Tuesday, March 12, 2019

# Adventure # Best Seller The New York Times

#73 Novel: The Darkest Minds By Alexandra Bracken

Review/Resensi: The Darkest Minds
Judul: The Darkest Minds
Penulis: Alexandra Bracken
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penerbit: Fantasious
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2014
Jumlah Halaman: 586 hlm; 13x20,5 cm
Genres: Young Adult
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-0900-05-6
Rated: 5 of 5

Ruby yang di tolong oleh Cate, seorang anggota Liga Anak, kabur dari Thurmond, kamp anak berkekuatan khusus. Tidak hanya Ruby yang berada di dalam mobil, melainkan ada Martin yang dia kenal sedang sakit di ranjang sebelahnya di rumah sakit Thurmond. Ruby yang mengetahui Martin memiliki kekuatan yang sama dengannya yaitu ‘Orange’, kekuatan yang bisa mengendalikan orang.

Di saat titik temunya dengan Rob, Ruby tidak sengaja melihat ke dalam benak Rob mulai merasa tidak nyaman dan tidak percaya dengan Rob maupun Cate. Pada saat akan mengganti pakaiannya di dalam toko bersama dengan Martin, Ruby melihat seorang gadis kecil yang sedang mencari perbekalan. Ruby yang ingin meminta tolong tidak digubris oleh gadis kecil itu.

“Aku tahu rasanya ditakuti gara-gara sesuatu yang tidak bisa kaukendalikan.”

Setelah itu, Ruby yang di tolong oleh gadis kecil itu bertemu dengan dua pemuda yang satu kelompok dengan gadis kecil itu. Ruby mengetahui nama mereka setelah salah satu pemuda bernama Liam memperkenalkan dirinya dan menyambut hangat keberadaan Ruby di dalam mobil, berbeda dengan Cubs yang menentang keras keberadaan Ruby dan menginginkannya pergi, sedangkan gadis kecil yang bernama Zu yang telah menolongnya, tidak suka pendapat Cubs.

Bersama mereka, Ruby terus menyembunyikan bahwa dia adalah ‘Orange’ sehingga mereka selalu memanggil Ruby dengan panggilan ‘Hijau’. Ruby mengikuti kelompok Liam yang akan mencari ‘Slip Kid’ untuk mengirimkan surat Jack kepada orang tuanya.

Apa Liam dan yang lain akan mengetahui kekuatan Ruby? Apa Ruby dapat mengendalikan kekuatannya setelah belajar dari Clacy?

“Dengarkan kata hatimu.”

Setelah menonton versi filmnya aku menjadi penasaran dengan versi bukunya. Ternyata ada beberapa yang berbeda di dalam filmnya dan lebih kompleks permasalahan yang di tuangkan di dalam buku. Tapi tetap aku suka kedua versi.

Aku selalu suka Liam di mana dia berada, di versi buku maupun versi film. Dia baik, walaupun Ruby orang asing yang ditolong oleh Zu tapi dia tidak pernah menilai Ruby sebagai anak yang memiliki pemikiran yang buruk terhadap mereka. Sudah begitu, Liam juga bertanggung jawab sekali. Aku jadi penasaran dengan buku kedua, tentang hubungan Ruby dan Liam.

Petualangan Ruby, Liam, Cubs, dan Zu ternyata banyak banget sampai dia menemukan tempat kamp yang mereka cari selama ini untuk mengirimkan surat Jack dan mengirimkan pesan pada orang tua Cubs.

Novel ini recommended banget kalian baca, karena banyak sekali perbedaan di versi filmnya. Kalian enggak bakalan menyesal setelah membaca novel ini.


No comments:

Post a Comment

Follow Us @soratemplates