Tuesday, March 12, 2019

#73 Novel: The Darkest Minds By Alexandra Bracken

March 12, 2019 0 Comments
Review/Resensi: The Darkest Minds
Judul: The Darkest Minds
Penulis: Alexandra Bracken
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penerbit: Fantasious
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2014
Jumlah Halaman: 586 hlm; 13x20,5 cm
Genres: Young Adult
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-0900-05-6
Rated: 5 of 5

Ruby yang di tolong oleh Cate, seorang anggota Liga Anak, kabur dari Thurmond, kamp anak berkekuatan khusus. Tidak hanya Ruby yang berada di dalam mobil, melainkan ada Martin yang dia kenal sedang sakit di ranjang sebelahnya di rumah sakit Thurmond. Ruby yang mengetahui Martin memiliki kekuatan yang sama dengannya yaitu ‘Orange’, kekuatan yang bisa mengendalikan orang.

Di saat titik temunya dengan Rob, Ruby tidak sengaja melihat ke dalam benak Rob mulai merasa tidak nyaman dan tidak percaya dengan Rob maupun Cate. Pada saat akan mengganti pakaiannya di dalam toko bersama dengan Martin, Ruby melihat seorang gadis kecil yang sedang mencari perbekalan. Ruby yang ingin meminta tolong tidak digubris oleh gadis kecil itu.

“Aku tahu rasanya ditakuti gara-gara sesuatu yang tidak bisa kaukendalikan.”

Setelah itu, Ruby yang di tolong oleh gadis kecil itu bertemu dengan dua pemuda yang satu kelompok dengan gadis kecil itu. Ruby mengetahui nama mereka setelah salah satu pemuda bernama Liam memperkenalkan dirinya dan menyambut hangat keberadaan Ruby di dalam mobil, berbeda dengan Cubs yang menentang keras keberadaan Ruby dan menginginkannya pergi, sedangkan gadis kecil yang bernama Zu yang telah menolongnya, tidak suka pendapat Cubs.

Bersama mereka, Ruby terus menyembunyikan bahwa dia adalah ‘Orange’ sehingga mereka selalu memanggil Ruby dengan panggilan ‘Hijau’. Ruby mengikuti kelompok Liam yang akan mencari ‘Slip Kid’ untuk mengirimkan surat Jack kepada orang tuanya.

Apa Liam dan yang lain akan mengetahui kekuatan Ruby? Apa Ruby dapat mengendalikan kekuatannya setelah belajar dari Clacy?

“Dengarkan kata hatimu.”

Setelah menonton versi filmnya aku menjadi penasaran dengan versi bukunya. Ternyata ada beberapa yang berbeda di dalam filmnya dan lebih kompleks permasalahan yang di tuangkan di dalam buku. Tapi tetap aku suka kedua versi.

Aku selalu suka Liam di mana dia berada, di versi buku maupun versi film. Dia baik, walaupun Ruby orang asing yang ditolong oleh Zu tapi dia tidak pernah menilai Ruby sebagai anak yang memiliki pemikiran yang buruk terhadap mereka. Sudah begitu, Liam juga bertanggung jawab sekali. Aku jadi penasaran dengan buku kedua, tentang hubungan Ruby dan Liam.

Petualangan Ruby, Liam, Cubs, dan Zu ternyata banyak banget sampai dia menemukan tempat kamp yang mereka cari selama ini untuk mengirimkan surat Jack dan mengirimkan pesan pada orang tua Cubs.

Novel ini recommended banget kalian baca, karena banyak sekali perbedaan di versi filmnya. Kalian enggak bakalan menyesal setelah membaca novel ini.


Monday, March 11, 2019

#72 Anime: Kino no Tabi: The Beautiful World - Every Cities Have Story

March 11, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Kino no Tabi: The Beautiful World
Judul: Kino no Tabi: The Beautiful World
Alternative Title: Kino's Journey, Kino's Travels: The Beautiful World, キノの旅-the Beautiful World-
Genres: Slice of Life, Action, Advanture, Psychological
Type: TV Series
Language: Japanese
Country:Japan
Adaption: Light Novel
Episode: 13
Age Group: R-17+
Rated: 5 of 5

Kino (Ai Maeda) dan Hermes (Souma Saitou) adalah sepasang gadis dan kendaraannya yang bisa berbicara, mereka melakukan perjalanan keliling dunia dan singgah di kota-kota yang mereka kunjungi. Pertama mereka mengunjungi sebuah kota yang menurut gosip, kota tersebut memperbolehkan tindak kriminal. Setelah bertemu dengan sorang pemuda yang meminta bantuan untuk mengangkut beberapa barang bawaan ke kota yang sama mereka tuju tetapi Kino menolaknya.

“Life is full of challenges.”

Sampai di kota tersebut, Kino yang seperti biasa tidak pernah menetap lama, masuk ke dalam kota setelah mendapatkan ijin dari bagian imigrasi kota tersebut. Di dalam kota, gosip yang beredar sangat berbeda dengan kenyataan yang ada di depan mata tapi setelah Kino berkeliling kota, dia menyadari seluruh penduduk membawa senjata.
Pada saat ingin meninggalkan kota, Kino di hentikan oleh seorang pemuda yang meminta bantuan padanya. Karena dendam, pemuda itu mengancam akan membunuh Kino di hadapan seluruh penduduk kota tersebut. Tapi bukannya mendapatkan keistimewaan yang di dapat jika sudah menjadi penduduk tetap tersebut malah keseluruhan penduduk tersebut malah menyingkirkan pemuda tersebut karena beranggapan pemuda itu sangat berbahaya bila tinggal di kota. Setelah itu, Kino mengetahui di balik kebenaran dari kota tersebut.

“Resenting, hating, and trying to kill others is evil.”

Berbagai macam kota yang Kino dan Hermes kunjungi memiliki budaya, keyakinan, kebiasaan, dan lain-lain yang berbeda tiap kota. Terkadang Kino juga membantu kota yang dikunjunginya jika mendapatkan musibah. Kino dan Hermes juga kadang mendatangkan kota yang pernah dikunjunginya sebelumnya sampai dia bertemu dengan Shizu (Yuuichirou Umehara) dan Riku (Kenichirou Matsuda), seekor anjing yang bisa berbicara.
Kino no Tabi: The Beautiful World, animasi yang di adaptasi dari sebuah Light Novel karangan Keiichi Sigsawa, dan disutradarai oleh Tomohisa Taguchi dapat membawaku melihat berbagai sisi kota-kota yang di kunjungi Kino dan Hermes di perjalanannya keliling dunia. Sebelum animasi Kino no Tabi: The Beautiful World terdapat prequel dari seri Kino no Tabi: Nanika wo Suru Tame ni – Life Goes On.

Tidak keseluruhan episode menceritakan tentang perjalanan Kino dan Hermes, tapi ada juga perjalanan Shizu dan Riku yang di tolong Kino di Kota Collosium. Selain itu cerita seorang gadis yang bernama Photo bersama Sou. Dan masih banyak lagi, tapi tetap Kino dan Hermes yang menjadi tokoh utamanya.

“This world is wonderful. People can love each other and live life respecting each other. Someday everyone will come to realize that, and this will become a beautiful world full of only such people.”

Pertama menonton, aku menyangka Kino itu seorang pemuda tapi setelah bertemu dengan Shizu dan Riku. Saat Kino meminta ijin untuk mengelus Riku, Hermes mencemooh Riku sebagai hidung belang karena Kino memeluk anjing tersebut. Dari situ semakin bingung jenis kelamin dari Kino. Untungnya ada cerita tentang Kino aslinya yang bertemu dengan Kino, dan dari situ aku mengerti siapa sebenarnya Kino dan kenapa dia melakukan travelling.

Yang paling kaget, di episode terdapat hampir sama dengan film Mortal Engines, kota berjalan. Isi ceritanya juga sedikit menyerempet sama hanya perbedaannya di animasi, kota berjalan ini memiliki diplomasi untuk berbicara dengan penguasa tembok untuk meminta ijin untuk lewat ke kotanya. Kalau di Mortal Engines, kota berjalan menghancurkan tembok untuk mengambil resourcedi wilayah sana.

Banyak sekali makna dan pesan-pesan di dalam animasi Kino no Tabi: The Beautiful World. Dengan gambar yang di produksi di studio Lerche, gambar-gambarnya terkesan biasa tapi pemandangan yang di suguhkan sangat bagus sekali.
Soundtrack:
Opening: here and there by Nagi Yanagi
Ending: Satoutama no Tsuki (砂糖玉の月) by Nagi Yanagi


Wednesday, March 6, 2019

#71 Movie Hallmark Channel: Winter Love Story

March 06, 2019 0 Comments
 Review: Winter Love Story
Judul: Winter Love Story
Genres: Romance
Type: Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 5 of 5


Winter Love Story yang di sutradarai oleh T.W. Peacocke dan naskah yang di tulis oleh MacKenzie Austin dan Carrie Freedle. Film ini tentang seorang penulis yang baru saja mengeluarkan bukunya dan akan melakukan road trip bersama dengan penulis yang sudah terkenal. Kedua penulis melakukan perjalanan bersama-sama dari kota ke kota sampai menimbulkan kenyamanan di antara mereka.

Buku yang di tulis Cassie (Jen Lilley) telah terbit dan akan melakukan tanda tangan pertama di toko buku di dekat tempat tinggalnya. Di toko buku, Piper (Laura Miyata) pendamping Cassie dari perusahaan penerbitan memberitahu apa saja yang akan dilakukan Cassie selama tanda tangan buku berlangsung. Di sana juga Jeannine (Mary-Margaret Humes), ibu Cassie, datang untuk memberi dukungan moral kepada anaknya. Piper tidak menyangka Cassie adalah anak dari penulis buku yang sudah terkenal.

Di hari yang sama, Elliot (Kevin McGarry) juga meluncurkan buku seri karangannya dan akan melakukan jumpa fans sekaligus tanda tangan buku kepada fansnya. Cassie yang tidak mengetahui tentang itu di beritahu oleh Piper bahwa Elliot adalah pengarang yang sudah terkenal juga. Cassie sangat malu, pada saat Elliot menyangkanya telah mengenalnya ternyata ditujukan pada Ibunya yang merupakan penggemar buku-buku yang di tulis Jeannine.
Cassie mendapatkan kabar bahwa ada pertemuan dengannya di kantor penerbitan. Sesampainya di sana, Cassie kaget dengan kedatangan Elliot dan Julian (Rodrigo Fernandez-Stoll). Gwendolyn (Robinne Fanfair) menjelaskan pada Cassie tentang road trip untuk mempromosikan buku mereka. Dengan memasangkan Elliot dengan Cassie di dalam trip akan mendongkrak popularitas buku Cassie.

Awalnya Cassie menolak karena Gwendolyn akan memperkenalkan dirinya sebagai anak dari penulis terkenal Jeannine. Tapi setelah Elliot mendatangi Cassie lagi di tempat kerja dan memberikan penawaran, Cassie langsung menyetujuinya.

Perjalanan Cassie, Elliot, dan anjingnya Elliot melakukan tour dari kota ke kota untuk bertemu dengan fans dan melakukan tanda tangan buku. Selama itu, Cassie dan Elliot makin mengenal satu sama lain, tentang masa lalu Elliot yang membuatnya menulis buku sampai sekarang.

Apa Cassie akan jatuh cinta pada Elliot? Ada apa dengan masa lalu Elliot?
Aku selalu suka dengan akting Jen Lilley di setiap film Hallmark Cahannel yang di perankan, selalu terlihat bagus.

Karakter Cassie yang membuatku teringat pada diri sendiri yang tidak terbiasa berbicara di depan orang banyak, minder, dan gugup. Cassie juga tidak mau menggunakan nama ibunya hanya untuk membuatnya terkenal, dia pekerja keras untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Cassie juga sepertinya tipe wanita yang takut menyinggung perasaan orang. Seperti saat Elliot menyebutkan nama Alison di speech penerimaan award buku, Cassie langsung pergi dan menganggap hubungan Elliot dan Alison masih memiliki hubungan. Elliot juga bukannya langsung mendatangi tempat tinggal atau tempat kerjanya untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.

Winter Love Story di keluarkan pada musim dingin, jadi selalu ada salju di setiap adegan. Setiap kali lihat salju, aku selalu ingin merasakan dinginnya salju itu di kedua telapak tanganku dan bermain lempar bola salju.


#70 TV Mini-Series: Mrs. Wilson - Who is Alexander Wilson?

March 06, 2019 0 Comments
Judul: Mrs. Wilson
Genres: Biography, Drama, Mystery
Type: TV Mini-Series
Language: English
Country: United Kindom
Episode: 3
Age Group: R+
Rated: 5 of 5

Mrs. Wilson adalah cerita true stories yang producer oleh salah satu cucu mendiang Alison Wilson. Cucunya sendiri juga ikut peran dalam film ini. Disutradarai oleh Richard Laxton menceritakan tentang kehidupan Alison yang mencari tahu tentang misteri dan rahasia kehidupan setelah suaminya meninggal.

Alison Wilson (Ruth Wilson) yang sedang menyiapkan makan siang untuk suaminya, Alexander Wilson (Iain Glen), mendapati Alec telah terbujur kaku di kamar tidurnya. Dengan keadaan panik Alison berusaha membangunkan Alec tapi tidak mendapatkan respon darinya. Alison langsung menghubungi Father Timothy (Ian McElhinney) dan anaknya, Gordon Wilson (Calam Lynch).

Saat sedang berduka, Alison kedatangan tamu seorang wanita yang mengaku sebagai istri dari Alexander Wilson. Dan itu membuat Alison sangat kaget karena sepengetahuannya Alec sudah bercerai dari istrinya, Gladys Wilson (Elizabeth Rider). Dennis Wilson (Patrick Kennedy), putra dari Gladys dan Alec mendatangi Alison untuk menunjukkan bukti surat-surat nikah yang mereka miliki. Tapi, Alison masih tidak percaya dengan bukti yang di perlihatkan padanya.
Pada hari pemakaman, Alison kedatangan sahabat lama Alec yaitu Shahbaz Karim (Anupam Kher). Karim salah menyebutkan Alison dengan nama Dorothy Wick (Keeley Hawes) dan itu membuatnya menanyakan siapa dia. Semenjak itu, Alison mencari tahu kebenaran tentang Dorothy dan pekerjaan Alec sebenarnya. Dia mendatangi Coleman (Fiona Shaw), seseorang yang bekerja satu kantor dengannya dan Alec di badan intelegensi.

Bukannya mendapatkan informasi dari Coleman, Alison malah mendapatkan kesimpangsiuran. Alison yang ingin menutupi kebenaran tentang Alec malah mendapatkan Gordon mencari tahu sendiri tentang pekerjaan Alec. Alison yang sudah putus asa, dia mencoba nomor terakhir yang dia temukan di dompet Alec.

Siapa sebenarnya Alexander Wilson? Apa Alison dapat memaafkan suaminya atas apa yang telah di lakukan kepadanya dan anak-anaknya?

“Dia ingin kau mengingatnya sebagai orang baik.”

Ya ampun! Unbeliveble, tega banget sih si Alexander, tapi dia pintar saja membohongi para istrinya dan tidak ketahuan pula kecuali Dorothy yang sudah curiga semenjak Alec dekat dengan Alison. Aku enggak habis pikir, Alec mempertahankan kebohongannya sampai akhir hayatnya. Tapi aku suka sama Alison “She good mother” dia menjaga citra Alec dimata Gordon dan Nigel.

Aku sudah senang di saat Alison mengatakan kepada anak-anak kalau Alec mencintai mereka dan menyiapkan makan malam untuk kedatangan anak-anaknya di rumah serta mengundang tetangga mereka untuk ikut makan bersama. Tetapi semua kebahagiaan yang di terimanya langsung jatuh kembali setelah mendapatkan kebenaran yang baru lagi.
Pantas saja, Alison langsung keluar dari rumah itu dan tinggal di tempat yang diberitahu oleh Father di greja. Kalau aku yang berada di posisi Alison mungkin sudah depresi dan tidak pernah memaafkan perbuatan Alec yang sudah membohonginya. Berbeda dengan Alison, dia mencari tahu untuk mengenal Alec sebelum dia menikah dengannya dan memaafkan perbuatannya.

Aku berharap Foreign Office mau mengungkapkan file yang di minta oleh keluarga Wilson tentang Alexander Wilson, walaupun kebenaran itu hanya untuk anak-anak Alexander Wilson. Mereka pasti akan mengerti resiko dari kebenaran dari file yang di tunjukkan sangat sensitive itu.


Tuesday, March 5, 2019

#69 Novel: Glass Sword (Series #2) By Victoria Aveyard

March 05, 2019 0 Comments
Review/Resensi Glass Sword (Series #2) By Victoria Aveyard
Judul: Glass Sword (Red Queen #2)
Penulis: Victoria Aveyard
Penerjemah: Shinta Dewi
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2015
Jumlah Halaman: 448 hlm
Genres: Young Adult Fantasy
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-385-168-3
Rated: 4.5 of 5

“Aku rela berbuat apa saja supaya dia tetap hidup. Supaya dia bisa terus bersamaku. Supaya aku tidak sendirian.”
Setelah bebas dari cengkeraman Maven yang akan membunuh Mare dan Cal. Mare di bawa oleh Shade, Farley, dan Cirloin ke markas pemberontakan merah di sebuah pulau yang jarang di ketahui oleh Kaum Perak. Di sana, mereka bertemu dengan Kolonel yang merupakan petinggi yang menggerakkan pemberontak merah selain Farley. Tapi sayang kehadiran Cal yang dikenal sebagai pangeran Kaum Perak tidak disukai kehadirannya di sana.

Mare yang bertemu kembali dengan keluarganya di sana membuatnya senang sekaligus cemas akan keadaan Cal. Tidak hanya itu saja, Mare teringat dengan nama-nama yang diberikan Julian kepadanya tentang para darah baru yang harus dia selamatkan nyawanya dari tangan Mavin yang akan mengincar mereka semua.

Bersama dengan Shade, Farley, Kilorn, dan juga Cal. Mare berangkat untuk menjalankan misinya untuk menemukan para darah baru di seluruh penjuru Norta. Dengan mengendarai pesawat jet curian yang di kendarai oleh Cal, Mare melakukan misi pertamanya untuk menemukan nama yang bernama Nix, seorang darah baru.

“Julian dan Sara pasti dikurung bersama para tawanan perak, bukasn beserta kaum darah baru. Ingatlah seperti apa mereka dan bagaimana perasaan mereka. Bukan cuma mereka yang melihat kebobrokan di dunia ini.”

Pencarian yang dilakukan oleh Mare membuahkan hasil, banyak para darah baru yang telah dia temukan dan melatih mereka untuk dapat mengendalikan kekuatan mereka di markas mereka. Banyak pemilik kekuatan yang sangat berbeda dengan Kaum Perak dari peredam suara, memanipulasi gravitasi, dan mengubah wujud.

Saat akan melakukan misi selanjutnya, Mare di temukan oleh darah baru bernama Jon. Dia memberitahu pada Mare tentang sebuah penjara yang memenjarakan Kaum Darah Baru dan Kaum Perak yang menentang Maven. Jon juga memberitahukan jika Mare tidak segera membebaskan mereka, mereka akan di eksekusi oleh Maven.

Semenjak itu Mare dan yang lain mulai menghimpun kekuatan dan menyusun strategi untuk melakukan misi pembebasan. Dengan di bantu oleh Cameron yang Mare paksa untuk ikut bersamanya untuk menggunakan kekuatannya dalam misi pembebasannya.

Apa yang terjadi pada Cal di markas pemberontak merah? Apa yang akan terjadi dengan Mare?

“Andaikan aku pedang, maka aku adalah pedang dari kaca yang di ambang kehancuran berkeping-keping.”

Aku merasa kasihan dengan Cal yang tidak menyukainya karena dia mantan pangeran Kaum Perak, apalagi aku merasa Cal di jadikan ban serep/pelarian oleh Mare yang masih menginginkan Maven padahal Mare sendiri sudah menanamkan pada dirinya sendiri untuk membenci Maven tapi ternyata Mare masih menyimpan surat-surat yang dia temukan saat akan menjemput para darah baru. Yah... memang benar apa yang di katakan Cal “Cinta memang buta.” Walaupun sudah di sakiti tapi masih rindu.

Aku melihat Mare menjadi seorang gadis yang tertutup tidak seperti yang di buku pertamanya, Mare selalu bercerita pada Maven apa yang dia cemaskan dan segalanya. Di Glass Sword, Mare memendam semua perasaannya sehingga hanya segelintir orang saja yang tahu akan dirinya, seperti Cal dan Kilorn. Penyampaian perasaan Mare yang di ungkapkan penulis sangat berasa sekali di tiap kejadian yang terjadi pada Mare.

Tapi sayang kurang gereget seperti buku pertamanya, jadi bikin aku sedikit bosan. Mudah-mudahan di buku selanjutnya lebih bagus lagi, jadi penasaran apa yang akan terjadi pada Mare di tangan Maven.


Monday, March 4, 2019

#68 Anime: Yokai Apartment no Yuuga na Nichijou

March 04, 2019 0 Comments
Review Yokai Apartment no Yuuga na Nichijou
Judul: Youkai Apartment no Yuuga na Nichijou
Alternative Title: Elegant Yokai Apartment Life妖怪アパートの幽雅な日常
Genres: Slice of Life, Mystery, Supernatural
Type: TV Series
Language: Japanese
Country: Japan
Adaption: Novel
Episode: 26
Age Group: BO-13
Rated: 5 of 5

Yuushi Inaba (Atsushi Abe), seorang pemuda yatim piatu dan memiliki seorang sahabat bernama Mizuki Hase (Yuuichi Nakamura), untuk tidak menambah beban terhadap keluarga pamannya Yuushi memilih sekolah high school yang memiliki dormitory. Tapi detik-detik mau kepindahannya, dia mendapatkan berita bahwa dormitory yang akan menjadi tempat tinggalnya mengalami kebakaran dan akan di renovasi. Selama dormitory sekolahnya di renovasi, Yuushi akan tinggal di apartemen yang katanya berhantu.

Pertama tinggal di apartement, yuushi mulai merasakan kejanggalan pada penghuni apartement sampai makan malam bersama di cafetaria, Yuushi melihat penghuni apartemen bukanlah manusia tapi makhluk supernanutal dan manusia tinggal bersama di apartament. Yuushi yang awalnya takut mulai terbiasa tinggal di sana dengan keanehan dan cerita-cerita dari ghost, yokai, dan mononoken.
Setelah dormitory sekolahnya selesai di renovasi. Semua penghuni yang sudah kenal baik dengan Yuushi mengadakan pesta perpisahan untuknya. Yuushi bukannya bahagia telah tinggal di dormitory, dia malah mengalami kesulitan dan teringat dengan kenangan di apartement. Karena setiap pagi, Yuushi selalu dibangunkan oleh suara-suara dari para Tori. Dan akhirnya Yuushi pindah kembali ke apartement, tinggal bersama dengan makhluk supernatural di sana.

Di sana, Yuushi mulai belajar untuk meningkatkan kekuatan spiritualnya di bantu oleh Akine Kuga (Miyuki Sawashiro), Ryuu-san (Toshiyuki Morikawa), Akira Fukase (Kazuya Nakai). Karena makhluk supernatural pada buku yang ditemukan oleh Furuhonya (Tomokazu Sugita) menjadikan Yuushi sebagai master/pemilik dari buku tersebut. Semenjak itu, Yuushi terkadang mendapatkan permasalahan supernatural di sekolah maupun dalam perjalanan pulang.

“That Right. Your dreams. In your finite time, the possibilities are limitless! And once your start dreaming, you need to go forward and to do that, it’s okay to get a little greedy. As a human.”

Akkhh... Kuri-tan so cuteee, walaupun dia hantu tapi lucu banget, mana jahil pula. Aku kira Kuri-tan anaknya enggak jahil, ternyata kalau sudah kenal lama dia bisa saja jahil seperti mencoret muka Yuushi yang sedang tidur karena kelelahan. Ternyata Hase bisa seperti itu, yang tadinya cool banget setelah bertemu Kuri-tan dia berubah 180 derajat sudah kayak ketemu adik yang tidak pernah dilihatnya selama bertahun-tahun, apa karena Hase selalu di bully sama kakak perempuannya.
Permasalahan di dalam animasi ini banyak di seputar kehidupan sekolah dan pertemanan, seperti bullying, trauma, dan komunikasi. Tapi aku suka dengan karakter Yuushi yang ingin berteman dengan siapa saja walaupun dia di hardik untuk tidak mengganggu dan membantu orang lain.

Seperti, Yuushi merasakan energi negatif dari seorang gadis yang ingin bunuh diri dan menolongnya walaupun setelahnya Yuushi selalu diganggu oleh kehadiran gadis tersebut tapi dia tidak memprotes akan kehadiran gadis itu malah Yuushi membawanya ke acara kegiatan klub yang sedang diadakan di rumah foreign. Di sana, Yuushi meminta gadis itu untuk bersikap baik dan sopan. Setelah dari kegiatan klub, gadis tersebut memberitahu Yuushi telah menemukan tujuannya.

Youkai Apartment no Yuuga na Nichijou, animasi yang di adaptasi dari novel karangan Kozuki Hinowa dengan judul yang sama, dengan di sutradarai oleh Mitsuo Hasimoto. Keseluruhan gambar di produksi oleh Shin-Ei Animation dan SynergySp ini memiliki kualitas gambar yang bagus, dengan detail-detail pada pemandangan dan wajah para karakter. Lagu-lagu yang ada di dalam anime ini juga enak untuk di dengar.
Soundtrack:
Opening:
Good Night Mare by Lozareena (ロザリーナ)
Hajimari no College (始まりのカレッジ) by Wi-Fi-5

Ending:
Nichijoushiki Broken down (日常識 Broken down) by Yuushi Inaba (Atsushi Abe), Mizuki Hase (Yuuichi Nakamura)
Neiro (音色) by Lozareena

Follow Us @soratemplates