Thursday, June 20, 2019

#114 Novel: Take Me Back By Dian Jesika

June 20, 2019 0 Comments
Buklet Kathana Resensi/Review: Take Me Back
Judul: Take Me Back
Penulis: Dian Jesika
Penerbit: CV Jejak
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2018
Jumlah Halaman: 266 hlm; 20 cm
Genres: Novel, Romance, 20+
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-5769-89-4
Rated: 4.5 of 5

Pertemuannya di pesta ulang tahun perusahaan Ayahnya, Nadya bertemu dengan Bram untuk pertama kalinya. Nadya jatuh cinta pada pandangan pertama pada Bram. Bahkan Nadya semakin jatuh cinta pada Bram setelah pertemuan kedua kalinya di kantor Ayahnya. Untuk itu, Nadya meminta Ayahnya untuk menjodohkannya dengan Bram.

Bram yang tidak mencintai Nadya merasa marah harus di jodohkan dengan Nadya. Tapi pernikahan tetap berlangsung walaupun hanya Nadya yang mencintai Bram. Selama tinggal bersama dan memiliki anak bernama Samuel. Walaupun sudah memiliki Samuel di antara mereka, sikap Bram terhadap Nadya tidak berubah sama sekali masih bersikap dingin.

Dengan kesabarannya, Nadya terus saja melayani Bram. Sampai suatu hari Nadya berubah menjadi sosok pecemburu karena melihat Bram bersama Renita, mantan pacar Bram, di dalam ruang kerja Bram. Berbagai pemikiran negatif antara Bram yang masih mencintai Renita berseliweran dalam benak Nadya. Bram dan Nadya selalu bertengkar bila sudah berurusan dengan Renita, sampai-sampai Nadya akan memarahi Bram habis-habisan tanpa mengenal tempat.

Sampai Nadya mengetahui dia tengah mengandung anak kedua. Awalnya Nadya ingin memberitahu Bram merasa kesal kembali terhadap Bram. Tanpa Nadya memberitahu, Bram sudah mengetahui bahwa istrinya tengah hamil. Pada masa kehamilan kedua ini, Nadya memanfaatkan perhatian Bram terhadapnya untuk mendapatkan perhatian lebih terhadapnya.

Bagaimana hubungan Bram dan Nadya? Apa Bram akan jatuh cinta pada Nadya?

Seperti yang sudah-sudah aku memang sedikit tertarik dengan tema cerita yang berbau perjodohan. Cover novel yang berwarna soft pink dengan gambar pengantin wanita menambah ketertarikan tentang isi dari novel ini. Aku baru mengetahui novel ini berawal dari Wattpad, memang sudah banyak sekali novel yang di cetak dari Wattpad ini.

Awal pembukaan di novel ini sudah menunjukkan konflik dari cerita ini yang membuatku penasaran. Aku salut sama Nadya yang bisa mempertahankan pernikahannya, dengan sikap Bram yang ingin sekali aku jitak kepalanya karena sikapnya yang dingin dan selalu menyakiti perasaan Nadya. Walaupun sudah memiliki anak, Bram tidak sedikit pun merasakan perasaan sayang pada Nadya.

Aku paling suka pada bagian adegan Nadya yang marah-marah pada Bram. Terlihat sekali Bram tidak bisa berkutik sama sekali dan hanya menerima tuduhan yang salah terhadapnya. Melalui novel ini banyak sekali pesan tentang kesabaran dalam penantian yang berujung kebahagiaan.

Plot cerita pada novel ini mungkin sudah pernah sekali digunakan tapi yang membedakannya tentang detail perjalanan pernikahan yang di mana istri dengan sabar melakukan tugasnya sambil berharap sang suami mau membalas cintanya. Point of View yang di gunakan penulis pada novel ini POV 3 (sudut pandang orang ke-3).

Kekurangan dari novel Take Me Back masih ada hole seperti penyebab Bram tidak bisa mencintai wanita. Tidak ada penjelasan sama sekali, hanya pemberitahuan selama Bram berpacaran dengan Renita pun dia tidak mencintai pacarnya itu. Aku juga menemukan beberapa kali kesalahan penulisan pada novel ini.

Secara keseluruhan novel ini worth it untuk di baca, tapi novel ini mungkin di peruntukkan untuk yang sudah dewasa. Memang di awal-awal cerita terlihat biasa saja, mengalir, tapi saat akan menjelang akhir terdapat beberapa unsur dewasa yang tidak baik untuk di konsumsi anak-anak di bawah umur.


Wednesday, June 19, 2019

#113 Hallmark Channel Movie: A Brush With Love 'When Love Make It Inspired'

June 19, 2019 0 Comments
[Review/Resensi] Hallmark Channel: A Brush With Love
Title: A Brush With Love
Genres: Romance
Type: TV Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 4.5 of 5

Seperti sebelum-sebelumnya di Hallmark Channel yang pernah aku bahas. Kali ini sudah pergantian musim, melalui A Brush With Love yang di sutradarai oleh Peter DeLuise akan memperlihatkan bagaimana keindahan bunga-bunga yang sudah bermekaran, warna-warni bunga yang sangat indah, dan kisah cinta yang sangat indah.

Jamie (Arielle Kebbel), Seorang guru melukis dan pemilik toko Canvas Creation school of art, dia mengajarkan cara melukis pada anak-anak. Sudah lama sekali Jamie tidak lagi melukis dan melakukan pameran sampai sahabatnya, Ava (Hilary Jardine), mengajaknya untuk membuat Vision Boardsupaya Jamie dapat menemukan Dreamdalam kehidupannya dan menjadi kenyataan seperti miliknya.

Ava yang lupa memberitahu pada Jamie bahwa saudaranya pindah dan tinggal satu apartemen dengan Jamie. Jamie yang sedari dulu tidak menyukai Max (Nick Bateman) karena selalu di kerjai olehnya, harus menahan rasa tidak sukanya pada Max, apalagi Ava menginginkan Jamie bersikap baik terhadap Max selama mereka menjadi tetangga.
Sehari kepindahan Max sudah membuat Jamie jengah dengan kecerewetan Max yang selalu mempertanyakan kehidupan melukis Jamie. Di lain tempat, tempat kantor Ava akan mengadakan Showcase untuk memajang berbagai lukisan. Ava merekomendasikan Jamie kepada Reene (Brenda Crichlow) untuk ikut di dalam Showcase, Ava juga menceritakan Jamie juga sebagai pelatih melukis di tokonya.

Jamie yang di beritahu Ava dengan kedatangan seseorang untuk belajar melukis di tempatnya malah mendapatkan kejutan bahwa Michael (Matthew James Doeden) adalah pemilik yang akan mengadakan Showcase tempat Jamie ikut serta di dalamnya. Sebagai pelukis profesional melukis ulang lukisannya dan memberitahu Michael untuk menjaga jarak sampai Showcase selesai.

Bagaimana dengan hubungan Max dan Jamie? Apa Jamie akan memilih Michael atau Max?

Awal-awal aku menyangka Jamie akan suka sama Michael karena mereka pernah tidak sengaja bertubrukan pada saat Jamie keluar dari tokonya. Tapi setelah melihat Max dan bagaimana interaksi antara dia dan Jamie, langsung mengambil kesimpulan Max memiliki hati pada Jamie. Layaknya kanak-kanak yang memiliki rasa suka pasti di jahili habis-habisan, itulah Max. Jadi sebenarnya, Jamie ini diperebutkan oleh dua orang pria berparas cakap dengan perbedaan latar belakang, yang satu kaya dan yang satu sederhana.
[Buklet Kathana Review] A Brush With Love
Aku suka dengan plot cerita pada film ini, di mana Jamie sebagai seorang pelukis kehilangan gairahnya untuk melukis kembali sampai sahabatnya membantunya untuk bangkit untuk menemukannya melalui Vision Board. Emosi yang di perankan oleh Arielle Kebbel sebagai Jamie juga terasa sekali bagaimana dia terpuruk patah hati karena Max. Walaupun ini pertama kalinya aku melihat Nick Bateman bermain di film keluaran Hallmark Channel, aku mengacungi jempol untuknya karena lumayan bagus dia berakting, apa lagi dia dipasangkan dengan Arielle yang sudah beberapa kali bermain di film Hallmark Channel. Selain itu juga, ada beberapa unsur comedy yang membuatku tertawa jadi tidak terlalu serius untuk menonton.

Walaupun dengan setting tempat yang di gunakan hanya sedikit tempat tapi sudah memuaskanku dengan adanya berbagai macam bunga-bunga yang bermekaran. Lokasi tempat yang paling aku suka adalah di halaman kecil belakang toko Jamie, full of colours from beautiful flower dan kamar apartemen Jamie.

Sayang wardrope yang di pergunakan di film ini terbatas. Sempat berpikir, itu outfit Jamie enggak pernah berubah di beberapa adegan sampai bosan melihatnya dan dengan tas yang serupa juga di kehidupan sehari-hari Jamie. Selain itu, pada saat pameran lukisan yang di undang oleh Michael, pakaian yang di gunakan Jamie its good but terlihat mencekik jika di kancing semuanya.


Tuesday, June 18, 2019

#112 Novel: Diary La Sorbonne By Kuala Kata

June 18, 2019 0 Comments
Buklet Kathana Resensi/Review: Diary La Sorbonne 
Judul: Diary La Sorbonne
Penulis: Kuala Kata (Okymustika Sari)
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2018
Jumlah Halaman: 228 hlm
Genres: Novel, Traveling
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-455-274-9
Rated: 4.5 of 5

Buku ini sedikit berbeda dengan novel-novel yang pernah aku baca. Tidak ada unsur romance, comedy, drama, dan lain-lain di novel kebanyakan tapi novel ini menceritakan tentang perjalanan penulis menempuh pendidikan sampai ke Ibu Kota Prancis yaitu Paris. Novel ini hampir seperti buku harian, bagaimana penulis mendapatkan beasiswa di Universitas Sorbonne.

Penulis memberitahukan informasi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri dan melalui lembaga apa, dia mendapatkan beasiswa tersebut. Tidak hanya itu saja penulis juga memberi tahu persiapan apa saja setelah mendapatkan beasiswa di Universitas Sorbonne. Dari tempat tinggal yang harus memiliki jaminan atau bisa di bilang orang/keluarga yang tinggal di Paris.

Penulis yang seorang muslim juga memberitahu bagaimana dia menunaikan ibadah di negeri yang mayoritas non-muslim dan tempat makan seperti kafe yang sering di kunjungi oleh penulis. Banyak sekali lokasi wisata yang dapat di kunjungi dengan pemandangan yang cantik. Selama menempuh pendidikan di paris, penulis memberitahu bagaimana warga Prancis yang individual.

Kebanyakan mahasiswa Universitas Sorbonne terkadang mampir ke perpustakaan untuk mempelajari ilmu yang mereka ambil. Seperti terlihat dari foto-foto yang di ambil oleh penulis di perpustakaan selalu ramai sekali dengan interior yang sangat cantik sekali. Bagaimana para dosen mengajar yang membuat penulis sedikit kesusahan.

Dengan penggunaan gaya bahasa yang sangat sederhana dan mengalir, memudahkan aku mengerti tentang isi novel ini. Berbagai macam foto dan ilustrasi ikut mengisi novel ini untuk memberitahu perjalanan penulis sebagai pelajar yang tinggal di Kota Paris. Gaya hidup masyarakat Prancis, mulai dari kebiasaan, makanan, hingga tempat-tempat cantik. Tidak hanya foto dan ilustrasi tapi juga ada quotes dari beberapa orang terkenal dari yang berbahasa Indonesia, Inggris maupun Prancis

Cover depan dan belakang novel yang terkesan cantik dan manis, dengan gambar ilustrasi bangunan Universitas Sorbonne. Aku membaca buku ini karena tertarik pada covel novel ini. Sayangnya, kekurangan pada novel ini adalah ada beberapa quotes dan kalimat bahasa Prancis yang tidak ada terjemahannya. Terutama pada Quotes-nya, setiap quotes yang berbahasa Prancis selalu aku lewati karena tidak mengerti.

Bagi yang ingin mencari beasiswa di negara Prancis atau di negara mana pun itu, novel ini sangat membantu sekali bagi kalian yang mau kuliah di luar negeri, khususnya Prancis. Melalui novel ini penulis membagikan pengalamannya untuk dapat kuliah di Prancis dengan perekonomian yang terbatas.


Wednesday, May 22, 2019

#111 True Story Movie: Walk. Ride. Rodeo. 'Amberley Snyder Never Give Up To Get Her Dream Come True'

May 22, 2019 0 Comments
Source: imdb.com
Title: Walk. Ride. Rodeo.
Genres: Drama
Type: Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: 13+
Rated: 5 of 5

Walk. Ride. Rodeo. Adalah kisah nyata yang di ambil dari kehidupan Amberley Snyder yang mengalami kecelakaan mobil hebat. Melalui sutradarai oleh Conor Allyn, memberikan bagaimana perjuangan Amberley kembali bangkit untuk meraih mimpinya. Film ini di produksi melalui Poke Prod dan Netflix yang juga mendistribusikannya.

Amberley Snyder (Spancer Locke) berkarier sebagai rodeo semasa mudanya, berbagai kompetisi dia ikuti sampai memiliki cita-cita ingin menjadi profesional Rodeo. Amberley yang mendapatkan beasiswa mengharuskan meninggalkan keluarganya dan kuda kesayangannya ‘Power’ di ranch. Dalam perjalanannya Amberley mendapatkan kecelakaan mobil yang menyebabkan bagian pinggang ke bawah mengalami paralyzed.

“Hard work beats talent when talent doesn’t work hard.”

Sejak awal kecelakaan, Amberley tahu terjadi sesuatu terhadap kakinya yang tidak dia rasakan sama sekali. Setelah di beritahu pada Tina Snyder, Amberley mother (Missi Pyle), Amberley merasa dunianya mulai runtuh, impiannya menjadi seorang profesional rodeo telah hancur. Dia tidak terima dengan kondisi yang di alaminya. Tina dan Cory Snyder, Amberley father (Bailey Chase), berusaha untuk membuat putrinya kembali seperti semula.
source: imdb.com
Selama tiga bulan, Amberley menjalani rehabilitasi dan selama itu juga Amberley mulai menerima kondisinya sekarang. Dengan di bantu physiotherapist Diego (Corbin Blue), Amberley bangkit kembali. Sekembalinya dari rehabilitasi, Amberley mulai mencoba untuk menaiki kuda kesayangannya kembali tapi di saat sudah di atas kuda, Amberley yang awalnya harapan itu masih ada mulai jatuh kembali.

“No matter what life gives you... give more back.”

Tina yang tidak mau mimpi Amberley untuk berkuda kembali sirna memberikan semangat walau Amberley pesimis dengan kondisi terbarunya. Di saat terpuruknya, Amberley mendapatkan teman cerita dari email yang sering dia dapatkan yaitu Tate Watkins (Max Ehrich). Amberley mulai mencari alternatif lain untuk kehidupan barunya sampai dia mendapatkan sebuah interview televisi.

Apa Amberley Snyder akan kembali ke arena rodeo?

Cerita yang True Story selalu membawa nilai yang sangat besar pada kehidupan, begitu juga dengan kisah Amberley Snyder yang penuh dengan inspirasi untuk orang-orang baik yang memiliki kondisi sama seperti dirinya maupun yang normal. Bagaimana kerja keras menghasilkan apa yang dimimpikan selama ini.
source: imdb.com
Pertama menonton aku sempat menahan nafas saat Amberley mengalami kecelakaan mobil, mobilnya sampai berguling-guling dan dia terlempar keluar dari mobil. Aku sudah berfikiran ‘she will die’ but Tuhan berkata lain she alive after that terrible accident. Dan paling lucunya, dia masih sempat-sempatnya mengaca dari kacamata hitam yang di pakai polisi untuk memeriksa luka yang berada di dahinya.

“Attitude is a little thing that makes a big difference. I realize maybe i won’t have control over every situation in my life. Maybe i don’t get to make every decision but when i wake up in the morning, i get to decide my attitude. And if that’s the only decision i get to make that day. I better make it good one. Because with the right attitude, who knows what you can achieve?”

Emosi yang di perankan Missi Pyle sebagai Amberley mother sangat terasa sekali, bagaimana dia putus asa, greatfull, dan memberikan harapan pada Amberley untuk tetap berusaha dan tidak putus asa, She a strong mother. Begitu juga dengan emosi Amberley, bagaimana dia jatuh bangun menghadapi kondisinya dan bagaimana dia perang batin untuk meneruskan mimpinya atau merelakan mimpinya.

Yang paling mengejutkan pada film ini adalah Amberley Snyder sendiri yang menjadi stunt untuk menunggang kudanya. Aku tidak menyangka sekali, tidak terlihat ada perbedaan sama sekali pada bentuk badan Spancer Locke dan Amberley Snyder. That cool!

Bagi kalian aku sangat merekomendasikan film ini untuk kalian tonton, jangan pernah melewatkannya karena sangat sayang sekali bila kalian lewatkannya. Because it’s full of inspirational, endearing, and emotional.


Tuesday, May 21, 2019

#110 Novel: Love In Sydney By Arumi E

May 21, 2019 0 Comments
Review/Resensi
Judul: Love in Sydney
Penulis: Arumi E
Penerbit: PT Gramedia Putsaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2016
Jumlah Halaman: 240 hlm
Genres: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-03-2857-7
Rated: 4.5 of 5

Kalau kalian pernah membaca Love in Montreal yang pernah aku bahas sebelumnya. Kali ini aku akan membahas Love in Sydney, novel yang keluar terlebih dahulu sebelum Love in Montreal. Kalian masih ingat dengan tokoh karakter Maghali? Nah di novel yang akan aku bahas sekarang akan ada tokoh karakter Maghali, walaupun tidak sebanyak di Love in Montreal. Di novel ini akan menceritakan saudara kembarnya Maghali yaitu Maura yang pernah muncul di Love in Montreal.

Maura memulai hidupnya kembali di kota Sydney, Australia, setelah mengalami kejadian pelik di Indonesia yang menghancurkan kariernya yang dia bangun dengan susah payah. Di Sydney, Maura tinggal bersama dengan tantenya yang menikah dengan pria Australia. Maura tidak hanya berdiam diri saja di rumah tantenya tapi dia membantu Shanon, anak dari Tantenya, mengantar jemput ke sekolah.

Karena sering mengantar jemput Shanon ke sekolah, Maura bertemu dengan Zach yang menolong Shanon hampir tertabrak oleh truk. Saat sedang makan siang bersama Zach, seseorang menyapa Maura dengan nama lengkapnya. Sontak, Maura yang memang sedang bersembunyi memilih melarikan diri dari pria tidak dikenalnya, meninggalkan Zach di cafe. Maura yang meminta tolong pada Zach untuk mengantar Shanon pulang ke rumah malah mendapatkan pengusiran dari tantenya untuk tidak tinggal bersama lagi.

Semenjak itu, Maura tinggal sendiri di apartemen yang dia sewa. Karena tidak mau hanya uang yang di milikinya habis tanpa pekerjaan, Maura sekali lagi meminta tolong pada Zach untuk mencarikan pekerjaan. Saudara kembar Maura, Maghali, sebagai perancang busana datang ke Sydney untuk memenuhi undangan Miss Dante untuk ikut fashion show yang di adakan. Maghali memperkenalkan Maura pada Miss Dante sebagai model dan brand ambasador dari busana rancangannya.

Seolah mendapatkan kesempatan kedua untuk membangun karier, Maura menjadi model untuk rancangan busana Maghali yang akan di peragakan di fashion show. Maghali yang memperkenalkan Zach oleh Maura malah sering menghabiskan waktu bersama. Tapi tidak menyangka, Zach malah meminta pendapat dari Maghali jika dia mengutarakan perasaannya pada Maura.

Apa Zach akan mengetahui apa yang disembunyikan Maura? Bagaimana perasaan Maura kepada Zach dan perasaan Maghali terhadap Zach?

Kadang suka kesel sama tokoh karakter Maura yang keras kepala dan menurutku egois. Padahal Maghali sudah mengingatkan untuk berhati-hati pada pria perayu, tapi malah di anggap angin lalu. Ujung-ujungnya kena batu sendiri, Maura masuk perangkap pria perayu yang mau melecehkannya. Untungnya Maghali dan Zach masih mau menolongnya, walaupun Maura dengan tidak sengaja telah menyakiti hati mereka berdua.

Kali ini plot cerita novel ini cukup bagus, tentang kehidupan artis yang ingin bangkit untuk berkarya kembali di negeri orang. Penulis juga menggunakan sudut pandang orang ke tiga pada novel ini sehingga aku mengetahui bagaimana pancangan setiap sudut tokoh karakter di novel ini. Penggunaan bahasanya juga sama seperti yang pernah aku bahas di novel Love in Montreal.

Lokasi setting di novel ini juga lumayan membantu sekali. Sebagai muslim bagaimana mencari tempat ibadah di negeri orang yang mayoritas non-muslim atau rumah makan yang menerima untuk shalat di mana. Sehingga jika suatu hari nanti keluar negeri bila tidak menemukan tempat ibadah, bisa meminjam ruang ibadah yang berada di ruamh makan. Tidak hanya itu saja, lokasi tempat wisatawan juga ada di novel ini sehingga ingin sekali mengunjunginya.

Kekurangan dari novel ini adalah emosi dari protagonisnya kurang mengena dan konflik pada ceritanya kurang menggugah selera terkesan datar. Aku juga menemukan beberapa kata yang salah pengetikan dan kurangnya spasi.

Walaupun novel Love in Sydney dan Love in Montreal ini menyambung tapi terkesan tidak menyambung. 


Monday, May 20, 2019

#109 Pokemon The Movie: The Power of Us 'When Human and Pokemon Work Together To Safe The Fula City'

May 20, 2019 0 Comments
Review/Resensi
Title: Pokemon the Movie: The Power of Us
Alternative Title: Pokemon Movie 21: Minna no Monogatari, Gekijouban Pocket Monster: Minna no Monogatari, Pokémon the Movie: Everyone's Story劇場版ポケットモンスターみんなの物語
Genres: Action, Game, Adventure, Comedy, Kids, Fantasy
Type: Movie
Language: Japanese
Country: Japan
Adaption: Game
Episode: 1
Age Group: BO - Children
Rated: 5 of 5

Fula City merupakan bentukan dari sebuah pokemon legendaris bernama Lugia yang memberikan mereka sebuah kekuatan angin. Kota ini hidup berdampingan dengan monster pokemon. Risa (Haven Paschall) menyetujui permintaan adiknya untuk datang ke Fula City untuk menghadiri festival angin yang akan di adakan di sana.

Ash Ketchum (Sarah Natochenny), sebagai trainers pokemon juga datang ke Fula City. Di sana dia bertemu dengan Margo (Erica Schroeder) yang sedang terkena masalah dengan anak-anak penjual minuman karena telah menabrak mereka. Setelah memberitahu arah di mana festival angin berlangsung, Margo berjalan masuk ke dalam hutan yang telah di larang untuk di kunjungi.

Sebuah lomba menangkap pokemon di ikuti Ash dan Pikachu (Ikue Otani). Tapi Ash hanya mendapatkan juara kedua karena juara pertama di menangkan oleh Callahan (Billy Bob Thompson) yang hanya untuk menyenangkan keponakannya dia bekerja sama dengan seorang scientist Toren (Eddy Lee).
Fula City yang memiliki sebuah 'eternal flame' untuk menggerakkan kincir angin yang menghasilkan energi listrik telah tercuri. Ash yang tidak mau festival angin berakhir begitu saja menawarkan diri untuk membantu mencari eternal flame tersebut. Berkat penciuman Pikachu yang tajam telah membawanya ke hadapan scientist Toren. Berkat bantuan Toren, mereka menemukan Margo yang telah mencurinya dan alasan kenapa dia harus menghentikan festival.

Sebuah benda yang di curi oleh Team Rocket dari laboratorium mendadak meledak di dalam hutan dan menimbulkan sebuah asap yang dapat melumpuhkan pokemon bila terhirup. Zeraora, pokemon legendaris yang sudah tinggal lama pergi untuk melindungi para pokemon yang hidup di dalam hutan. Ash dan yang lainnya juga berusaha membantu untuk menghentikan asap berwarna ungu.

Apa Alasan Margo untuk menghentikan festival? Bagaimana Ash dan teman-teman dapat menghentikan musibah asap tersebut?
Pokemon adalah salah satu film favorit yang sering sekali aku tonton sejak kecil. Apalagi Pikachu sangat menggemaskan sekali. Setelah sekian lama enggak menonton Pokemon membuatku kaget ternyata Pokemon Movie sudah banyak sekali telah keluar, salah satunya Pokemon the Movie: The Power of Us. Sayangnya aku menonton animasi ini yang sudah di dubing menjadi bahasa Inggris.

Aku suka pada plot cerita pada Pokemon the Movie: The Power of Us, sutradara Tetsuo Yajima menunjukkan bagaimana kedekatan para pokemon di dalam kehidupan manusia dan Margon menunjukkan pada Zeraora bahwa tidak semua manusia berbuat jahat tapi ada yang berbuat baik dengan tulus menolong pokemon yang dalam kesusahan. Ash yang meyakinkan Risa dapat bangkit kembali untuk lari bersama dengan pokemon di sisinya. Sangat banyak sekali pesan moral di dalam animasi ini yang tidak bisa aku ceritakan di sini.
Art yang di produksi melalui OLM, Inc. dan Wit Studio, gambar yang di hasilkan masih terbilang biasa/sederhana dalam penggambaran karakter tapi terlihat menakjubkan pada pemandangan sekitar Fula City. Pemilihan warnanya juga terlihat pas sekali dan tidak terlalu mencolok untuk di pandang.

Peilihan musik yang di lakukan Shinji Miyazaki pada animasi ini bagus. Instrumen yang semangat maupun menegangkan melengkapi semua perjalanan di setiap adegan scene. Tidak hanya itu saja, Porno Grafiti yang sebagai pengisi lagu penutup animasi juga sangat bagus. Aku selalu mengikuti keseluruhan album Porno Grafiti karena menurutku suara penyanyinya sangat khas dan liriknya yang bagus.

Pokemon the Movie: The Power of Us masuk ke dalam jajaran Japanese Box office pada tahun 2018 menduduki jajaran posisi ke 2 lalu turun menjadi ke posisi ke 4 setelah melewati 4 minggu.

Soundtrack:
Ending: Breath by Porno Graffiti


Follow Us @soratemplates