Tuesday, February 26, 2019

# Best Seller The New York Times # Novel

#66 Novel: Red Queen (Series #1) By Victoria Aveyard

Review/Resensi Red Queen (Series #1)
Judul: Red Queen (Red Queen #1)
Penulis: Victoria Aveyard
Penerjemah: Shinta Dewi
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2015
Jumlah Halaman: 525 hlm
Genres: Young Adult Fantasy
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-385-062-4
Rated: 5 of 5

The Kingdom of Norta memiliki dua kaum yaitu Kaum Perak yang memiliki kekuatan supernaturaldan Kaum Merah yang tidak memiliki kekuatan supernatural. Mare Barrow, seorang gadis merah harus bertahan hidup sebagai pencuri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ayahnya yang pulang dari perang dalam kondisi tidak sehat, sedangkan semua kakak laki-lakinya di bawa pergi untuk ikut berperang di garis depan antara The Northern Kingdom the Lakelands dan the Kingdom of Norta.

Mare mendapatkan kabar dari Kilorn bahwa atasan tempat dia bekerja telah meninggal dan akan membawanya pergi untuk ikut dalam peperangan yang masih berlangsung. Mare yang tidak mau Kilorn ikut berperang, pergi menemui Will dan meminta bantuan untuk melarikan mereka berdua. Awlnya Will tidak mau membantu Mare karena penuh dengan risiko untuk membawa kabur Kaum Merah menghindar dari penjaringan yang dilakukan Kaum Perak.

Dengan bujukan Mare, Will memperkenalkan Mare dengan Farley yang akan membantu mereka dengan bayaran yang sangat tinggi. Dengan putus asa, Mare memberitahu kondisi Kilorn pada Gisa.

“Dan semua orang pun tahu bahwa akulah yang selalu iri, Gisa. Aku tak bisa melakukan apa pun selain mencopet dari orang-orang yang sebetulnya bisa melakukan sesuatu.”

Gisa yang akan pergi bekerja di pasar Kaum Perak membawa serta Mare ke sana. Mare yang ingin mencuri dari Kaum Perak malah tidak jadi setelah mendengar berita yang disiarkan di sana bahwa ada serangan teroris di Ibu Kota yang dilakukan oleh beberapa Kaum Merah. Untuk keselamatannya, Mare yang berada di pusat pasar langsung pergi untuk menjemput Gisa di tempat kerjanya untuk lari keluar dari keributan yang di lakukan Kaum Perak terhadap Kaum Merah.

Rasa bersalah Mare terhadap Gisa dan putus asa untuk mengumpulkan uang untuk kabur bersama Kilorn membawanya pergi jauh. Di sebuah pub, Mare melakukan aksi pencurian malah bertemu dengan Cal dan memberikan uang yang dibutuhkan oleh Mare.

Kedatangan pekerja Merah yang bekerja di istana, memberikan Mare sebuah pekerjaan di sana. Mare yang berpakaian pelayan akan melayani Kaum Perak yang sedang mengadakan pemilihan kandidat calon Ratu bagi Putra Mahkota Kerajaan. Dari berbagai klan Kaum Perak menunjukkan kebolehannya di depan seluruh anggota keluarga kerajaan.

Mare yang sedang melayani seorang Kaum Perak tidak sengaja kandidat calon ratu mengenai tribun tempatnya. Mare yang jatuh ke bawah arena mulai ketakutan dan terdesak. Evangeline saat itu ingin sekali melukai Mare, malah mendapatkan tangkisan dari kekuatan dari dalam diri Mare.

Apa yang akan terjadi dengan Mare? Siapa yang memberi Mare pekerjaan di istana?

“Aku sudah pergi hingga sejauh ini dan tiba-tiba aku terhempas kembali ke arena. Menyaksikan Kaum Perak memamerkan segalanya yang tak akan pernah kami miliki.”

Aku sebal sekali dengan Raja Tiberias terlalu sombong dan menganggap dirinya dan Kaum Perak sebagai dewa dan mengharuskan mereka dilayani oleh kalangan Kaum Merah yang tidak memiliki kekuatan sama sekali. Padahal mereka bisa menggunakan kekuatannya untuk menang dari peperangan daripada harus menjatuhkan korban lebih banyak dari Kaum Merah. Benar apa yang dikatakan Mare jangan salahkan Kaum Merah dari kesombongan-kesombongan yang dipamerkan Kaum Perak dan memandang rendah orang-orang yang lemah.

Awalnya aku sangat mengharapkan Mare dan Marven akan menjadi sepasang kekasih, karena mereka saling support dan melindungi. Tapi di akhir cerita ini membuatku sangat kecewa. Walaupun di pertengahan cerita perasaan Mare sudah jatuh ke kakak laki-laki Maven.

“Kebenaran tidak penting. Yang penting hanyalah apa yang diyakini orang-orang. Mereka akan memercayai adegan kecil-kecilan ini, sandiwara indah dengan para aktor dan kebohongan. Dan tidak ada satu pasukan atau satu negara pun yang akan tunduk pada seorang pria yang telah membunuh ayahnya demi merebut takhta.”

Membaca novel ini dari awal sampai akhir dibuat semakin seru penuh ketegangan. Mare yang harus menyembunyikan kekuatannya dan merahasiakannya tentang kerja samanya dengan Farley. Sampai rasa marah, sedih, dan kecewa yang dijelaskan Mare melalui tindakan dan kata-kata. Membuatku terbawa ingin ikut mencabik-cabik para tokoh yang berada di dalam buku.

Dengar-dengar novel ini akan di jadikan film oleh Univesal Pictures. Semakin penasaran akan seperti apa jadinya film ini. So excited!

Kalian tidak bakal menyesal membaca novel Red Queen, ini sangat aku recommended banget untuk kalian baca atau kalian masukkan ke dalam list buku bacaan selanjutnya.


No comments:

Post a Comment

Follow Us @soratemplates