Tuesday, February 26, 2019

#66 Novel: Red Queen (Series #1) By Victoria Aveyard

February 26, 2019 0 Comments
Review/Resensi Red Queen (Series #1)
Judul: Red Queen (Red Queen #1)
Penulis: Victoria Aveyard
Penerjemah: Shinta Dewi
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2015
Jumlah Halaman: 525 hlm
Genres: Young Adult Fantasy
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-385-062-4
Rated: 5 of 5

The Kingdom of Norta memiliki dua kaum yaitu Kaum Perak yang memiliki kekuatan supernaturaldan Kaum Merah yang tidak memiliki kekuatan supernatural. Mare Barrow, seorang gadis merah harus bertahan hidup sebagai pencuri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ayahnya yang pulang dari perang dalam kondisi tidak sehat, sedangkan semua kakak laki-lakinya di bawa pergi untuk ikut berperang di garis depan antara The Northern Kingdom the Lakelands dan the Kingdom of Norta.

Mare mendapatkan kabar dari Kilorn bahwa atasan tempat dia bekerja telah meninggal dan akan membawanya pergi untuk ikut dalam peperangan yang masih berlangsung. Mare yang tidak mau Kilorn ikut berperang, pergi menemui Will dan meminta bantuan untuk melarikan mereka berdua. Awlnya Will tidak mau membantu Mare karena penuh dengan risiko untuk membawa kabur Kaum Merah menghindar dari penjaringan yang dilakukan Kaum Perak.

Dengan bujukan Mare, Will memperkenalkan Mare dengan Farley yang akan membantu mereka dengan bayaran yang sangat tinggi. Dengan putus asa, Mare memberitahu kondisi Kilorn pada Gisa.

“Dan semua orang pun tahu bahwa akulah yang selalu iri, Gisa. Aku tak bisa melakukan apa pun selain mencopet dari orang-orang yang sebetulnya bisa melakukan sesuatu.”

Gisa yang akan pergi bekerja di pasar Kaum Perak membawa serta Mare ke sana. Mare yang ingin mencuri dari Kaum Perak malah tidak jadi setelah mendengar berita yang disiarkan di sana bahwa ada serangan teroris di Ibu Kota yang dilakukan oleh beberapa Kaum Merah. Untuk keselamatannya, Mare yang berada di pusat pasar langsung pergi untuk menjemput Gisa di tempat kerjanya untuk lari keluar dari keributan yang di lakukan Kaum Perak terhadap Kaum Merah.

Rasa bersalah Mare terhadap Gisa dan putus asa untuk mengumpulkan uang untuk kabur bersama Kilorn membawanya pergi jauh. Di sebuah pub, Mare melakukan aksi pencurian malah bertemu dengan Cal dan memberikan uang yang dibutuhkan oleh Mare.

Kedatangan pekerja Merah yang bekerja di istana, memberikan Mare sebuah pekerjaan di sana. Mare yang berpakaian pelayan akan melayani Kaum Perak yang sedang mengadakan pemilihan kandidat calon Ratu bagi Putra Mahkota Kerajaan. Dari berbagai klan Kaum Perak menunjukkan kebolehannya di depan seluruh anggota keluarga kerajaan.

Mare yang sedang melayani seorang Kaum Perak tidak sengaja kandidat calon ratu mengenai tribun tempatnya. Mare yang jatuh ke bawah arena mulai ketakutan dan terdesak. Evangeline saat itu ingin sekali melukai Mare, malah mendapatkan tangkisan dari kekuatan dari dalam diri Mare.

Apa yang akan terjadi dengan Mare? Siapa yang memberi Mare pekerjaan di istana?

“Aku sudah pergi hingga sejauh ini dan tiba-tiba aku terhempas kembali ke arena. Menyaksikan Kaum Perak memamerkan segalanya yang tak akan pernah kami miliki.”

Aku sebal sekali dengan Raja Tiberias terlalu sombong dan menganggap dirinya dan Kaum Perak sebagai dewa dan mengharuskan mereka dilayani oleh kalangan Kaum Merah yang tidak memiliki kekuatan sama sekali. Padahal mereka bisa menggunakan kekuatannya untuk menang dari peperangan daripada harus menjatuhkan korban lebih banyak dari Kaum Merah. Benar apa yang dikatakan Mare jangan salahkan Kaum Merah dari kesombongan-kesombongan yang dipamerkan Kaum Perak dan memandang rendah orang-orang yang lemah.

Awalnya aku sangat mengharapkan Mare dan Marven akan menjadi sepasang kekasih, karena mereka saling support dan melindungi. Tapi di akhir cerita ini membuatku sangat kecewa. Walaupun di pertengahan cerita perasaan Mare sudah jatuh ke kakak laki-laki Maven.

“Kebenaran tidak penting. Yang penting hanyalah apa yang diyakini orang-orang. Mereka akan memercayai adegan kecil-kecilan ini, sandiwara indah dengan para aktor dan kebohongan. Dan tidak ada satu pasukan atau satu negara pun yang akan tunduk pada seorang pria yang telah membunuh ayahnya demi merebut takhta.”

Membaca novel ini dari awal sampai akhir dibuat semakin seru penuh ketegangan. Mare yang harus menyembunyikan kekuatannya dan merahasiakannya tentang kerja samanya dengan Farley. Sampai rasa marah, sedih, dan kecewa yang dijelaskan Mare melalui tindakan dan kata-kata. Membuatku terbawa ingin ikut mencabik-cabik para tokoh yang berada di dalam buku.

Dengar-dengar novel ini akan di jadikan film oleh Univesal Pictures. Semakin penasaran akan seperti apa jadinya film ini. So excited!

Kalian tidak bakal menyesal membaca novel Red Queen, ini sangat aku recommended banget untuk kalian baca atau kalian masukkan ke dalam list buku bacaan selanjutnya.


Monday, February 25, 2019

#65 Anime Movie: Mirai no Mirai "The Bond In The Family"

February 25, 2019 0 Comments
Review/Resensi Mirai no Mirai
Judul: Mirai No Mirai
Alternative Title: Mirai, Mirai of the Future, 未来のミライ
Genres: Fantasy, Drama, Adventure
Type: Movie
Language: Japanese
Country: Japan
Episode: 1
Age Group: SU
Rated: 5 of 5

Keluarga Oota akan memiliki seorang bayi perempuan yang sebelumnya telah lahir bayi laki-laki dan tumbuh menjadi anak-anak yang bernama Ken Oota (Moka Kamishiraishi). Ken yang sedang menunggu Ayah (Gen Hoshino) dan Ibu (Aso Kumiko) pulang dari rumah sakit. Dengan ditemani oleh sang nenek (Yoshiko Miyazaki) di rumah.

Kedatangan seorang bayi perempuan ke rumah membuat Ken merasa terasingkan dan kasih sayang yang seharusnya melimpah kepada dirinya mulai beralih kepada adiknya yang bernama Mirai Oota (Haru Kuroki). Oleh karena itu, Ken menjadi tidak menyukai kehadiran Mirai di rumah.
Pada saat Ken kesal terhadap Ayah dan Ibunya, Ken selalu berlari ke halaman tengah yang berisikan sebuah pohon. Dari sana lah, Ken bertemu dengan Yuuko (Mitsuo Yoshihara) yang dikenalnya seorang anjing peliharaannya dalam wujud manusia. Yuuko menceritakan kesedihannya sama seperti Ken yang kurang perhatian dari Ayah dan Ibunya sebelum Ken datang hadir.

Makin hari, setiap Ken kesal, pohon yang berada di halaman tengah selalu membawanya pergi menemui orang-orang dari masa depan maupun dari masa lalu dari anggota keluarga Oota. Seperti Ken bertemu dengan kakek buyutnya yang sedang membuat sepeda motor dan mengajarkan Ken untuk tidak takut mengendarai dan selalu melihat kedepan. Sampai dia bertemu dengan seorang pemuda yang sedang ngedumel sendiri si sebuah stasiun, pemuda itu sudah melarangnya naik ke dalam kereta tapi selalu di bantah oleh Ken dan membuatnya tersesat di dunia yang tidak dikenal Ken sama sekali.
Ya... begitulah anak kecil, masih haus akan perhatian orang tua. Hahahaha.... paling lucu saat adegan Future Mirai, Yukko, dan Ken bekerja sama membereskan patung figure dari atas lemari dan mengambil kipas kecil yang menempel di celana Ayah, sambil mengendap-endap bersembunyi dari penglihatan Ayahnya, wajah mereka lucu sekali.

Film ini mengingatkan aku tentang family tree yang tidak boleh di lupakan sama sekali, karena bisa saja tingkah semasa kecil didapatkan dari Ayah dan Ibu yang masih kecil dulu. Seperti Ken yang suka sekali memberantak seisi rumah dan ternyata Ibunya juga seperti itu dulu sampai dimarahi. Yang paling enggak menyangka Ken diperlihatkan dirinya di masa depan seperti apa jika dia masih seperti itu terhadap adiknya.

Mirai no Mirai yang di sutradarai dan naskah cerita di tulis oleh Mamoru Hosoda. Dapat memberikan pelajaran untukku tentang Family Tree dan kebencian yang berdampak buruk di masa depan. Gambar yang diproduksi di Studio Chizu ini walaupun terlihat biasa saja tapi dengan lagu dan cerita yang bagus menjadikan lebih sempurna. Aku jadi teringat dengan film-film yang dibuat oleh Hayao Miyazaki dan Studio Ghibli, gambarnya yang sederhana tapi di dalam cerita selalu ada makna untuk di sampaikan.

Animasi ini recommended banget dari aku untuk kalian tonton bersama keluarga.

Soundtrack:
Opening: Mirai no Theme (ミライのテーマ) by Tatsurou Yamashita
Ending: Uta no Kisha (うたのきしゃ) by Tatsurou Yamashita


Thursday, February 21, 2019

#64 Novel Fiction: Beside You By Ulianne

February 21, 2019 0 Comments
Resensi/Review
Judul: Beside You
Penulis: Ulianne
Penerbit: PT Grasindo
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2017
Jumlah Halaman: 196 hlm
Gender: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-375-960-6
Rated: 2.5 of 5

Riri dan Rere merupakan anak kembar yang di besarkan oleh ayah yang single parent. Rere yang bekerja di butik menarik perhatian mendiang Mamah Erick dan menginginkan Erick untuk menikah dengan Rere. Sayangnya permintaan itu tidak dapat dipenuhi oleh ayah si kembar karena Rere sedang hamil dari pacarnya.

Pernikahan yang sebentar lagi akan terlaksanakan membuat ayah si kembar mengambil keputusan untuk menukar yang akan menjadi calon istri Erick, yaitu Riri. Perdebatan antara Erick dan ayah membuat Riri yang sebagai pengganti tidak berani membuka suaranya dan menerima semua keputusan dari ayah.

Setelah menikah, Riri mendapatkan kejutan dari seorang anak kecil yang datang ke rumah mereka bahwa anak tersebut adalah anak Erick. Riri yang tidak harus marah, kecewa, dan sedih teringat bahwa pernikahan mereka hanya di atas kertas, tidak adanya cinta di dalamnya. Riri yang meminta penjelasan dari Erick malah mendapatkan ucapan dingin.

“Tenang saja, Ri, yakinlah bahwa semuanya akan baik-baik saja!”

Dengan perasaan campur aduk, Riri juga harus menimbangkan permintaan Erick untuk merawat anaknya yang bernama Andre. Tidak hanya kedatangan Andre ke rumah, Riri juga mendapatkan bahwa teman Erick yang bernama Arleta meminta dirinya untuk berpisah dari Erick.

Riri sekali lagi menanyakan masa lalu Erick yang membuatnya gundah gulana tapi Erick masih tidak mau menceritakan masa lalunya pada Riri. Sehingga Riri berpikir untuk mencari tahunya sendiri melalui Arleta. Pertemuannya dengan Arleta malah menjadi pukulan telak baginya, dari permintaan mendiang ibu Andre, Sarah, meminta Erick untuk menikahi Arleta, dari Arleta yang mencintai Erick dan memintanya untuk berpisah dari Erick.

“Tunggu aku, sayang. Jangan tinggalin aku. Aku butuh kamu, begitu juga anak kita.”

Aku hanya bisa memberikan satu kata ‘Kecewa’ sama cerita novel Beside You, malah aku lebih suka novel I’m Not Cinderella. Entah mungkin novel Beside You merupakan karya pertama atau bagaimana.

Kekurangan-kekurangan pada novel ini sangat banyak. Dari sudut pandang yang terlalu banyak di gunakan, membuatku bingung untuk mencerna walaupun di bab untuk di ceritakan akan ada informasi pemberitahuan sudut pandangnya. Di tambah lagi dengan alur maju mundurnya juga membuatku bingung, terkadang aku mendapatkan pengulangan cerita dari sudut pandang berbeda padahal di sudut satunya si tokoh sudah memberitahu apa yang terjadi.

Padahal di awal bab pertama dan bab selanjutnya sudah bagus tapi di tengah-tengah terjadilah kebingungan masal. Tidak hanya itu saja, di cerita ini juga terlalu banyak hole yang menjadi banyak pertanyaan sehingga pada klimaks terasa datar sekali.


Wednesday, February 20, 2019

#63 Movie Hallmark Channel: Winter Castle

February 20, 2019 0 Comments
Resensi/Review
Judul: Winter Castle
Genres: Romance
Type: Movie
Language: English
Country: USA & Canada
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 4.5 of 5

Jenny (Emilie Ullerup) yang seorang editor harus menjadi Groom Maid untuk adiknya, Meg (Melanie Mullen), yang akan menikah dengan Tony (Jon McLaren) di Ice Hotel. Meg memberitahu Jenny tentang Best Man Tony yang seorang duda beranak satu bernama Craig (Kevin McGarry). Jenny yang senang akan pernikahan Meg dan menganggap tentang pria yang akan menjadi Best Man Tony sebagai angin lalu.

Jenny yang sedang bermain perosotan di dalam hotel yang terbuat dari bongkahan es bertemu dengan Craig dan anak perempuannya bernama Sara (Habree Larratt). Sampai kedatangan Lana (Meghan Heffern) mengejutkan Jenny bahwa Craig bukan lagi seorang single daddy. Jenny memberitahu Meg dan Tony tentang Lana yang sedang berdekatan dengan Craig.
Sepanjang waktu menginap di tempat yang sama membuat Jenny semakin dekat dengan Sara dan Craig. terkadang Jenny menceritakan sebuah dongeng pada Sara karena Ayahnya selalu tertidur sebelum menyelesaikan ceritanya. Sedangkan Lana, semakin gencar mendakati Sara dan Craig. Pada saat seluruh keluarga sedang berkumpul di api unggun, mereka melihat bintang jatuh dan membuat sebuah permohonan.

Tony dan Meg yang merasa bersalah membuat rencana untuk mencari tahu kedekatan Lana dan Craig. Jenny yang mengharapkan ceritanya dapat di publish menjadi kenyataan setelah rekan kerjanya memberitahunya bahwa bosnya menyukai cerita yang dia buat dan meminta kelanjutan dari ceritanya.

Kedekatan seperti apa di antara Lana dan Craig? Bagaimana hubungan Jenny dan Craig?
Winter Castle, di sutradarai oleh Marita Grabiak dan penulis naskah di tulis oleh Barbara Kymlicka. Menceritakan tentang kisah seorang wanita yang memiliki mimpi dan kisah cinta segitiga. Cerita yang di suguhkan sangat menarik tapi sangat disayangkan konflik yang diberikan terkesan biasa saja.

Baru kali ini aku melihat pernikahan di suasana Winter Season yang dimana-mana dikelilingi oleh es, enggak ke bayang dinginnya seperti apa. Pertama kali lihat Ice Hotel adalah itu es enggak meleleh ya ada perapian dan lampu menyala di sana. Setelah aku mencari informasi ternyata mereka mengambil keseluruhan gambar di Hotel de Glace di Canada. Itu semakin membuat terkesima dengan adanya hotel yang real. Jadi pingin coba menginap di sana.

Aku suka karakter Jenny, seorang kakak perempuan yang menyayangi adik perempuannya dan memiliki mimpi. Jenny yang perhatian terhadap Lana walaupun dia tahu tentang kedekatannya dengan Craig dan Sara. Begitu juga Craig “the perfect single daddy” tapi hanya satu kekurangannya dia kurang tegas pada perasaannya sendiri.


#62 Movie: Mortal Engines "The Moving Cities"

February 20, 2019 0 Comments
Review/Resensi
Judul: Mortal Engines
Genres: Adventures, Fantasy, Action
Type: Movie
Language: English
Country: USA, New Zealand
Episode: 1
Age Group: BO-13
Rated: 5 of 5

Mortal Engine di adaptasi dari sebuah novel dengan judul sama dari pengarang Philip Reeve. Film ini di sutradarai oleh Chistian Rivers telah membawaku masuk ke dunia yang keseluruhan kota yang bergerak di atas tanah maupun di udara, benda-benda kuno yang sudah tidak ada menjadi barang yang sangat langka. Film ini di distribusi dan di produksi oleh Universal Pictures.

Untuk menuntut balas dendam atas kematian ibunya, Pandora Shaw (Caren Pistorius), Hester Shaw (Hera Hilmar) mengejar Thaddeus Valentine (Hugo Weaving) di Kota London, kota berjalan. Kesempatan itu sudah di depan mata, saat London mengambil alih kota-kota berjalan yang kecil untuk dijadikan bahan bakar. Tapi sayang, Luka yang di akibatkan Hester pada tubuh Valentine tidak terlalu fatal, apalagi dia ketahuan oleh seorang pemuda kota yang bernama Tom Natsworthy (Robert Sheehan).
Setelah kejadian Tom yang dijatuhkan oleh Valentine dari Kota London. Hester dan Tom pergi bersama-sama untuk mengejar Kota London. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan kota yang sedang mengincar manusia di daratan untuk diperjual belikan. Hester dengan gerakan lincah dapat menghindar dari serangan tembakan tapi berbeda dengan Tom yang sorang pemuda kota yang tidak terbiasa membuat Hester selalu menolongnya dan mendapatkan luka.

“I was eight years old when my mother died. She loved traveling the world and digging up the past. He used to visit all the time, and one day everything changed. She’d found something, something he wanted.” – Hester Shaw

Hester dan Tom yang mendapatkan pertolongan, tidak menyangka bahwa yang menolongnya akan menjualnya sebagai budak. Selama perjalanan menuju Scuttlebug, Hester menceritakan kematian ibunya pada Tom yang telah dibunuh oleh Valentine. Setelah sampainya di Scuttlebug, Hester yang akan dijual malah ditolong oleh Anna Fang (Jihae).
Anna membawa Hester dan Tom bertemu dengan Anti-Traction League. Anna meminta Hester untuk mengingat kembali apa yang terjadi dan apa yang diambil Valentine dari Pandora. Dengan sedikit pertikaian di dalam pembicaraan mereka, Tom yang sedikit tahu tentang teknologi zaman dahulu membantu Hester untuk mengingat kembali dengan menunjukkan sebuah simbol pada Hester. Saat akan sedang menyiapkan strategi untuk menghentikan Valentine, sebuah cybrog, Shrike (Stephen Lang), yang telah menolong Hester menyusulnya untuk membunuhnya karena sudah melanggar janji yang telah mereka buat.

“Sixty minutes is all it took to bring humanity to the very brink of extinction. Minkind mobilized, a new age arose. The Age of the Great Predator Cities. Suvival of the Fastest.” – Chudleigh Pomeroy

Mortal Engines adalah salah satu film yang di produksi oleh Universal Pictures. Film yang tidak pernah membuat aku menonton selalu amazing dengan film-film keluaran mereka. Salah satunya film ini, hampir keseluruhan visual effect yang digunakan begitu menakjubkan. Di tambah, tim visual effect yang pernah membuat film Lord of the Rings and Hobbit Series menambah rasa penasaranku untuk menonton film Mortal Engines.
Pemandangan kota di langit dan beberapa kota berjalan sangat berkesan banget buatku. Dengan cerita tentang revangedan sedikit romance antara Hester dan Tom menambah nilai plus dariku, tapi masih ada sedikit teka-teki tentang ayah kandung Hester. Aku menebaknya ayah kandung Hester adalah Valentine yang telah membunuh ibunya.

Film ini aku recommended buat kalian tonton karena memang bagus banget. Kalian tidak akan menyesal setelah menonton film ini.


Tuesday, February 19, 2019

#61 Novel: Our Married By Orina Fazrina

February 19, 2019 0 Comments
Resensi/Review
Judul: Our Married
Penulis: Orina Fazrina
Penerbit: PT Grasindo
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2014
Jumlah Halaman: 296 hlm
Gender: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-25-1517-3
Rated: 4.5 of 5

Akhirnya Hye Mi melakukan debutnya sebagai artis di depan mata setelah menjadi seorang trainer selama beberapa tahun untuk mengembangkan keahliannya. Dia merasa bingung kenapa dirinya harus melakukan debutnya di acara reality show yang bernama Our Married bukan seperti artis-artis lain yang melakukan debutnya di atas panggung.

Hye Mi bersama dengan manajernya datang untuk syuting pertama di toko musik untuk bertemu dengan suami virtualnya di sana. Pertama kali bertemu dengan PD Go Min Ji, dia berharap sekali yang akan menjadi suami virtualnya adalah orang yang selama ini dia taksir selama ini.

“Seharusnya mereka tahu, kau bukan apa-apa buatku. Kau hanya seorang yang tanpa kutahu harus kuterima sebagai pasanganku.” – Hye Mi

Tapi yang dia temui di toko musik yang akan menjadi suami virtualnya bukan pria yang dia taksir malah pria yang sangat dia benci dan baru melakukan skandal beberapa hari yang lalu yaitu Jong Suk, anggota boyband BIoA. Hye Mi menyadari debutnya untuk menutupi skandal yang di lakukan antara Jong Suk dan Shin Ae, anggota girlband SunShine, merasa marah dan kecewa kepada Pak Tua yang telah memanfaatkan debutnya.

Selama syuting Our Married, Jong Suk bersikap baik pada Hye Mi untuk membalas kebaikannya telah membantunya mengalihkan skandal yang dia lakukan, tapi Hye Mi dari awal tidak menyukai pada Jong Suk bersikap ketus dan dingin pada Jong Suk.

“Aku memang banyak kekurangan. Aku melakukan banyak kesalahan dan sudah membuatmu kesusahan. Tapi... aku berjanji akan melindungimu sekuat tenagaku.” – Jung Suk

Para fans Jong Suk yang tidak suka kedekatan Jong Suk dan Hye Mi di acara realty show Our Married mulai melimpahkan kemarahan dan kekesalan pada Hye Mi untuk tidak mengambil Jong Suk dari para fans Jong Suk. Jong Suk yang sudah merasa bersalah semakin bersalah pada Hye Mi karena ulah penggemarnya. Semenjak itu, Jong Suk berusaha untuk melindungi Hye Mi dari penggemarnya yang berulah.

Apa skandal antara Shin Ae dan Jong Suk masih berlangsung? Apakah selama syuting Our Married dapat menimbulkan sebuah rasa di antara Hye Mi dan Jong Suk?

“Aku mendengar detak jantungnya yang seirama dengan detak jantungku. Aku tak tahu kenapa bisa begitu. Tapi harus kuakui bahwa aku menikmatinya. Mungkin karena aku mulai menyukainya.” – Jong Suk

Awal menemukan buku ini, ragu banget buat baca karena dari sinopsis sudah menggunakan nama karakter Korea dan mengenai dunia hiburan di Korea. Untukku nama karakter Korea kadang suka susah untuk dibaca, makanya suka aku skip pemanggilan nama.

Aku kagum dengan karakter Hye Mi yang pekerja keras dan keyakinannya tapi sifat dingin dan ketus malah membuatnya terlihat lucu kalau sedang berhadapan dengan Jong Suk. Mungkin kalau orang yang belum mengenal Hye Mi dari dekat beranggapan Hye Mi adalah wanita yang sombong dengan sifatnya yang dingin itu. Seperti teman sekamar Hye Mi mengetahui banget dibalik sifat Hye Mi.

“Meski jarak kita sedekat ini, tetap saja kau terlihat jauh bagiku. Maafkan aku, karena tak pernah baik padamu...”

After all cerita ini bagus, tapi sayang ada kata-kata Korea yang tidak aku mengerti dan aku kira arti dari kata-kata Korea berada di bawah Footer (di bawah cerita di satu halaman yang sama dengan kata Korea tersebut) ternyata keterangan pengartian kata-kata Korea berada di halaman belakang, akhir dari cerita. Malas juga kalau ketemu kata-kata Korea yang tidak aku tahu harus buka halaman belakang berkali-kali. Aku juga menemukan ada kesalahan penulisan kata dan yang tidak cocok untuk masuk ke dalam sebuah kalimat.

Konflik yang di hadirkan penulis terasa ringan, karena sebagian permasalahan ada di sekitar ruang lingkup perjalanan keartisan Korea. Gaya bahasa yang digunakan juga ringan dan mudah untuk dimengerti.


Follow Us @soratemplates