Wednesday, April 10, 2019

#94 Hallmark Channel Movie: Love On The Menu

April 10, 2019 0 Comments
[Review] Love On The Menu
Title: Love on the Menu
Genres: Romance
Type: TV Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 4.5 of 5

Kembali lagi dengan salah satu film keluaran Hallmark Channel, kali ini film Love on the Menu menceritakan tentang makanan dan cinta. Dengan di sutradarai oleh Ellie Kanner dan penulis naskah yaitu Kavan Smith dan Alex Wright.

Maggie (Autumm Reeser) bekerja di sebuah perusahaan frozen food. Dia mengajukan sebuah restoran kepada atasannya, Andrea (Barbara Niven), untuk menjadikan makanan yang di buat oleh chef Hank (Kavan Smith) sebagai kandidat proyek frozen food selanjutnya. Maggie yakin tentang makanan yang di buat oleh Hank dapat membesarkan pangsa pasar perusahaan.
Saat Maggie berkunjung ke Osteria restaurant, restaurant sedang kedatangan seorang review food yang duduk tepat di belakang Maggie. Para staff restoran menganggap Maggie adalah review yang akan memberi nilai pada restorannya. Bernie (Richard Ian Cox) memberitahu pada Hank baru saja kehilangan bintang di restorannya.

Maggie dan Andrea mendatangi restoran Hank dan mengajukan kerja sama tapi Hank tidak menyetujui kerja samanya sampai Bernie memberitahu bahwa restoran sedang terlilit utang pada bank dan akan bangkrut. Mendengar itu, Hank yang tidak tahu masalah manajemen restoran merasa kaget dan dengan terpaksa menerima kerja sama yang di tawarkan Maggie dan Andrea untuk menyelamatkan restoran.

“Love... You’ve giving them love. Love is the number one ingredient in any dish. Without that, you’ve got nothing.”

Kedatangan Maggie sebagai bagian di restoran, memberikan perubahan walaupun pernah di tentang oleh Hank. Tapi dengan Maggie membantu Hank untuk mendapatkan bintang kembali pada restorannya dan Hank membantu Maggie untuk membuat menu untuk frozen food, perubahan di restoran terjadi. Tidak hanya itu saja, Hank yang tidak menyukai frozen food mengajarkan Maggie bagaimana menghidangkan fresh food.
Andrea yang sudah mendapatkan resep dari Hank memilih melanjutkan proyek selanjutnya dengan koki baru. Maggie yang mendengar itu awalnya tidak terima dengan keputusan Andrea yang akan meninggalkan kerja samanya terhadap Hank tapi Maggie mendapatkan tekanan dari Andrea.

Apa yang akan terjadi pada restoran Osteria? Apa Maggie akan benar meninggalkan kerja samanya terhadap Hank?

Ternyata salah satu penulis naskah film ini juga sebagai aktor tokoh utama film ini. Selama aku menonton seluruh film yang di perankan Kavan Smith memang bagus dan terlihat natural. Apalagi selalu ada bumbu comedy di dalam filmnya. Tapi di film Love on the Menu yang lawan mainnya Autumn Reeser, menurutku film ini yang paling bagus.
[Resensi] Hallmark Channel Movie: Love On The Menu
Jalan cerita yang menurutku sederhana hanya puncak dari konfliknya kurang berasa, terkesan biasa saja. Permainan emosi pada karakter Maggie di puncak konfliknya kurang. Walaupun dari awal sampai mau akhir ending sudah cukup bagus.

Paling suka di film ini adalah kerja sama di dalam dapur dan seluruh staff restoran untuk berusaha bangkit dari kebangkrutan. Hank dengan sifat baiknya, malah menyuruh kedua koki terbaiknya untuk berhenti tapi malah mereka tidak mau malah memilih untuk bertahan.

Film Love on the Menu yang menceritakan kebangkitan sebuah restoran yang akan gulung tikar dan bagaimana keyakinan seseorang terhadap restoran tersebut bahwa restoran akan bangkit dengan makanan yang di kelola secara fresh akan mendapatkan kembali bintangnya.


#93 Movie: The Royal Tailor 'A Man Who Has A Talent To Make A Queen Looks Beautiful'

April 10, 2019 0 Comments
[Review] The Royal Tailor
Title: The Royal Tailor
Alternative Titles: 상의원, Sanguiwon
Genres: Historical, Drama, Fashion 
Type: Movie
Language: Korean
Country: South Korea
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 5 of 5

The Royal Tailor di tulis oleh Lee Byoung-hak dengan mengambil sebuah cerita pada masa kerajaan Joseon. Di mana terdapat perubahan fashion yang terjadi pada masa itu, tentu dalam perubahan itu selalu ada persaingan dan intrik yang terjadi. Dengan disutradarai oleh Lee Won-suk berhasil memberikan kesan bagaimana perasaan iri hati dapat menggelapkan mata dari bakat yang dipunya.

Pada masa kekaisaran dinasti Joseon, terjadi perubahan pada fashion saat itu, Jo Dol-soek (han Suk-kyu) yang sudah melayani 3 generasi kerajaan akhirnya menjadi kepala penjahit di kerajaan dengan raja yang baru. Raja (Yoo Yeon-seok) meminta untuk dibuatkan jubah naga yang baru, begitu juga dengan para menterinya yang akan dibuatkan jubah baru.

Pan-soo (Ma Dong-seok) bersama dengan temannya berada di tempat hiburan, ia mengeluhkan jubah yang di pakainya selalu membuatnya susah, dengan lengan jubah yang panjang membuatnya susah untuk menyingsingkan menjadi pendek. Saat Wol-hyang (Shin So-yul) mendatangi mereka, Pan-soo meminta Wol-hyang untuk meminta kepada Lee Gong-jin (Go Soo) untuk dibuatkan jubah baru.
Suatu hari, Ratu (Park Shin-hye) yang meminta Dol-soek untuk memperbaiki sebuah Hanbok, tidak sengaja terbakar pada saat memperbaikinya. Ratu yang menginginkan jubah itu di bikin ulang malah mendapatkan penolakan dari Dol-soek, karena jubah yang akan di buat ulang akan memakan waktu yang sangat lama.

Pan-Soo mengajak Gong-jin untuk bertemu dengan Dol-soek untuk membantu membuat jubah naga yang diinginkan Ratu. Gong-jin pertama kali bertemu dengan Ratu langsung jatuh jati dengan kecantikan sang Ratu. Semenjak itu, Gong-jin selalu membantu menjahit di dalam istana dan terkadang menemani Ratu tanpa memikirkan akibat yang di terima dari Raja bila mengetahui jika dia berdekatan dengan Ratu.

Gong-jin yang keluar dari lingkungan istana mendengar bahwa Ratu akan di gantikan pada saat pesta penyambutan utusan negara seberang membuatnya mendatangi kediaman Ratu dan memohon untuk dirinya dapat membuatkan baju yang akan di kenakan Ratu. Pada pesta penyambutan, seluruh kabinet dan tamu undangan memandang takjub pada Ratu, begitu juga dengan Raja yang dari awal menikah tidak pernah memandangnya di buat takjub dengan pakaian yang di kenakan Ratu.
Semenjak itu, Dol-soek mulai merasa iri terhadap Gong-jin yang memiliki talenta desain yang bagus. Dengan ketakutannya akan tersingkirkan, Dol-soek bekerja sama dengan Raja untuk menyingkirkan Gong-jin. Dol-soek menginginkan nama Gong-jin terhapus dari sejarah dinasti Joseon.

Kenapa Raja menginginkan Gong-jin tersingkirkan? Seperti apa baju yang dibuat Gong-jin untuk Ratu di pesta penyambutan?

Kali ini aku akan membahas film buatan dari Korea Selatan, biasanya aku selalu membahas film yang dari negara Barat dan Eropa. Film ini aku tidak sengaja lihat di cuplikan di Youtube, biasanya kalau sudah film historical dinasti Joseon di dalam pikiranku adalah perebutan takhta dan peperangan yang sedikit di taburi romance. Tapi film The Royal Tailor yang di sutradarai oleh Lee Won-suk membawa pada persaingan dua penjahit pada masa dinasti Joseon yang terdapat skandal dan tragedy.
[Resensi] The Royal Tailor
Pertama kali lihat tokoh karakter Gong-jin langsung jatuh hati, seorang pria easygoing, funny, bertalenta, dan baik banget. Walaupun dia sudah di hina oleh Dol-soek yang menganggap pakaian buatan Gong-jin murahan, Gong-jin masih menganggap Dol-soek sebagai temannya dan membuatkan pakaiannya pada saat Dol-soek mendapatkan gelas kebangsawanan dari istana. Tidak hanya itu saja, Gong-jin juga membuatkan pakaian untuk Ratu hanya untuk seluruh istana tunduk kepadanya dan hormat.

Sangat berkesan pada saat Gong-jin mengajak Dol-soek memejamkan mata untuk membayang desain pakaian pada saat bulan purnama. Mereka memberikan visual effect yang menggemaskan, ada gambar kelinci yang sangat iri dengan pakaian yang di kenakan oleh Dol-soek.

Ternyata berhubungan dengan istana pasti ada persaingan, aku kira tidak hanya di dalam kabinet yang main sikut-sikutan untuk mendapatkan kekuasaan, tapi pada fashion pun begitu. Bagi yang penyuka film Korea dan fashion, aku Recommended untuk kalian menonton film ini.


Tuesday, April 9, 2019

#92 Novel: Answer By Marsya Pen

April 09, 2019 0 Comments
[Review/Resensi] #92 Novel: Answer By Marsya Pen
Judul: Answer
Penulis: Marsya Pen
Penerbit: CV. Garuda Mas Sejahtera
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2016
Jumlah Halaman: 120 hlm
Genres: Drama, Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: xxx-xxx-xxx-xxx-xxx
Rated: 3.5 of 5

Naya mendapatkan training selama 2 minggu di Bangkok, sebelum melakukan training dari kantor Naya mengajak teman-temannya untuk liburan terlebih dahulu di sana. Saat di bandara, Naya kehilangan kopernya, salah satu temannya melihat koper yang sangat mirip dengan koper Naya. Mereka bertiga menghampiri koper yang bersama dengan seorang pria. Saat Karina menghampiri terlebih dahulu, Naya kaget bahwa pria yang berada di depannya adalah Gian, pria yang sudah meninggalkannya 7 tahun yang lalu tanpa penjelasan.

Setelah lama tidak bertemu kembali, Gian mengajak Naya untuk sarapan di tempat biasa. Naya dengan perasaannya yang campur aduk menerima ajakan Gian. Selama di Bangkok, Gian selalu mengajak Naya jalan-jalan, terkadang Gian mengirimkan makanan kesukaan Naya ke hotel.

“And i will always let you know how much i love and muss you. Even at this very moment.”

Sampai suatu kejadian tertimpa di lokasi dekat tempat tinggal Gian, Naya berusaha untuk menghubungi Gian malah tidak mendapatkan jawaban sama sekali seperti 7 tahun yang lalu, menghilang tanpa jejak. Sampai beberapa hari kemudian Gian baru memberinya kabar.

Mendekat hari kepulangan, Naya mengungkapkan perasaannya dan pertanyaan yang masih mengambang tentang Gian yang hilang tanpa kabar 7 tahun yang lalu. Sayang penjelasan Gian tidak memuaskan Naya yang menganggap hubungan mereka 7 tahun lalu hanya sebuah permainan.

Bagaimana Gian menjelaskan pada Naya tentang 7 tahun yang lalu? Ada kejadian apa sampai Gian sulit untuk di hubungi?

“If you mean by this is ‘game’, I’m not playing any games. You just need to say what you feel and think. If you mean by words, come on... i know you’re good with words.”

Aku kira pada saat bertemu dengan Gian kembali, Naya akan langsung meminta penjelasannya saat itu juga seperti layaknya kebanyakan wanita tapi ternyata Naya belum siap menerima penjelasan Gian saat itu juga. Jadinya di ulur-ulur sampai kepulangannya ke Indonesia. Karakter Gian juga di buat kaku tapi perhatian, sweet banget sampai ngirim makanan dan obat ke hotel.

Mungkin ini salah satu novel terpendek yang aku baca. Biasanya aku membaca novel pasti jumlah halamannya di atas 150 halaman. Karena tertarik sama cover novel yang di desain oleh Erine Agnissary ini jadinya penasaran sekali sama isinya.

Alur yang di gunakan penulis maju dan mundur, jadi ada sedikit flashback pada saat Naya dan Gian bersama dan di mana mereka berpisah. Tapi cerita ini masih kurang menarik dengan konflik yang menurutku biasa saja. Sudah begitu masih ada hole di beberapa tempat yang bisa di jadikan tambahan cerita.

“Hubungan kita bukan hubungan untuk bisa menahan satu orang pergi atau pulang. Hubungan kita juga bukan hubungan yang bisa untuk maksa untuk tetap tinggal.”
Baru kali ini aku review buku tapi enggak mendapatkan kode ISBN, aku lihat di aplikasi ipusnas tempat biasa meminjam buku, di sana juga tidak mencantumkan kode ISBN. Kaget banget pas pertama kali mau menulis review novel ini.


#91 Novel: Maps By Radin Azkia

April 09, 2019 0 Comments
[Review/Resensi] #91 Novel: Maps By Radin Azkia
Judul: Maps
Penulis: Radin Azkia
Penerbit: Loveable
Tahun Terbit: Cetakan Keempat, 2016
Jumlah Halaman: 372 hlm; 13 x 19 cm
Genres: Romance, Frienship
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-6922-32-8
Rated: 3.5 of 5

Gita dan Gerral sudah bersahabat sejak kecil sehingga mereka selalu ke mana-mana selalu bersama. Karena selalu bersama banyak yang beranggapan mereka itu pacaran, tapi sebenarnya tidak. Mereka memiliki persamaan yaitu memiliki kedua orang tua yang bercerai. Terkadang mereka akan menginap di salah dari mereka setiap malam minggu.

Bunga, orang disukai Gerral semasa SMP kembali dari Batam dan bersekolah di tempat yang sama dengan mereka. Itu membuat perasaan Gerral terhadap Bunga sudah dipendam olehnya muncul kembali. Gita yang mengetahui Gerral masih menyukai Bunga merasa terdapat perbedaan di dalam dirinya setelah mendengar Gerral akan mengajak pergi Bunga.

Sebagai teman sebangku Gita, Sarah menanyakan perasaan Gita terhadap Gerral yang selalu di sangkal oleh Gita dan menganggap Gerral sebagai sahabatnya semenjak kecil. Terkadang Gita merasa terhadap Gerral yang selalu melarangnya berdekatan dengan cowok terutama Dio. Walaupun Gita tahu alasan Gerral tidak menyukai Gita berdekatan dengan Dio, Gita selalu menerima Dio sebagai teman.

“Kadang, nggak semuanya bisa kita ceritain ke sahabat kita. Terserah sih orang mau bilang ‘You can tell everything to your bestfriend’ or whatever the damn-phrase is. Tapi, menurut gue kata-kata itu nggak berlaku.”

Sampai Gerral pergi dari apartemen Gita dalam keadaan marah karena Gita tidak memberikan kabar tentang kepergiannya dengan Dio. Gerral pergi pun tidak memberitahu Gita bahwa Bunga di rawat di rumah sakit karena kecelakaan. Di sana, Laura memberitahu Gita tentang apa yang Gerral kepada Bunga di rumah sakit.

Gita yang ingin Mamahnya mendapatkan perawatan di Singapura rela melepas kehidupannya di Indonesia tapi dia merasa sedih harus meninggalkan Gerral. Secara sembunyi-sembunyi Gita mengurus keperluan kepindahannya tanpa sepengetahuan Gerral. Sampai hari keberangkatannya, Gerral memberi tahu yang membuat perasaan Gita hancur lebur.

Bagaiman reaksi Gita dengan kehadiran Bunga di antara mereka? Apa perasaan Gita akan tersampaikan pada Gerral?

Masa pubertas di sekolah memang membuat kangen, apalagi kalau tentang cinta. Seperti Gita dan Gerral, hubungan mereka sangat dekat sudah seperti pacaran tapi mereka tidak pacaran malah hubungannya seperti saudara. Kasihan sama Gita harus menyimpan perasaannya terhadap Gerral dan selalu menyangkal kalau Sarah menanyakan rasa sukanya terhadap Gerral.

“Banyak orang bilang jika jarak dan waktu dapat mengubah seseorang menjadi orang lain. Mungkin hal itu ada benarnya, dan sepertinya, memang kebanyakan begitu.”

Konsep cerita ini mudah sekali di cerna karena memang tentang rasa suka di masa sekolah. Sudut pandang di gunakan penulis dari sudut pandang orang ketiga. Tapi konflik yang diceritakan terkesan biasa.

Enggak menyangka ending ceritanya bikin sedih banget. Penulisnya bisa saja membuat aku berharap Gita bisa menikah dengan Gerral sekembalinya dari Singapura. Sayangnya, enggak ada cerita tentang kedekatan Gita dengan pria yang menjadi tunangannya itu.


Monday, April 8, 2019

#90 Anime: Doukyonin Wa Hiza, Tokidoki, Arama No Ue - The Cat Find A Home

April 08, 2019 0 Comments
Resensi Anime: Doukyonin Wa Hiza, Tokidoki, Arama No Ue
Title: Doukyonin wa Hiza, Tokidoki, Arama no Ue
Alternative Titles: My Roommate is a Cat, My roommate is sometimes on my knees, sometimes on my head, 同居人はひざ、時々、頭のうえ。
Genres: Slice of Life, Comedy
Type: TV Series
Language: Japanese
Country: Japan
Adaption: Web Manga
Episode: 12
Age Group: BO-13+
Rated: 5 of 5

Doukyonin wa Hiza, Tokidoki, Arama no Ue di adaptasi dari sebuah web manga karangan Tunami Minatuki lalu. Melalui studio Zero-G, animasi dibuat. Sebagai director utama dan director episode, Kaoru Suzuki, memberikan nuansa yang berbeda di setiap episode. Tidak hanya itu, setiap episode tidak hanya Kaoru Suzuki yang memegang tetapi ada Ryouichi Kuruya, Tooru Kitahata, dan Masahiro Takata memberikan kontribusi pada animasi ini di setiap episodenya.

Subaru Mikazuki (Kensho Ono) baru saja di tinggalkan oleh kedua orang tuanya untuk selama-lamanya. Subaru yang tidak terbiasa di kelilingi oleh orang lain kecuali teman masa sekolahnya dahulu yaitu Hiroto Yasaka (Shun Horie) yang selalu datang main ke rumahnya. Semenjak itu, Subaru tinggal seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Review Anime: Doukyonin Wa Hiza, Tokidoki, Arama No Ue
Saat akan mengunjungi makam kedua orang tuanya, Subaru kedatangan seorang kucing yang sedang kelaparan saat itu. Karena merasa kasihan dan dia juga tinggal sendiri di rumah, Subaru membawa pulang kucing yang di temuinya di pemakaman. Subaru yang ke toko hewan dan bertemu dengan Nana Oukami (Chika Anzai) menyarankan untuk membawa Haru (Haruka Yamazaki) ke rumah sakit untuk diperiksa kesehatannya.

“No, No, No! i don’t want to go outside or see any people!”

Haru yang sejak awal bertemu Subaru selalu menaruh rasa curiga tapi karena selalu di beri makan, Haru mulai terbiasa dengan kehadiran Subaru di sekelilingnya. Sampai suatu hari, Subaru yang seorang penulis jatuh pingsan karena belum makan, Haru memberi makanan miliknya pada Subaru dan menjaganya selama Subaru sakit.
Sebagai editor, Atsushi Kawase (Hiro Shimono) terkadang mendatangi kediaman Subaru untuk berdiskusi tentang novelnya. Kawase yang memang penyuka kucing bertemu dengan Haru. Semenjak itu, setiap kali Kawase datang berkunjung selalu membawa mainan kucing untuk bermain dengan Haru. Tapi sikap Haru selalu cuek dengan kedatangan Kawase di rumah.

“You don’t butt into my business like people do, and you stimulate my imagination. That’s awesome.”

Apa Haru akan menjadi hewan peliharaan Subaru? Apa Subaru akan keluar dari zona nyamannya?

Tokoh karakter Subaru hampir mirip dengan aku yang pemalu untuk bertemu dengan orang baru maupun banyak, apalagi kalau sudah namanya presentasi pada saat kuliah dahulu. Rasanya seperti berjuta-juta mata memandangku. Tapi ya enggak begitu juga kan harus terbiasa dengan orang baru dan lingkungan baru.

Cerita dari animasi ini terbilang sederhana tapi memiliki makna yang kuat, di mana tokoh karakter Subaru yang sebagai penulis novel tidak pernah keluar dari zona nyaman. Tapi setelah keadaan di lingkungannya berubah, mau tidak mau Subaru harus keluar dari zona nyaman, di tambah lagi dia memelihara seekor kucing. Dapat di lihat dari Subaru yang harus keluar rumah untuk membeli makanan kucing dan berinteraksi dengan orang yang notabenenya dia tidak mau, tapi menurutku dia pemalu dan kaku dalam komunikasi dengan orang lain selain keluarganya.
Tapi setelah Subaru memelihara kucing bernama Haru, dia terlihat memiliki gairah hidup. Subaru tidak terus melulu memikirkan pekerjaannya sebagai novelis sampai lupa menjaga kesehatannya. Dengan adanya Haru, Subaru jadi lebih perhatian sama hewan peliharaannya dan berinteraksi dengan orang lain.

Sudut pandang pada anime ini menggunakan dua sudut yaitu dari sudut pandang Subaru sebagai manusia dan sudut pandang Haru sebagai hewan peliharaan. Jadi aku mengetahui bagaimana kehidupan kucing jalanan sampai menjadi hewan peliharaan Subaru. Akhirnya terjawab juga rasa penasaranku tentang pikiran kucing selama berinteraksi. Sehingga terlihat lucu kalau sekali melihat Subaru dan Haru yang salah paham.

Dari sudut gambar, aku melihat seperti anime Natsume Yuujinchou terlihat sederhana tapi enak untuk di pandang. Dengan penggunaan warna soft mendapatkan nilai plus karena tidak terlalu mencolok. Pada lagu aku suka bagian opening, nadanya bikin tambah semangat.
Soundtrack:
Opening: Unknown World (アンノウンワールド) by Schrodinger's Cat adding Kotringo
Ending: Kimi no Tonari Watashi no Basho (君のとなりわたしの場所) by Yoshino Nanjo

Wednesday, March 27, 2019

#89 Movie: Mary Poppins Returns "The Musical Fantasy Movie"

March 27, 2019 0 Comments
Review: Mary Poppins Returns
Judul: Mary Poppins Returns
Genres: Comedy, Family, Fantasy
Type: Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: BO
Rated: 5 of 5

Film Drama Musical Mary Poppins Return di adaptasi dari sebuah cerita anak-anak karangan P.L. Travers dengan judul Mary Poppins. Film ini merupakan sequel dari film Mary Poppins yang di buat pada tahun 1964 lalu yang menceritakan kedatangan Mary menjadi pengasuh Michael dan Jane. Kali ini pada Mary Poppins Returns hampir sama dengan sebelumnya hanya Mary akan mengasuh anak-anak dari Michael. Disutradarai oleh Rob Marshall dan di produksi oleh Walt Disney Pictures, Lucamar Productions, dan Marc Platt Productions.

“When the world turns upside down, the best thing to do is turn right along with it.”

Keluarga Banks kedatangan tamu dari bank tempat kerja Michael bekerja untuk melunasi utang pada bank atau pihak bank akan mengambil alih rumah yang menjadi tempat tinggal keluarga Banks. Michael Banks (Ben Whishaw) yang telah kehilangan istrinya menjadi keteteran soal keuangan sehingga utang yang harusnya dapat di bayar tepat waktu malah terlupakan.
#89 Movie: Mary Poppins Returns "The Musical Fantasy Movie"
Michael dan Jane (Emily Mortimer) yang teringat bahwa ayahnya memiliki sertifikat saham bank langsung mencarinya. Annabel (Pixie Davies), John (Nathanael Saleh), dan Georgie (Joel Dawson) kembali ke rumah dengan layang-layang yang sudah di buang oleh Michael dan membawa tamu yang di kenal baik oleh Michael dan Jane sebagai pengasuhnya semasa kecilnya yaitu Mary Poppins (Emily Blunt).

“Everything is possible. Even the impossible.”

Annabel, John, dan Georgie yang mengetahui permasalahan Michael mencari solusi dengan cara menjual benda peninggalan ibunya yang berupa mangkuk pajangan yang berada di rumahnya. Tapi sebelum rencana itu terlaksanakan, mangkuk itu tidak sengaja rusak. Untuk membetulkan mangkuknya Mary mengajak anak-anak mengunjungi Cousin Topsy (Merly Streep) yang bisa memperbaikinya.
Resensi
Saat sedang mengantarkan tas kerja Michael di kantor bank, Annabel, John, dan Georgie mendengar niat jahat dari Wilkins (Colin Firth), manajer bank, yang sedang berbicara dengan Gooding (Jeremy Swift) dan Frye (Kobna Holdbrook-Smith) akan mengambil rumah mereka. Mereka yang ingin menyampaikan apa yang di dengarnya pada Michael malah mendapatkan Wilkins mengatakan mereka bertindak tidak sopan di ruang kerjanya.

Apa Michael dan Jane dapat menemukan sertifikat saham milik ayahnya? Niat jahat apa yang sedang di rencanakan Wilkins?
Wow... Anak-anak Michael pengertian sekali dan mau membantu masalah ayahnya yang sedang kebingungan membayar utang dari bank karena tidak mau kehilangan rumah mereka. Sampai mereka dengan berani mendatangi Gooding dan Frye untuk membujuk mereka. Tapi Michael kelihatan sekali sangat sedih kehilangan Kate, istrinya.

“A cover is not the book. So open itu p and take a look.”

Paling berkesan banget pada saat Mary mengajak Annabel, John, dan Georgie masuk ke dunia fantasy seperti pada saat mereka mandi dan ke dunia porselen untuk membenarkan kereta kuda yang rusak. Tapi yang paling aneh, pada saat layangan yang di dapat Georgie sudah ada talinya, padahal pada saat layangan itu dibuang enggak ada talinya.
Baju yang di kenakan Mary pada dunia porselen sangat terlihat seperti porselen dengan warna yang menyatu sehingga tidak terlihat seperti baju yang seperti biasanya aku lihat di dunia nyata, visual effect pada film ini juga sangat bagus sekali. Aku enggak menyangka mereka membuatnya begitu amazing, penyatuan gambar kartun dan tokoh real sangat bagus.

“After all, you can’t lose what you never lost.”

Lagu yang di berikan juga bagus-bagus hampir semua lagu yang di nyanyikan enak di dengar di telinga, di tambah lagi dengan koreografi yang di tarikan Jack dan kawan-kawannya juga bagus.
Sayang film Mary Poppins tahun 1964 tidak di buat remake, aku sangat penasaran dengan kehidupan Michael dan Jane pada saat itu di asuh oleh Mary Poppins.

Aku Recommended kalian untuk menonton film ini dan jangan sampai terlewatkan kalian pasti menyesal kalau tidak sampai menonton film ini.


Follow Us @soratemplates