Wednesday, January 16, 2019

#39 Movie: The House With A Clock In Its Walls

January 16, 2019 0 Comments
[Resensi/Review] The House With A Clock In Its Walls
Judul: The House With A Clock In Its Walls
Genres: Comedy, Family, Fantasy
Type: Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: BO
Rated: 5 of 5

The House with a Clock in Its Walls, film tentang keluarga yang di adaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama dari pengarang John Bellairs. Film yang di distribusikan oleh Uneversal Pictures tidak membuatku kecewa sama sekali. Film ini di sutradarai oleh Eli Roth dapat membawaku menyerap bagaimana perasaan Lewis yang seorang yatim piatu harus berusaha melawan ketakutannya.

Lewis Barnavelt (Owen Vaccaro), seorang yatim piatu yang di asuh oleh pamannya yaitu Jonathan Barnavelt (Jack Black) di Michigan. Pertama datang di rumah paman Jonathan, rumahnya banyak sekali berbagai macam jam dan Lewis juga bertemu dengan temannya yang bernama Florence Zimmerman (Cate Blanchett). Selama tinggal bersama paman Jonathan, Lewis baru menyadari bahwa pamannya adalah seorang warlock (penyihir). Lalu Lewis meminta paman Jonathan mengajarinya.
Lewis friend


"I was being indomitable." - Lewis Barnavelt

Paman Jonathan memberikan buku-buku tentang magic yang harus di pelajari oleh Lewis. Sampai di mana Jonathan memberitahu Lewis untuk tidak membuka box yang berada di ruang perpustakaan.

Lewis yang pindah sekolah tidak memiliki banyak teman kecuali Tarby Corrigan (Sunny Suljic) tapi siapa sangka di saat Tarby terpilih menjadi ketua di sekolah, Tarby menjaga jarak. Lewis yang tidak mau kehilangan Tarby karena dia satu-satunya teman yang mau mengobrol dengannya sehingga Lewis akan menunjukkan sihir. Dengan buku necromancer dari dalam box yang di larang untuk di buka oleh pamannya tapi di buka oleh Tarby, Lewis tidak sengaja membangkitkan Isaac Izard (Kyle MacLachlan), sahabat paman Jonathan yang berubah menjadi jahat setelah pulang dari perang.


"So, I can give you the right books, teach you the right spells, but that last one percent, that’s up to you." - Jonathan Barnavelt

Jonathan yang merasa perubahan dari dalam rumah mendatangi pemakaman Isaac. Betapa kaget Jonathan melihat tubuh Isaac tidak ada di dalam makamnya. Dengan bantuan Florence, Jonathan memasang penangkal di depan rumahnya untuk tidak membiarkan Isaac masuk ke dalam rumah.
Hahahaha.... this movie so funny, Jonathan magic is uncontrolled. Banyak sekali adegan-adegan lucu yang membuatku tertawa. Seperti tanaman berbentuk singa do feaces random and Jonatan said “bad kitty”, dan masih banyak lagi. Tapi yang paling mengagumkan saat Jonathan memperlihatkan Lewis sihirnya di taman, di sana berbagai macam bintang, galaksi, dan planet berada di sekeliling taman. Aku suka Karakter Lewis yang penakut tapi berusaha untuk menjadi gigih karena pesan dari mendiang ibunya. Soalnya aku juga penakut dan mau memperbaiki kesalahannya.

Visual effects yang di suguhkan juga bagus benget. Aku suka saat Jonathan, Lewis, dan Florence berada di taman. Bintang-bintangnya sangat cantik.

Film ini aku recommended buat kalian tonton karena memang bagus banget. 

Review The House With A Clock In Its Walls


#38 Movie: Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald

January 16, 2019 0 Comments
Source: imdb.com
Judul: Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald
Genres: Adventure, Family, Fantasy
Type: Movie
Language: English & France
Country: USA & UK
Episode: 1
Age Group: BO-13
Rated: 5 of 5

Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald adalah film lanjutan dari film Fantastic Beasts and Where to Find Them yang keduanya di adaptasi dari novel karangan J.K. Rowling dengan judul yang sama. Film yang di distribusi dan di produksi oleh Warner Bros. Pictures tidak membuatku kecewa menontonnya. Kedua film ini juga menceritakan kejadian sebelum Albus Dumbledore menjadi head master di Hoghwarts di serial film Harry Potter.

“Regret is my constant companion.” – Albus Dumbledore

Bermula dari Newt Scamander (Eddie Redmayne) yang telah kembali ke London dan mengajukan permohonan pada Ministery of Magic untuk memulihkan haknya untuk bisa melakukan perjalanan keluar negeri. Dengan di temani kakaknya, Theseus Scamander (Callum Turner), mereka bertemu dengan pejabat Ministery of Magic. Tapi siapa sangka mereka akan memberikan haknya jika Newt bekerja di tempat kakaknya bekerja dan membantu untuk menemukan Credence Barebone (Ezra Miller) untuk di bunuh. Newt juga mendapatkan kabar bahwa Grindelwald (Jhonny Deep) kabur dari tahanannya pada saat akan di pindahkan ke London. 
Review Movie: Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald
Newt yang tidak menerima tawaran dari pejabat Ministery of Magic dan memilih kembali pulang ke rumah. Newt yang sedang merawat binatang-binatangnya tidak menyangka akan kedatangan tamu yaitu Queenie Goldstein (Alison Sudol) dan Jacob Kowalski (Dan Fogler). Quennie memberitahu Newt tentang pertungannya dengan Jacob, tapi Newt melihat jacob yang seperti orang mabuk menyadarkannya. Tapi setelah Jacob sadar yang di dapat malah pertunangannya tidak pernah ada.

Newt yang mengetahui Tina Goldenstein berada di paris dari Jacob karena Quennie menyusul unutuk bertemu dengan Tina, memilih ikut menyusul untuk bertemu dengan Tina. Selama di Paris, Newt dan Tina melihat sihir pemanggil dari Grindelwald yang ditujukan pada para pengikutnya. Newt yang ingin menemukan Credence atas permintaan Albus Dumbledore (Jude Law) mendatangi France Ministry of Magic untuk mengetahui siapa sebenarnya Credence.
Resensi Movie: Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald
Sampai di sana, Newt malah bertemu dengan Theseus dan Leta Lestrange (Zoe Kravitz), tunangan dari Theseus Scamander, tapi sayang pencarian Newt, Leta, dan Tina malah tidak mendapatkan box tapi mendapatkan sepucuk surat yang isinya titik lokasi dari box tersebut. Pergilah mereka ke sana, di sana terbongkarlah apa yang terjadi tapi sayang jati diri Credence tidak ada yang mengetahui.

“What i’m trying to say is, i want you to be happy, but don’t be happy that i’m happy, because i’m not happy.” – Newt Scamander

Aku selalu suka dengan karya-karya yang di keluarkan oleh J.K. Rowling. Dari buku trilogy Harry Potter sampai yang satu ini, ceritanya sangat mengagumkan, selalu ada pesan di dalam ceritanya. Masih sama seperti Harry Potter tentang keluarga, persahabatan, dan cinta. Di tambah aku fans berat sama Jhonny Deep, karakter yang selalu di perankan selalu aneh-aneh dan selalu jadi bagus.
Source: imdb.com
Aku tidak menyangka di akhir cerita di film ini ternyata Credence dan Albus Dumbledore memiliki suatu ikatan. Di sini juga ada Nagini, hewan pelihara Voldermort, kalau enggak salah yak. Tapi kasihan juga Credence mencari jati dirinya sampai desperate begitu, sampai harus jadi pengikut Grindelwald yang hanya memanfaatkan dia untuk kepentingannya sendiri.

Film ini aku recommended banget loh buat kalian tonton karena bagus banget.

Tuesday, January 15, 2019

#37 Novel: Jomblo Bermartabat By Cut Nursyidah Dewi

January 15, 2019 0 Comments
37 Review/Resensi Novel: Jomblo Bermartabat by Cut Nursyidah Dewi
Judul: Jomblo Bermartabat
Penulis: Cut Nursyidah Dewi
Penerbit: Bhuana Sastra
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2016
Jumlah Halaman: 189 hlm
Genres: Romance, Comedy
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-394-031-8
Rated: 5 of 5

Shafiya, biasa di panggil Fiya merupakan anak gadis satu-satunya yang belum menikah di keluarganya. Kakak perempuannya, Santi sudah menikah pada usia muda dan memiliki dua orang anak. Kedua orang tuanya dan Kak Santi mulai mempertanyakan kapan Fiya akan menikah. Karena bosan selalu menanyakan hal yang sama terus, Fiya tidak sengaja berucap agar mereka mencarikan jodoh untuknya.

Perjodohan pertama, Bapak memberitahu calon jodohnya yang bernama Hanif pada Fiya. Pada saat keponakan Bang Herman, suami Kak Santi, sedang berkunjung ke rumah Kak Santi melihat Fiya pada pandangan pertama dan terkejut bahwa Fiya akan di jodohkan pada rekan kerjanya di kedai Mie. Kak Santi meminta Ricki menjadi mak comblang bagi Fiya dan Hanif. Tapi sayang misi pertama yang di berikan Kak Santi pada Ricki gagal total, Hanif tidak mau di jodohkan oleh adik bos besar yaitu Fiya.

Fiya yang memiliki perasaan lain saat bersama Ricki selalu mengingatkan dirinya bahwa ponakan dan tante tidak mungkin bersama. Sampai suatu hari, Ricki harus pulang ke kampung halamannya, Fiya mengajak Ricki ke masjid kubah emas untuk salam perpisahan dan kenangan manis untuknya.

Perjodohan Fiya terus berlanjut, tapi sayang pria yang menjadi pasangan jodohnya selalu kandas di tengah jalan. Sampai Mamahnya memberitahu dia akan di jodohkan oleh pria yang berasal dari kampungnya, bernama Bang Adra, pria yang sangat di senangi oleh Bapak dan Mamahnya. Suatu ketika, Fiya memutuskan untuk pulang kampung untuk bertemu dengan Bang Adra. Ricki yang mengetahui Fiya sedang berada di kampung mulai mengunjunginya dan mengetahui Fiya sedang di jodohkan oleh Bang Adra.

“Kelamaan menjomblo bikin otak nggak waras.”

This story so funny, aku selalu tertawa melihat Fiya yang sangat pasrah dengan jodohnya, sampai keluarganya dengan semangat menjodohkan Fiya dengan pria yang tidak di kenal Fiya sama sekali. Sampai harus cemburu sama binatang yang sedang honeymoon di kamar mandi. Padahal kalau dia sabar menunggu pasti jodoh akan datang dengan sendirinya. But, i like his character. Dia selalu menjaga dirinya hanya untuk suaminya kelak.

Tapi, jodoh memang enggak kemana-mana.

Aku suka tekstur dari lembaran kertas yang di gunakannya, begitu soft, tidak seperti sampul novel yang biasa aku punya. Pada design huruf dan gambar menggunakan tulisan timbul. Pada bagian belakang sampul terdapat denah pernikahan... eh... bukan, malah denah jodohnya hahaha...😄

Gaya penulisan yang digunakan pengarang sangat mudah untuk dipahami, di sini pengarang menggunakan sudut orang pertama pada dua karakter, yaitu Fiya dan Ricki, tiap bab yang bercerita akan di berikan gambar laki-laki dan perempuan jadi enggak membuatku bingung ini tentang siapa. Tapi ini membuat aku menjadi tahu akhir dari jodoh Fiya siapa. Konfliknya juga ringan, siapa lagi kalau bukan pria-pria yang akan di jodohkan oleh Fiya.

Bagi jomblowati (Single), aku rekomendasi novel ini untuk di baca.


Monday, January 14, 2019

#36 Anime Movie: Haikara-san ga Tooru Movie 1: Benio, Hana no 17-sai

January 14, 2019 0 Comments
Review/Resensi Anime Movie
Judul: Haikara-san ga Tooru Movie 1: Benio, Hana no 17-sai
Alternative Title: Gekijouban Haikara-san ga Tooru Zenpen, Smart-san, Mademoiselle Anne, There Goes the Modern Girl, Here Comes Miss Modern, Here Comes a Dandy劇場版はいからさんが通る前編~紅緒、花の17歳~
Genres: Comedy, Historical, Romance, Shoujo
Type: Movie
Language: Japanese
Country: Japan
Adaption: Manga
Episode: 1
Age Group: BO-13
Rated: 5 of 5

Haikara-san ga Tooru Movie 1: Benio, Hana no 17-sai, di adaptasi dari sebuah manga dengan judul “Haikara-san ga Tooru” karangan Waki Yamato. Animasi ini di buat di studio Nippon Animation dengan di sutradara oleh Kazuhiro Furuhashi dan naskah yang di tulis oleh Kazuhiro Furunashi. Lagu pada animasi yang di arragement oleh Michiru Oshima membuat film animasi bertambah hidup.

Hanamura Benio (Saori Hayami), gadis tomboy modern yang di besarkan oleh seorang ayah tentara, Hanamura (Unshou Ishizuka). Benio yang di sekolahkan oleh ayahnya untuk belajar menjadi seorang istri yang baik, di sekolahnya hanya belajar tentang menyulam, menjahit, dan lain-lain. Benio yang tomboi sedari kecil sudah belajar kendo. Tetangganya, Fujieda Ranmaru (Yuki Kaji), sudah menyimpan rasa suka pada Benio sejak lama sampai pada suatu hari Benio yang akan di jodohkan oleh ayahnya mengajak kawin lari.
Image Review
Benio yang tidak mau di jodohkan oleh Ijuuin Shinobu (Mamoru Miyano) menerima ajakan kawin lari dari Ranmaru. Tapi sayangnya acara kabur Benio dan Ranmaru di temukan oleh Shinobu di kedai dalam keadaan Benio yang mabuk. Setelah itu, Benio pindah ke kediaman Ijuuin untuk belajar bagaimana menantu di keluarga Ijuuin. Dengan sifat Benio yang tomboy membawa perubahan di keluarga Ijuuin terutama kepala keluarga Ijuuin yaitu kakek Shinobu.

Selama Benio tinggal satu rumah dengan Shinobu, dia mengetahui Shinobu mendapatkan surat dari seorang geisha yang bernama Kichiji (Shizuka Itou) sampai Benio melihat sendiri Shinobu keluar dari tempat geisha bersama Kichiji. Benio menganggap bahwa Shinobu mencintai Kichiji memilih meninggalkan kediaman Ijuuin dan mencari tahu hubungan antara Shinobu dan Kichiji.
like father like daughter, they stubborn
Shinobu harus pindah ke Kyushu atas perintah komandan tentara membuat Benio harus berjauhan dengan Shinobu, padahal Benio sudah menyimpan rasa pada Shinobu setelah mengetahui hubungan antara Kichiji dan Shinobu. Selama berpisah, Benio mendapatkan kabar dari surat kabar bahwa Shinobu di kirim untuk perang di Siberia.

Benio masih menunggu dengan setia kepulangan Shinobu di kediaman Ijuuin, sampai suatu hari kabar buruk mendatangi kediaman ijuuin bahwa Shinobu telah meninggal dalam perang. Pada hari pemakaman, Benio yang di haruskan memakai pakaian berkabung memilih pakaian pemberian ayahnya yang berwarna putih karena Benio tidak percaya bahwa Shinobu telah meninggal dan memilih untuk menjaga keluarga Ijuuin daripada pulang ke rumahnya.
Shinobu tell Benio, he have feeling to her
Untuk mendapatkan pemasukan untuk membayar pelayan di kediaman Ijuuin, Benio berusaha mencari pekerjaan yang ternyata tidak mudah baginya. Tapi berkat rekomendasi dari Kichiji, Benio mendapatkan pekerjaan sebagai jurnalis yang di kepalai oleh Aoe Tousei (Takahiro Sakurai) yang memiliki alergi pada wanita.

Akkhh... Finaly i watch this anime 😍 Aku sudah menunggu film animasi ini keluar. Aku ketawa melulu menonton film ini tapi yang paling parah saat dia berantem sama bapaknya, watak keras kepalanya mirip “like father like daughter”. Aku suka dengan sifat Benio yang berbicara apa adanya dan setia kawan, Benio yang tahu perasaan Tamaki pada Shinobu malah berusaha membatalkan pertunangan dirinya dengan Shinobu supaya Tamaki bisa bersama dengan Shinobu.
[Review]
Sayangnya, setelah film ini berakhir masih menjadi tanda tanya besar dan itu membuatku penasaran karena aku melihat Shinobu masih hidup dan bersama dengan wanita lain, akkhh... siapa? Setelah aku mencari informasi ternyata ada kelanjutan dari film ini dan entah kapan keluar tayangnya. Tidak sabar menunggunya.

Menurutku gambar yang di tampilkan masih terbilang biasa tapi pada saat close up di wajah jadi terlihat sangat bagus, kalau pada jarak jauh wajah karakter bisa di bilang biasa. Setting tempat yang di ambil di Tokyo pada era Taishou (1912-1926) di mana masih terlihat asri dan belum adanya bangunan bertingkat.

Animasi ini recommended loh buat kalian tonton di hari libur atau masuk ke dalam list tontonan film selanjutnya.
[Resensi]
Soundtrack:
Ending: Yume no Hate made (夢の果てまで) by Saori Hayami


Friday, January 11, 2019

#34 TV Series: A Discovery of Witches

January 11, 2019 2 Comments
Review/Resensi
Judul: A Discovery of Witches
Genres: Drama, Fantasy, Romance
Adaption: Novel
Type: TV Series
Language: English
Country: UK
Episode: 8
Age Group: D (21+)
Rated: 5 of 5

The Discovery of Witches di adaptasi dari sebuah novel dengan judul buku yang sama dari penulis Deborah Harkness. Jika kalian ingat film Twillight Night, Legacies, The Vampir diaries, dan The Originals. Film ini menceritakan tentang Vampire, penyihir, dan Iblis.

Diana Bishop (Teresa Palmer) adalah anak semata wayang dari pasangan Rebecca Bishop dan Stephen Proctor, seorang sejarawan dan seorang yang tidak mau mengakui sebagai penyihir karena masa lalunya, Diana mendapatkan undangan untuk mempresentasikan penelitiannya tentang alchemy di Universitas Oxford’s. Sebagai peneliti alchemy, Diana melakukan penelitian tentang sejarah Elias Ashmole’s di Inggris.
image Matthew and mother
Saat Diana meminta buku Ashmole 782 di perpustakaan, dia mendapatkan kejanggalan pada buku tersebut, pada permukaan buku yang terlihat berdebu dan terdapat bekas sobekan pada halaman pertama. Saat akan melihat lebih jauh pada buku Ashmole 782, tangan Diana yang diletakkan di permukaan buku merasakan telah menyerap sesuatu dari dalam buku sehingga Diana mengembalikan buku ke meja peminjaman. Diana yang meninggalkan gedung perpustakaan tidak sengaja menabrak seseorang yang ternyata adalah ayahnya yang sudah lama meninggal.


Matthew Clairmont (Matthew Goode), seorang vampire, profesor dan peneliti gen, merasakan bahwa buku yang di carinya keluar dari persembunyiannya di perpustakaan. Matthew mendatangi perpustakaan dan melihat Diana keluar dari sana dengan tergesa-gesa. Semenjak itu Matthew mencoba mendekati Diana untuk memintanya menarik keluar buku Ashmole 782.
Review TV Series
Diana bertemu dengan teman mendiang ibunya, Peter Knox (Owen Teale). Diana tidak menyukai ide dari Peter yang akan memusnahkan semua vampire di dunia. Hal itu membuat Diana membangunkan kekuatannya yang tertidur, pada saat Peter meminta Diana menarik keluar buku Ashmole 782. Sejak itu, Diana lari dari Peter bersama dengan Matthew.

Peter yang tidak mau menyerah sampai Diana dan buku Ashmole 782 berada di tangannya. Diana dan Matthew melakukan pelarian ke Paris tempat lahir Matthew dan tempat tinggal ibunya, Ysabeau de Clermont (Lindsay Ducan), sampai terakhir mereka lari ke rumah Bibi Diana atau Adik perempuan Ibunya, Sarah Bishop (Alex Kingston), untuk belajar mengontrol kekuatan sihirnya yang sudah terlepas.
34 Resensi TV Series: A Discovery of Witches
I love this story about love between vampire and witches. Biasanya pasti akan ada pertentangan-pertentangan di dalam hubungan antara dua kubu itu, entah dari pihak vampire yang melarang atau dari pihak penyihirnya. Tapi kalau sudah namanya Cinta perbedaan makhluk tidak di pandang lagi. 
Image Diana Aunty House
Tempat pengambilan shots juga klasik zaman dahulu tidak ada gedung pencakar langit. Sudah tidak sabar menunggu season 2 keluar tayang. Bocorannya adalah Diana dan Matthew melakukan penjelajah waktu.


#33 Novel: The Heir by Kiera Cass

January 11, 2019 0 Comments
Image Resensi/Review The Heir by Kiera Cass
Judul: The Heir (Trilogy The Selection #4)
Penulis: Kiera Cass
Penerjemah: Nina Setyowati
Penerbit: Bentang Belia
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2018
Jumlah Halaman: 366 hlm; 20,8 cm
Genres: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-430-270-2
Rated: 4 of 5

‘#1 Penulis Best Seller Versi The New York Times’

Eadlyn Schreave, anak perempuan dari pernikahan Raja Maxon Schreave dan America Singer kandidat terpilih dari The Selection yang di laksanakan oleh kerajaan Illea. Eadlyn memiliki kembaran yang bernama Ahren Schreave, karena Eadlyn yang lahir terlebih dahulu maka calon penerus akan di teruskan padanya.

Setelah Maxon dan America menjadi Raja dan Ratu kerajaan Illea, perubahan pada sistem kasta mulai di hapus secara perlahan-lahan. Awal perubahan di sambut gembira oleh rakyat Illea tapi entah kenapa semakin ke depan rakyat Illea mulai tidak menyukainya dan pemberontakan yang dari dulunya bisa di redam mulai bermunculan kembali. Maxon yang sebagai Raja mulai kebingungan dengan apa yang terjadi di kerajaannya.

Sehingga Maxon dan America meminta Eadlyn selaku calon ratu kerajaan Illea untuk mengadakan The Selection kembali untuk mengalihkan perhatian rakyat sampai Maxon menemukan solusi. Eadlyn tidak terima dengan permintaan kedua orang tuanya karena dia bertekad untuk tidak menikah. Eadlyn memang dekat dengan Ahren bercerita tentang permintaan kedua orang tuanya tentang The Selection. Ahren yang tahu bahwa saudara kembarnya keras kepala memberikan saran untuk bernegosiasi pada Maxon untuk pria pilihannya di The Selection.

Bermodalkan saran dari Ahren, Eadlyn mendatangi Maxon untuk memberitahu akan melakukan The Selection dengan syarat tertentu. Maxon yang menginginkan anak perempuannya dapat menikah menerima syarat yang di ajukan oleh Edlyn. Sejak itu, The Selection resmi di buka. 35 pemuda pilihan akan tinggal di dalam istana, bertemu dengan Eadlyn maupun anggota keluarga kerajaan dan melakukan kegiatan yang sudah di siapkan.

“Aku adalah Eadlyn Schreave, dan nggak ada seorang pun di dunia ini yang sekuat aku.”

Novel The Heir merupakan buku keempat kelanjutan dari trilogy The Selection. Perbedaannya hanya pada novel The Selection pertama sampai ketiga menceritakan tentang Maxon dan America yang sedang menjalankan The Selection. Kali ini menceritakan anak perempuannya Eadlyn yang akan menjalankan The Selection.

Setelah aku baca berlembar-lebar halaman, ternyata Eadlyn memiliki sifat egois dan menginginkan rencana yang dibuat berjalan dengan lancar seperti dia membuat acara keliling kota bersama 35 pemuda The Selection, awalnya berjalan lancar tapi setelah di tengah jalan dia di lempar sayur dan buah-buahan oleh rakyat Illea. Kasihan sih tapi mau bagaimana lagi, Eadlyn enggak pernah bersinggungan dengan rakyatnya. Tapi aku kasihan juga sama Eadlyn selama The Selection, beberapa pemuda yang akan kencan dengannya melakukan pelecehan ataupun berantem untuk memperebutkan dirinya.

Alur cerita kali ini menurutku kurang begitu berkesan malah aku membacanya hampir bosan. Tidak seperti novel trilogy sebelumnya yang membuatku semakin penasaran untuk terus membaca sampai selesai. Untuk penerjemahannya juga masih sama seperti sebelumnya masih ada penggunaan kata yang kurang tepat.


Follow Us @soratemplates