Thursday, March 14, 2019

#77 Novel: Married by Mistake By Abby Gaines

March 14, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Married by Mistake
Judul: Married by Mistake
Penulis: Abby Gaines
Penerjemah: Airien Kusumawardhani
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2015
Jumlah Halaman: 338 hlm
Genres: Contemporary Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-02-5594-1
Rated: 4.5 of 5

“Cinta yang sesungguhnya datang dengan tali yang kau ikat sendiri.”

Casey Greene akan mengikuti acara reality show “Kiss the Bride” yang di adakan oleh salah satu stasiun TV. Casey yang gugup memilih kabur sebelum acara di mulai, saat sedang kabur Casey tidak sengaja menabrak Adam. Untuk menenangkan Casey, Adam mengajaknya mengobrol di ruangan kerjanya dan mencari tahu apa yang terjadi untuk mencegah Casey untuk kabur sebelum acara di mulai. Pertemuan itu membuat Adam tertarik pada Casey.

Pada acara “Kiss the Bride” dimulai, setiap kandidat yang berada di tempat acara akan melangsungkan pernikahan pada saat itu juga. Sampai giliran Casey menceritakan tentang Joe yang sudah menjadi tunangannya semenjak lulus High School. Tapi pada saat Joe muncul bukannya untuk menikahi Casey tapi menolaknya menikah yang di siarkan langsung.

Adam yang melihat itu langsung bertindak cepat, karena tidak mau pembatalan kontrak kerja pada perusahaan berakibat fatal. Dengan meminta bantuan Dave, Adam meminta Casey untuk menikahinya dan menutup rasa malu Casey dari penolakan Joe. Setelah itu, Adam dan Casey menikah di acara “Kiss the Bride” bikinan sepupu Adam, Henry.

“Pikirkan bagaimana caranya kau bisa meyakinkan Casey untuk tetap berada di sisinya.”

Adam yang tidak tahu bahwa pernikahan yang di laksanakan merupakan pernikahan sungguhan dan tidak dapat di batalkan. Adam meminta tolong Sam untuk mencari jalan keluar untuk membatalkan pernikahannya dengan Casey.

Pada saat sedang berdua di kamar hotel, Adam dan Casey mengetahui kebutuhan masing-masing atas pernikahan yang tidak disengaja untuk mengeluarkan mereka dari permasalahan keluarga. Mereka berdua sepakat untuk berbuat egois dan membantu satu sama lain.

Apa yang terjadi pada Casey dan Adam? Apa mereka akan jatuh cinta satu sama lain? Apa pembatalan pernikahan mereka berdua terkabulkan oleh hakim?

Aku suka dengan karakter Casey, dia tipe wanita yang suka sekali menolong terlihat dari pesan-pesan di ponselnya dari beberapa orang yang memintanya membutakan ini itu dan tidak tega untuk mengucapkan kata ‘tidak’ karena takut menyinggung perasaan yang memintanya. Terlepas dari keluarganya, sikap menolong pun belum pudar padahal Adam sudah memberikan tatapan mematikan pada Casey.

Kawin kontrak di novel ini sangat berbeda dari apa yang selama ini aku baca. Biasanya setiap ada perjanjian selalu ada bukti kertas perjanjian, tapi di sini tidak ada sama sekali. Adam dan Casey melakukan itu semua by lisan tanpa ada yang harus di tanda tangani di atas kertas. Jadi seolah-olah mereka memang benar-benar menikah sungguhan bukannya sengaja menikah.

“Katakan kau mencintaiku, bahwa kau menginginkanku apa adanya.”

Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ke tiga, jadi aku mengetahui perasaan dan keadaan dari Adam dan Casey. Tidak hanya itu saja aku jadi mengetahui Eloise juga memiliki rasa pada Sam. Konflik yang di ceritakan juga ringan untuk di baca, tapi sayang kisah cinta antara Adam dan Casey tidak terlalu banyak.

Mungkin kata “cinta muncul karena terbiasa” cocok untuk pasangan Adam dan Casey, dari orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain tapi setelah menikah, mereka terbiasa melihat dan berbicara satu sama lain sehingga timbullah cinta di antara mereka. Walaupun Adam terkadang menyebalkan.


Wednesday, March 13, 2019

#76 Movie Hallmark Channel: One Winter Proposal

March 13, 2019 0 Comments
Review/Resensi: One Winter Proposal
Judul: One Winter Proposal
Genres: Romance, Comedy
Type: TV Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 4 of 5

One Winter Proposal, kelanjutan dari film One Winter Weekend yang di mana Cara dan Ben bertemu karena kesalahan dari pihak resort yang mengharuskan mereka tinggal bersama di satu couttage. Di film ini, sutradara Gary Yetes membawa kembali hubungan Ben dan Cara.

Setahun telah berlalu, Ben (Jack Turner) dan Cara (Taylor Cole) menjalin hubungan setelah kejadian setahun yang lalu yang mempertemukan mereka berdua di resort. Untuk mengulang kenangan terdahulu, Ben dan Cara kembali lagi ke tempat resort yang sama dengan mengundang Megan ke sana.

Megan (Rukiya Bernard) yang tidak tahu Sean (Dewshane Williams) yang bekerja di resort sebagai dokter, mulai mengerti bahwa Cara dan Ben sengaja memberitahu kepadanya tentang pekerjaan Sean di resort. Tapi kali ini Megan ke sana untuk bekerja bersama dengan Ethan (Cardi Wong) untuk pengambilan foto yang akan di pasangkan di majalah.
Cara yang tidak semangat karena buku yang diterbitkannya sedang dalam penurunan, dia khawatir pendapat pembaca yang tidak berminat dengan bukunya. Ben yang melihat kecemasan Cara memberi semangat dan memberi dukungan. Megan menceritakan pada Sean tentang review buku yang didapatnya dari rekan kerjanya malah didengar oleh Cara.

Di lain sisi, Megan dan Sean melakukan kegiatan vacation bersama di resort dan terkadang harus menemani Sean bersama Nikki (Kayla Hutton) yang menggantikan kakaknya menjaga keponakannya.

Ben yang sedang bersama Cara mulai curiga tentang tokoh karakter yang di gunakan Cara adalah dirinya di dalam buku. Cara berusaha menjelaskan tentang itu malah membongkar apa yang dia temukan di saku jaket pada saat pertama kali datang pada Ben.

Apa yang terjadi pada hubungan Ben dan Cara? Apa Megan dapat membuka hati pada Sean?

Salju... Salju... di mana-mana, akkhh... aku mau coba main ski. Sepertinya gampang. Hahahaha... 
Kali ini ceritanya tidak hanya tentang Ben dan Cara tapi tentang Megan dan Sean. Seperti yang di film sebelumnya, hubungan Megan dan Sean hanya sebatas teman tidak lebih. Tapi berkat jebakan yang di pasang oleh Ben dan Cara pada kedua pasangan itu, Megan yang hanya menganggap Sean teman menjadi dekat.

Aku suka bagian ending dari film ini, baju yang dipakai Cara terlihat bagus dan dekorasi ruangan yang full of flower jadi terlihat romantis sekali untuk melakukan proposal. Pada saat Cara meneteskan air mata, melihat Ben menjelaskan semua dekorasi untuk apa. Aktingnya sangat pas sekali dengan suasananya.

Konflik yang di ceritakan di film ini biasa saja tapi unsur komedi selalu ada di setiap adegan Megan dan Sean. Aku kurang sreg sama layar belakang di saat menaiki lift ke atas gunung, terkadang gambarnya not make sense saja.

Jadi untuk keseluruhan, film ini menjawab semua pertanyaan di awal film tentang kelanjutan hubungan Ben dan Cara. Dengan di mix dengan kisah percintaan tentang sahabatnya yang sudah memiliki perasaan di awal pertemuan tapi masih gengsi.


#75 Movie: Annihilation - What Happen?

March 13, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Annihilation
Judul: Annihilation
Genres: Adventure, Drama, Horror
Type: Movie
Language: English
Country: USA & UK
Episode: 1
Age Group: D+
Rated: 3.5 of 5

Annihilation di adaptasi dari sebuah novel dari judul yang sama dari pengarang Jeff VanderMeer. Menceritakan tentang sekelompok military scientists yang masuk ke dalam “The Shimmer”, lokasi misterius yang di sedang di karantina. Film ini di sutradarai oleh Alex Garland dan dikeluarkan oleh Paramount Pictures dan Netflix.

Lena (Natalie Portman) yang baru saja kehilangan suaminya yang pergi bertugas merasa terpukul, ajakan untuk datang ke pesta dari temannya dia tolak hanya untuk menyendiri di rumahnya. Tapi saat sedang mengecat ulang kamar tidurnya bersama dengan suaminya, Lena mendapatkan suaminya, Kane (Oscar Isaac), tengah berdiri di depannya dengan keadaan sehat.
Lena yang sedang berbincang dengan Kane tentang keberadaannya setelah dia mencari tahu pada teman-teman tidak ada yang tahu keberadaannya. Lena yang merasa bersyukur telah mendapatkan Kane kembali harus khawatir kembali karena kondisi Kane yang seperti orang sekarat.

Lena yang terbangun di tempat asing bertemu dengan Dr. Ventress (Jennifer Jason Leigh) yang mengajukan beberapa pertanyaan tenang kedatangan Kane ke rumah. Setelah mendengarkan penjelasan dari Dr. Ventress, Lena mengajukan diri untuk menjadi voulenteer untuk memasuki daerah terlarang bersama dengan tim.

Tim ilmuwan yang beranggotakan 5 orang terdiri dari Lena, Dr. Ventress, Anya Thorensen (Gina Rodriguez), Cass Sheppard (Tuva Novotyn), dan Josie Radek (Tessa Thompson). Mereka dengan membawa misi untuk mencari tahu apa yang terjadi di mercusuar setelah kedatangan benda asing di sana dan membangun sebuah lingkaran dimensi yang semakin membesar.

Setelah masuk ke dalam zona, berbagai kejadian mulai menimpa mereka. Lena yang seorang ahli biologi mulai menyadari setelah melihat sebuah video yang memperlihatkan adegan kane bersama dengan teman-temannya yang sedang mencari tahu apa yang terjadi di tubuh temannya. Dan Lena makin menyadari setelah Josie menjelaskan tentang penjelasannya tentang DNA.

Apa yang terjadi pada Kane? Apa yang di maksud oleh Josie? Apa mereka berhasil mencapai mercusuar?
WAW! Ceritanya membingungkan untukku hahahaha.... ada beberapa penjelasan ilmiah yang tidak aku mengerti sama sekali, tapi aku berusaha untuk mengerti. Jadi intinya benda yang datang menabrak ke mercusuar itu adalah alien, menurutku. Tapi dari apa yang diterima oleh Lomax (Benedict Wong) dari Lena menjadi semakin simpang-siur.

Yang masih misteri untukku tentang warna mata Lena setelah suaminya memeluknya, karena warna matanya Lena berubah. Apa yang akan terjadi pada Lena? Dan itu tidak di jelaskan, sebel banget kalau menonton masih meninggalkan misteri.
Apa mungkin film ini masih ada lanjutannya? Karena terlihat dari ending filmnya membuahkan misteri bagiku.

Grafik visual yang di tampilkan cukup bagus tapi yang paling keren di bagian mendekati akhir. Bunga-bunga yang tumbuh di gagang kayu dan bunga yang membentuk menyerupai bentuk manusia membuatku takjub. Coba pada saat adegan Josie yang akan berubah di perlihatkan mungkin akan menjadi jelas bahwa bunga dan kayu yang menyerupai manusia memang tumbuh dari manusia.


Tuesday, March 12, 2019

#74 Novel: Mine By Atika

March 12, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Mine By Atika
Judul: Mine
Penulis: Atika
Penerbit: Fantasious
Tahun Terbit: Cetakan Ketiga, 2018
Jumlah Halaman: 336 hlm; 13x19 cm
Genres: Fantasy, Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-5406-13-3
Rated: 3.5 of 5

Cerita yang sejenis dengan Twillight, The Mortal Instruments, dan The Vampire Diaries yang berbau tentang makhluk-makhluk seperti vampire dan warewolf yang bertemu dengan mate, tapi bagaimana kalau matenya bukan dari kalangannya tapi dari bangsa manusia. Novel Mine memiliki cerita di mana Sean, makhluk setengah vampire dan warewolf, ini jatuh cinta dengan Tika yang seorang manusia biasa.

“Meski kau lari ke mana pun, aku akan tetap menemukanmu. Kau adalah milikku.”

Tika yang bertemu dengan teman lamanya di Indonesia malah membawanya ke sebuah mansion yang berada di tengah hutan Alaska. Raka membawa Tika sebagai tumbal untuk seorang pria dengan wajah dingin dan kejam yang bernama Sean. Di sana, Tika berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Raka dan pelayan-pelayan yang di panggil Raka demgan sebutan ‘Tuan’.

Tika yang terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya mendapatkan pria yang ditemuinya sedang meminum darahnya. Tika yang berusaha kabur dari pria tersebut malah membawa petaka untuknya, pria itu langsung menghisap darahnya sampai tidak sadarkan diri.

“Tunggu aku disana! Jangan ke mana-mana!! Kalau kau pergi dari kota ini, awas saja!”

Tika terus mencari cara untuk bisa kabur dari pria yang dia tahu bernama Sean, dengan ditemani seorang pelayan Tika memintanya untuk berkeliling Mansion, tempat tinggalnya dan Sean, untuk mencari celah di Mansion. Tika yang mengetahui makhluk apa Sean itu merasa tidak percaya karena baginya makhluk seperti itu hanya mitos belaka. Dan yang paling mengejutkannya dia telah menikah dengan Sean pada saat dia tidak sadar.

Setelah mendapatkan cara untuk kabur, Tika pergi di saat Sean sedang terlelap tidur di sampingnya. Tika pergi ke arah hutan yang berada di belakang mansion tapi saat sedang berlari di hutan, Tika menyadari dia sedang di kejar-kejar oleh hewan liar yang hidup di sana. Dengan keinginan kuat untuk lari dari Sean dan ingin bertemu kembali dengan orang tuanya, Tika terus berlari ke dalam hutan.

Apa yang terjadi pada Tika? Apa Sean akan membebaskan Tika?

“untuk mengikatmu agar tidak ada pria lain yang bisa mengambilmu dariku.”

Sudut pandang yang di pakai penulis dari sudut pandang pertama dan sudut pandang ke tiga di bagian hampir akhir cerita. Tapi konflik yang di ceritakan kurang memuaskan, tidak adanya intrik dari ruang lingkup Sean dan Tika selain Roby. Itu juga bagian Roby hanya seperti itu, sekali di singkirkan Sean sudah kelar. Bagian puncak konflik juga datar, ibaratkan detak jantung cerita ini datar sekali.

Aku juga menemukan hole di beberapa bagian. Pada saat baca hampir bagian akhir, tahu-tahu Tika mengetahui Sean akan mengorbankan hidupnya untuk kebebasannya tapi dari awal sampai pertengahan tidak ada menceritakan tentang akibat dari kebebasan Tika dari Sean. Di lain itu juga, aku menemukan kesalahan pengetikan di tiap kata.

Walaupun terdapat kekurangan, cerita ini menarik untuk di baca. Karena karakter Tika yang keras kepala ingin sekali lepas dari Sean yang memiliki paras yang ganteng dan sifat yang dingin tapi manis. Ke keras kepala Tika membuat Sean pusing harus bagaimana lagi merebut hati Tika menjadi miliknya seutuhnya.


#73 Novel: The Darkest Minds By Alexandra Bracken

March 12, 2019 0 Comments
Review/Resensi: The Darkest Minds
Judul: The Darkest Minds
Penulis: Alexandra Bracken
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penerbit: Fantasious
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2014
Jumlah Halaman: 586 hlm; 13x20,5 cm
Genres: Young Adult
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-0900-05-6
Rated: 5 of 5

Ruby yang di tolong oleh Cate, seorang anggota Liga Anak, kabur dari Thurmond, kamp anak berkekuatan khusus. Tidak hanya Ruby yang berada di dalam mobil, melainkan ada Martin yang dia kenal sedang sakit di ranjang sebelahnya di rumah sakit Thurmond. Ruby yang mengetahui Martin memiliki kekuatan yang sama dengannya yaitu ‘Orange’, kekuatan yang bisa mengendalikan orang.

Di saat titik temunya dengan Rob, Ruby tidak sengaja melihat ke dalam benak Rob mulai merasa tidak nyaman dan tidak percaya dengan Rob maupun Cate. Pada saat akan mengganti pakaiannya di dalam toko bersama dengan Martin, Ruby melihat seorang gadis kecil yang sedang mencari perbekalan. Ruby yang ingin meminta tolong tidak digubris oleh gadis kecil itu.

“Aku tahu rasanya ditakuti gara-gara sesuatu yang tidak bisa kaukendalikan.”

Setelah itu, Ruby yang di tolong oleh gadis kecil itu bertemu dengan dua pemuda yang satu kelompok dengan gadis kecil itu. Ruby mengetahui nama mereka setelah salah satu pemuda bernama Liam memperkenalkan dirinya dan menyambut hangat keberadaan Ruby di dalam mobil, berbeda dengan Cubs yang menentang keras keberadaan Ruby dan menginginkannya pergi, sedangkan gadis kecil yang bernama Zu yang telah menolongnya, tidak suka pendapat Cubs.

Bersama mereka, Ruby terus menyembunyikan bahwa dia adalah ‘Orange’ sehingga mereka selalu memanggil Ruby dengan panggilan ‘Hijau’. Ruby mengikuti kelompok Liam yang akan mencari ‘Slip Kid’ untuk mengirimkan surat Jack kepada orang tuanya.

Apa Liam dan yang lain akan mengetahui kekuatan Ruby? Apa Ruby dapat mengendalikan kekuatannya setelah belajar dari Clacy?

“Dengarkan kata hatimu.”

Setelah menonton versi filmnya aku menjadi penasaran dengan versi bukunya. Ternyata ada beberapa yang berbeda di dalam filmnya dan lebih kompleks permasalahan yang di tuangkan di dalam buku. Tapi tetap aku suka kedua versi.

Aku selalu suka Liam di mana dia berada, di versi buku maupun versi film. Dia baik, walaupun Ruby orang asing yang ditolong oleh Zu tapi dia tidak pernah menilai Ruby sebagai anak yang memiliki pemikiran yang buruk terhadap mereka. Sudah begitu, Liam juga bertanggung jawab sekali. Aku jadi penasaran dengan buku kedua, tentang hubungan Ruby dan Liam.

Petualangan Ruby, Liam, Cubs, dan Zu ternyata banyak banget sampai dia menemukan tempat kamp yang mereka cari selama ini untuk mengirimkan surat Jack dan mengirimkan pesan pada orang tua Cubs.

Novel ini recommended banget kalian baca, karena banyak sekali perbedaan di versi filmnya. Kalian enggak bakalan menyesal setelah membaca novel ini.


Monday, March 11, 2019

#72 Anime: Kino no Tabi: The Beautiful World - Every Cities Have Story

March 11, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Kino no Tabi: The Beautiful World
Judul: Kino no Tabi: The Beautiful World
Alternative Title: Kino's Journey, Kino's Travels: The Beautiful World, キノの旅-the Beautiful World-
Genres: Slice of Life, Action, Advanture, Psychological
Type: TV Series
Language: Japanese
Country:Japan
Adaption: Light Novel
Episode: 13
Age Group: R-17+
Rated: 5 of 5

Kino (Ai Maeda) dan Hermes (Souma Saitou) adalah sepasang gadis dan kendaraannya yang bisa berbicara, mereka melakukan perjalanan keliling dunia dan singgah di kota-kota yang mereka kunjungi. Pertama mereka mengunjungi sebuah kota yang menurut gosip, kota tersebut memperbolehkan tindak kriminal. Setelah bertemu dengan sorang pemuda yang meminta bantuan untuk mengangkut beberapa barang bawaan ke kota yang sama mereka tuju tetapi Kino menolaknya.

“Life is full of challenges.”

Sampai di kota tersebut, Kino yang seperti biasa tidak pernah menetap lama, masuk ke dalam kota setelah mendapatkan ijin dari bagian imigrasi kota tersebut. Di dalam kota, gosip yang beredar sangat berbeda dengan kenyataan yang ada di depan mata tapi setelah Kino berkeliling kota, dia menyadari seluruh penduduk membawa senjata.
Pada saat ingin meninggalkan kota, Kino di hentikan oleh seorang pemuda yang meminta bantuan padanya. Karena dendam, pemuda itu mengancam akan membunuh Kino di hadapan seluruh penduduk kota tersebut. Tapi bukannya mendapatkan keistimewaan yang di dapat jika sudah menjadi penduduk tetap tersebut malah keseluruhan penduduk tersebut malah menyingkirkan pemuda tersebut karena beranggapan pemuda itu sangat berbahaya bila tinggal di kota. Setelah itu, Kino mengetahui di balik kebenaran dari kota tersebut.

“Resenting, hating, and trying to kill others is evil.”

Berbagai macam kota yang Kino dan Hermes kunjungi memiliki budaya, keyakinan, kebiasaan, dan lain-lain yang berbeda tiap kota. Terkadang Kino juga membantu kota yang dikunjunginya jika mendapatkan musibah. Kino dan Hermes juga kadang mendatangkan kota yang pernah dikunjunginya sebelumnya sampai dia bertemu dengan Shizu (Yuuichirou Umehara) dan Riku (Kenichirou Matsuda), seekor anjing yang bisa berbicara.
Kino no Tabi: The Beautiful World, animasi yang di adaptasi dari sebuah Light Novel karangan Keiichi Sigsawa, dan disutradarai oleh Tomohisa Taguchi dapat membawaku melihat berbagai sisi kota-kota yang di kunjungi Kino dan Hermes di perjalanannya keliling dunia. Sebelum animasi Kino no Tabi: The Beautiful World terdapat prequel dari seri Kino no Tabi: Nanika wo Suru Tame ni – Life Goes On.

Tidak keseluruhan episode menceritakan tentang perjalanan Kino dan Hermes, tapi ada juga perjalanan Shizu dan Riku yang di tolong Kino di Kota Collosium. Selain itu cerita seorang gadis yang bernama Photo bersama Sou. Dan masih banyak lagi, tapi tetap Kino dan Hermes yang menjadi tokoh utamanya.

“This world is wonderful. People can love each other and live life respecting each other. Someday everyone will come to realize that, and this will become a beautiful world full of only such people.”

Pertama menonton, aku menyangka Kino itu seorang pemuda tapi setelah bertemu dengan Shizu dan Riku. Saat Kino meminta ijin untuk mengelus Riku, Hermes mencemooh Riku sebagai hidung belang karena Kino memeluk anjing tersebut. Dari situ semakin bingung jenis kelamin dari Kino. Untungnya ada cerita tentang Kino aslinya yang bertemu dengan Kino, dan dari situ aku mengerti siapa sebenarnya Kino dan kenapa dia melakukan travelling.

Yang paling kaget, di episode terdapat hampir sama dengan film Mortal Engines, kota berjalan. Isi ceritanya juga sedikit menyerempet sama hanya perbedaannya di animasi, kota berjalan ini memiliki diplomasi untuk berbicara dengan penguasa tembok untuk meminta ijin untuk lewat ke kotanya. Kalau di Mortal Engines, kota berjalan menghancurkan tembok untuk mengambil resourcedi wilayah sana.

Banyak sekali makna dan pesan-pesan di dalam animasi Kino no Tabi: The Beautiful World. Dengan gambar yang di produksi di studio Lerche, gambar-gambarnya terkesan biasa tapi pemandangan yang di suguhkan sangat bagus sekali.
Soundtrack:
Opening: here and there by Nagi Yanagi
Ending: Satoutama no Tsuki (砂糖玉の月) by Nagi Yanagi


Follow Us @soratemplates