahan setelah melihat lambang laba-laba di lengan foto pria yang di kirim oleh Lisbet. Berkat ucapan Vicky Krieps (Erika Berger), Mikael teringat dengan wajah Holtser di foto kiriman Lisbet dengan foto yang berada di majalah bahwa Holtser merupakan salah satu anggota Internasional Crime Syndicate yang pernah bekerja pada ayah Lisbet yaitu Alexander Zalachenko (Mikael Persbrandt).
[Resensi] The Girl In the Spider’s Web
Lisbet mengetahui bahwa hanya Balder saja yang mengetahui kata kunci untuk dapat masuk ke dalam program Farefall. Tapi salah satu anggota syndicate telah membunuh Balder dengan cara menjebak Lisbet sedangkan anak Balder yaitu August Balder (Christopher Convery) di culik. Karena hanya August yang tahu kata kuncinya, Lisbet berusaha untuk menyelamatkannya dan dia bertemu dengan saudara perempuannya, Camilla Salander, yang di anggapnya sudah meninggal.

Apa Lisbet dapat menolong August? Bagaimana reaksi Lisbet setelah bertemu dengan Camilla?

Film The Girl in the Spider’s Web tidak kalah serunya dengan film action seperti Skyfall, Mission: Impossible, Bourne Identity, Tomb Raider dan lainnya. Walaupun dari kebanyakan yang aku tahu film action selalu identik dengan tokoh pemainnya yang laki-laki kecuali film Tomb Raider. Dengannya adanya film ini dapat mengubah persepsi bahwa wanita itu tidak lemah atau mungkin tidak bisa berkelahi.
Moment pembukaan yang di awali dengan masa lalu Lisbet membuat sebuah misteri sendiri. Apalagi di tambah dengan visual grafik yang sangat bagus sekali. Grafik yang begitu rumit dan detail di tambah dengan melodi yang sangat pas menggambarkan visual grafik yang misterius.

Aku paling suka dengan adegan Needham sedang menggunakan senjata jarak jauh, dengan di bantu oleh teman yang sering membantu Lisbet. Hanya dengan menggunakan layar monitor dia dapat menetapkan target untuk menjadi sasaran tembakan Needham. Sudah seperti berada di dalam game PC atau Playstation.
Saat mendekati puncak konflik dalam cerita, aku tidak menyangka dalang di balik semuanya bukanlah dari saudara Lisbet, serasa tertipu sekali. Penulis naskah dan sutradara bisa membuat aku terkecoh, mereka mengemasnya sangat apik sekali. pemain Lisbet dan Camilla yang bagus sekali menambahkan nilai plus dariku. Walau aku pernah melihat Claire Froy bermain di film series berjudul The Crown, aktingnya tidak pernah diragukan sama sekali, sangat bagus.

Tapi sayang di sini Lisbet di ceritakan menjadi penyuka sesama jenis. Padahal aku lihat, Lisbet memiliki rasa peduli pada Mikael. Mungkin karena perlakuan Alexander terhadap Lisbet membuatnya tidak memiliki rasa terhadap kaum laki-laki.


No comments:

Post a Comment

Follow Us @soratemplates