Thursday, April 11, 2019

# Amore # Novel

#96 Novel Amore: For A Better Tomorrow By Rini Zabirudin

[Review/Resensi] #96 Novel Amore: For A Better Tomorrow By Rini Zabirudin
Judul: For a Better Tomorrow
Penulis: Rini Zabirudin
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2015
Jumlah Halaman: 256 hlm; 20 cm
Genres: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-03-1463-1
Rated: 4.5 of 5

Bima kabur dari Nusa Kambangan bertemu dengan Ellis yang tinggal sendiri di desa untuk menjadi seorang herbal. Ellis selalu menolong orang sakit di tempat tinggalnya tidak menaruh curiga pada Bima yang tergeletak di teras belakang rumahnya. Malah Ellis memberi Bima makan dan tempat naungan sementara.

Merasa kasihan terhadap Bima, Ellis memperkerjakan Bima di rumahnya. Bima melakukan pekerjaan layaknya pegawai, terkadang menemani Ellis masuk ke dalam hutan untuk mengumpulkan tanaman obat untuk para pasiennya. Bima juga mendapatkan pengetahuan tentang obat-obatan dari Ellis.

“Tanah Indonesia sangat subur. Apa pun yang kautanam akan tumbuh. Berbagai jenis tumbuhan bisa digunakan untuk obat. Negeri kita ini sangat kaya.”

Selama tinggal, Ellis tidak pernah memaksa Bima untuk bercerita tentang masa lalunya, bagaimana bisa sampai ke pekarangan belakang rumahnya. Sampai keluarga Ellis datang berkunjung ke rumah setiap akhir pekan. Mignon yang berusaha menginterogasi Bima membuat Ellis cemas terhadap Bima yang terlihat sungkan. Karena khawatir dengan Ellis, Mignon meminta Jo untuk mencari tahu tentang Bima.

Kedatangan Raphael yang mengetahui rahasia Bima memintanya untuk meninggalkan rumah Ellis secepatnya. Tapi Bima tidak bisa meninggalkan Ellis begitu saja seperti permintaan Raphael. Belum lagi orang-orang yang mengejar Bima untuk mendapatkan benda penting dari tangannya datang ke rumah Ellis. Saat itu, Bima menceritakan apa yang terjadi pada dirinya pada Ellis.

Rahasia apa yang di ketahui Raphael? Siapa Raphael? Bagaimana Ellis menyikapi kebenaran yang di ceritakan Bima?

Kasihan sekali hidupnya Bima yang di kejar-kejar sama orang satu instansi dengan dia, sampai harus kehilangan orang kesayangannya dan harus menjauh dari keluarganya. Tapi pertemuan Bima dan Ellis sudah seperti dewi penolong banget. Dengan karakter Ellis yang tidak menaruh curiga sama Bima, baik, memberi makan, memberi Bima untuk mandi, memberinya tempat istirahat, bahkan memperkerjakannya, dan Ellis tidak takut pada Bima yang datang melalui hutan. Kalau aku mah sudah menelepon polisi untuk jaga-jaga kalau dia bakal berbuat jahat.

“Harta yang paling berharga adalah keluarga. Karena di saat seluruh dunia meninggalkan kita maka hanya keluargalah satu-satunya yang akan tetap berada di sisi kita, melindungi dan tetap mencintai.”

Sayang cerita yang bagus tapi di titik klimaksnya terkesan biasa saja. Padahal sudah mengharapkan Bima sama Ellis bakalan kabur bersama dari pengejaran dan sedikit ada action. Dan aku menemukan kejanggalan di sini, saat Bima menceritakan letak benda yang diinginkan oleh orang pengejar pada Ellis tapi Ellis malah mengatakan tidak tahu tempatnya pada saat berbicara pada Magon dan Raphael.

Selain itu, jalan dari klimaks ke ending terasa cepat sekali. Cerita ini di ambil dari sudut pandang orang ke tiga. Menurutku cover novel ini juga terkesan biasa saja.

“Rasa takut adalah teman, Bima. Dia mengajarkan kita untuk selalu berjaga dan waspada. Tanpa rasa takut, manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Kita pasti sudah lama punah.”

Overall, novel ini menarik sekali untuk di baca. Ceritanya seperti cinta lokasi begitu, hidup bersama di sebuah desa sehingga timbullah benih-benih cinta di antara mereka. Cerita ini juga memiliki segi humor.


No comments:

Post a Comment

Follow Us @soratemplates