Wednesday, March 13, 2019

#76 Movie Hallmark Channel: One Winter Proposal

March 13, 2019 0 Comments
Review/Resensi: One Winter Proposal
Judul: One Winter Proposal
Genres: Romance, Comedy
Type: TV Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 4 of 5

One Winter Proposal, kelanjutan dari film One Winter Weekend yang di mana Cara dan Ben bertemu karena kesalahan dari pihak resort yang mengharuskan mereka tinggal bersama di satu couttage. Di film ini, sutradara Gary Yetes membawa kembali hubungan Ben dan Cara.

Setahun telah berlalu, Ben (Jack Turner) dan Cara (Taylor Cole) menjalin hubungan setelah kejadian setahun yang lalu yang mempertemukan mereka berdua di resort. Untuk mengulang kenangan terdahulu, Ben dan Cara kembali lagi ke tempat resort yang sama dengan mengundang Megan ke sana.

Megan (Rukiya Bernard) yang tidak tahu Sean (Dewshane Williams) yang bekerja di resort sebagai dokter, mulai mengerti bahwa Cara dan Ben sengaja memberitahu kepadanya tentang pekerjaan Sean di resort. Tapi kali ini Megan ke sana untuk bekerja bersama dengan Ethan (Cardi Wong) untuk pengambilan foto yang akan di pasangkan di majalah.
Cara yang tidak semangat karena buku yang diterbitkannya sedang dalam penurunan, dia khawatir pendapat pembaca yang tidak berminat dengan bukunya. Ben yang melihat kecemasan Cara memberi semangat dan memberi dukungan. Megan menceritakan pada Sean tentang review buku yang didapatnya dari rekan kerjanya malah didengar oleh Cara.

Di lain sisi, Megan dan Sean melakukan kegiatan vacation bersama di resort dan terkadang harus menemani Sean bersama Nikki (Kayla Hutton) yang menggantikan kakaknya menjaga keponakannya.

Ben yang sedang bersama Cara mulai curiga tentang tokoh karakter yang di gunakan Cara adalah dirinya di dalam buku. Cara berusaha menjelaskan tentang itu malah membongkar apa yang dia temukan di saku jaket pada saat pertama kali datang pada Ben.

Apa yang terjadi pada hubungan Ben dan Cara? Apa Megan dapat membuka hati pada Sean?

Salju... Salju... di mana-mana, akkhh... aku mau coba main ski. Sepertinya gampang. Hahahaha... 
Kali ini ceritanya tidak hanya tentang Ben dan Cara tapi tentang Megan dan Sean. Seperti yang di film sebelumnya, hubungan Megan dan Sean hanya sebatas teman tidak lebih. Tapi berkat jebakan yang di pasang oleh Ben dan Cara pada kedua pasangan itu, Megan yang hanya menganggap Sean teman menjadi dekat.

Aku suka bagian ending dari film ini, baju yang dipakai Cara terlihat bagus dan dekorasi ruangan yang full of flower jadi terlihat romantis sekali untuk melakukan proposal. Pada saat Cara meneteskan air mata, melihat Ben menjelaskan semua dekorasi untuk apa. Aktingnya sangat pas sekali dengan suasananya.

Konflik yang di ceritakan di film ini biasa saja tapi unsur komedi selalu ada di setiap adegan Megan dan Sean. Aku kurang sreg sama layar belakang di saat menaiki lift ke atas gunung, terkadang gambarnya not make sense saja.

Jadi untuk keseluruhan, film ini menjawab semua pertanyaan di awal film tentang kelanjutan hubungan Ben dan Cara. Dengan di mix dengan kisah percintaan tentang sahabatnya yang sudah memiliki perasaan di awal pertemuan tapi masih gengsi.


#75 Movie: Annihilation - What Happen?

March 13, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Annihilation
Judul: Annihilation
Genres: Adventure, Drama, Horror
Type: Movie
Language: English
Country: USA & UK
Episode: 1
Age Group: D+
Rated: 3.5 of 5

Annihilation di adaptasi dari sebuah novel dari judul yang sama dari pengarang Jeff VanderMeer. Menceritakan tentang sekelompok military scientists yang masuk ke dalam “The Shimmer”, lokasi misterius yang di sedang di karantina. Film ini di sutradarai oleh Alex Garland dan dikeluarkan oleh Paramount Pictures dan Netflix.

Lena (Natalie Portman) yang baru saja kehilangan suaminya yang pergi bertugas merasa terpukul, ajakan untuk datang ke pesta dari temannya dia tolak hanya untuk menyendiri di rumahnya. Tapi saat sedang mengecat ulang kamar tidurnya bersama dengan suaminya, Lena mendapatkan suaminya, Kane (Oscar Isaac), tengah berdiri di depannya dengan keadaan sehat.
Lena yang sedang berbincang dengan Kane tentang keberadaannya setelah dia mencari tahu pada teman-teman tidak ada yang tahu keberadaannya. Lena yang merasa bersyukur telah mendapatkan Kane kembali harus khawatir kembali karena kondisi Kane yang seperti orang sekarat.

Lena yang terbangun di tempat asing bertemu dengan Dr. Ventress (Jennifer Jason Leigh) yang mengajukan beberapa pertanyaan tenang kedatangan Kane ke rumah. Setelah mendengarkan penjelasan dari Dr. Ventress, Lena mengajukan diri untuk menjadi voulenteer untuk memasuki daerah terlarang bersama dengan tim.

Tim ilmuwan yang beranggotakan 5 orang terdiri dari Lena, Dr. Ventress, Anya Thorensen (Gina Rodriguez), Cass Sheppard (Tuva Novotyn), dan Josie Radek (Tessa Thompson). Mereka dengan membawa misi untuk mencari tahu apa yang terjadi di mercusuar setelah kedatangan benda asing di sana dan membangun sebuah lingkaran dimensi yang semakin membesar.

Setelah masuk ke dalam zona, berbagai kejadian mulai menimpa mereka. Lena yang seorang ahli biologi mulai menyadari setelah melihat sebuah video yang memperlihatkan adegan kane bersama dengan teman-temannya yang sedang mencari tahu apa yang terjadi di tubuh temannya. Dan Lena makin menyadari setelah Josie menjelaskan tentang penjelasannya tentang DNA.

Apa yang terjadi pada Kane? Apa yang di maksud oleh Josie? Apa mereka berhasil mencapai mercusuar?
WAW! Ceritanya membingungkan untukku hahahaha.... ada beberapa penjelasan ilmiah yang tidak aku mengerti sama sekali, tapi aku berusaha untuk mengerti. Jadi intinya benda yang datang menabrak ke mercusuar itu adalah alien, menurutku. Tapi dari apa yang diterima oleh Lomax (Benedict Wong) dari Lena menjadi semakin simpang-siur.

Yang masih misteri untukku tentang warna mata Lena setelah suaminya memeluknya, karena warna matanya Lena berubah. Apa yang akan terjadi pada Lena? Dan itu tidak di jelaskan, sebel banget kalau menonton masih meninggalkan misteri.
Apa mungkin film ini masih ada lanjutannya? Karena terlihat dari ending filmnya membuahkan misteri bagiku.

Grafik visual yang di tampilkan cukup bagus tapi yang paling keren di bagian mendekati akhir. Bunga-bunga yang tumbuh di gagang kayu dan bunga yang membentuk menyerupai bentuk manusia membuatku takjub. Coba pada saat adegan Josie yang akan berubah di perlihatkan mungkin akan menjadi jelas bahwa bunga dan kayu yang menyerupai manusia memang tumbuh dari manusia.


Tuesday, March 12, 2019

#74 Novel: Mine By Atika

March 12, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Mine By Atika
Judul: Mine
Penulis: Atika
Penerbit: Fantasious
Tahun Terbit: Cetakan Ketiga, 2018
Jumlah Halaman: 336 hlm; 13x19 cm
Genres: Fantasy, Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-5406-13-3
Rated: 3.5 of 5

Cerita yang sejenis dengan Twillight, The Mortal Instruments, dan The Vampire Diaries yang berbau tentang makhluk-makhluk seperti vampire dan warewolf yang bertemu dengan mate, tapi bagaimana kalau matenya bukan dari kalangannya tapi dari bangsa manusia. Novel Mine memiliki cerita di mana Sean, makhluk setengah vampire dan warewolf, ini jatuh cinta dengan Tika yang seorang manusia biasa.

“Meski kau lari ke mana pun, aku akan tetap menemukanmu. Kau adalah milikku.”

Tika yang bertemu dengan teman lamanya di Indonesia malah membawanya ke sebuah mansion yang berada di tengah hutan Alaska. Raka membawa Tika sebagai tumbal untuk seorang pria dengan wajah dingin dan kejam yang bernama Sean. Di sana, Tika berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Raka dan pelayan-pelayan yang di panggil Raka demgan sebutan ‘Tuan’.

Tika yang terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya mendapatkan pria yang ditemuinya sedang meminum darahnya. Tika yang berusaha kabur dari pria tersebut malah membawa petaka untuknya, pria itu langsung menghisap darahnya sampai tidak sadarkan diri.

“Tunggu aku disana! Jangan ke mana-mana!! Kalau kau pergi dari kota ini, awas saja!”

Tika terus mencari cara untuk bisa kabur dari pria yang dia tahu bernama Sean, dengan ditemani seorang pelayan Tika memintanya untuk berkeliling Mansion, tempat tinggalnya dan Sean, untuk mencari celah di Mansion. Tika yang mengetahui makhluk apa Sean itu merasa tidak percaya karena baginya makhluk seperti itu hanya mitos belaka. Dan yang paling mengejutkannya dia telah menikah dengan Sean pada saat dia tidak sadar.

Setelah mendapatkan cara untuk kabur, Tika pergi di saat Sean sedang terlelap tidur di sampingnya. Tika pergi ke arah hutan yang berada di belakang mansion tapi saat sedang berlari di hutan, Tika menyadari dia sedang di kejar-kejar oleh hewan liar yang hidup di sana. Dengan keinginan kuat untuk lari dari Sean dan ingin bertemu kembali dengan orang tuanya, Tika terus berlari ke dalam hutan.

Apa yang terjadi pada Tika? Apa Sean akan membebaskan Tika?

“untuk mengikatmu agar tidak ada pria lain yang bisa mengambilmu dariku.”

Sudut pandang yang di pakai penulis dari sudut pandang pertama dan sudut pandang ke tiga di bagian hampir akhir cerita. Tapi konflik yang di ceritakan kurang memuaskan, tidak adanya intrik dari ruang lingkup Sean dan Tika selain Roby. Itu juga bagian Roby hanya seperti itu, sekali di singkirkan Sean sudah kelar. Bagian puncak konflik juga datar, ibaratkan detak jantung cerita ini datar sekali.

Aku juga menemukan hole di beberapa bagian. Pada saat baca hampir bagian akhir, tahu-tahu Tika mengetahui Sean akan mengorbankan hidupnya untuk kebebasannya tapi dari awal sampai pertengahan tidak ada menceritakan tentang akibat dari kebebasan Tika dari Sean. Di lain itu juga, aku menemukan kesalahan pengetikan di tiap kata.

Walaupun terdapat kekurangan, cerita ini menarik untuk di baca. Karena karakter Tika yang keras kepala ingin sekali lepas dari Sean yang memiliki paras yang ganteng dan sifat yang dingin tapi manis. Ke keras kepala Tika membuat Sean pusing harus bagaimana lagi merebut hati Tika menjadi miliknya seutuhnya.


#73 Novel: The Darkest Minds By Alexandra Bracken

March 12, 2019 0 Comments
Review/Resensi: The Darkest Minds
Judul: The Darkest Minds
Penulis: Alexandra Bracken
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penerbit: Fantasious
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2014
Jumlah Halaman: 586 hlm; 13x20,5 cm
Genres: Young Adult
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-0900-05-6
Rated: 5 of 5

Ruby yang di tolong oleh Cate, seorang anggota Liga Anak, kabur dari Thurmond, kamp anak berkekuatan khusus. Tidak hanya Ruby yang berada di dalam mobil, melainkan ada Martin yang dia kenal sedang sakit di ranjang sebelahnya di rumah sakit Thurmond. Ruby yang mengetahui Martin memiliki kekuatan yang sama dengannya yaitu ‘Orange’, kekuatan yang bisa mengendalikan orang.

Di saat titik temunya dengan Rob, Ruby tidak sengaja melihat ke dalam benak Rob mulai merasa tidak nyaman dan tidak percaya dengan Rob maupun Cate. Pada saat akan mengganti pakaiannya di dalam toko bersama dengan Martin, Ruby melihat seorang gadis kecil yang sedang mencari perbekalan. Ruby yang ingin meminta tolong tidak digubris oleh gadis kecil itu.

“Aku tahu rasanya ditakuti gara-gara sesuatu yang tidak bisa kaukendalikan.”

Setelah itu, Ruby yang di tolong oleh gadis kecil itu bertemu dengan dua pemuda yang satu kelompok dengan gadis kecil itu. Ruby mengetahui nama mereka setelah salah satu pemuda bernama Liam memperkenalkan dirinya dan menyambut hangat keberadaan Ruby di dalam mobil, berbeda dengan Cubs yang menentang keras keberadaan Ruby dan menginginkannya pergi, sedangkan gadis kecil yang bernama Zu yang telah menolongnya, tidak suka pendapat Cubs.

Bersama mereka, Ruby terus menyembunyikan bahwa dia adalah ‘Orange’ sehingga mereka selalu memanggil Ruby dengan panggilan ‘Hijau’. Ruby mengikuti kelompok Liam yang akan mencari ‘Slip Kid’ untuk mengirimkan surat Jack kepada orang tuanya.

Apa Liam dan yang lain akan mengetahui kekuatan Ruby? Apa Ruby dapat mengendalikan kekuatannya setelah belajar dari Clacy?

“Dengarkan kata hatimu.”

Setelah menonton versi filmnya aku menjadi penasaran dengan versi bukunya. Ternyata ada beberapa yang berbeda di dalam filmnya dan lebih kompleks permasalahan yang di tuangkan di dalam buku. Tapi tetap aku suka kedua versi.

Aku selalu suka Liam di mana dia berada, di versi buku maupun versi film. Dia baik, walaupun Ruby orang asing yang ditolong oleh Zu tapi dia tidak pernah menilai Ruby sebagai anak yang memiliki pemikiran yang buruk terhadap mereka. Sudah begitu, Liam juga bertanggung jawab sekali. Aku jadi penasaran dengan buku kedua, tentang hubungan Ruby dan Liam.

Petualangan Ruby, Liam, Cubs, dan Zu ternyata banyak banget sampai dia menemukan tempat kamp yang mereka cari selama ini untuk mengirimkan surat Jack dan mengirimkan pesan pada orang tua Cubs.

Novel ini recommended banget kalian baca, karena banyak sekali perbedaan di versi filmnya. Kalian enggak bakalan menyesal setelah membaca novel ini.


Monday, March 11, 2019

#72 Anime: Kino no Tabi: The Beautiful World - Every Cities Have Story

March 11, 2019 0 Comments
Review/Resensi: Kino no Tabi: The Beautiful World
Judul: Kino no Tabi: The Beautiful World
Alternative Title: Kino's Journey, Kino's Travels: The Beautiful World, キノの旅-the Beautiful World-
Genres: Slice of Life, Action, Advanture, Psychological
Type: TV Series
Language: Japanese
Country:Japan
Adaption: Light Novel
Episode: 13
Age Group: R-17+
Rated: 5 of 5

Kino (Ai Maeda) dan Hermes (Souma Saitou) adalah sepasang gadis dan kendaraannya yang bisa berbicara, mereka melakukan perjalanan keliling dunia dan singgah di kota-kota yang mereka kunjungi. Pertama mereka mengunjungi sebuah kota yang menurut gosip, kota tersebut memperbolehkan tindak kriminal. Setelah bertemu dengan sorang pemuda yang meminta bantuan untuk mengangkut beberapa barang bawaan ke kota yang sama mereka tuju tetapi Kino menolaknya.

“Life is full of challenges.”

Sampai di kota tersebut, Kino yang seperti biasa tidak pernah menetap lama, masuk ke dalam kota setelah mendapatkan ijin dari bagian imigrasi kota tersebut. Di dalam kota, gosip yang beredar sangat berbeda dengan kenyataan yang ada di depan mata tapi setelah Kino berkeliling kota, dia menyadari seluruh penduduk membawa senjata.
Pada saat ingin meninggalkan kota, Kino di hentikan oleh seorang pemuda yang meminta bantuan padanya. Karena dendam, pemuda itu mengancam akan membunuh Kino di hadapan seluruh penduduk kota tersebut. Tapi bukannya mendapatkan keistimewaan yang di dapat jika sudah menjadi penduduk tetap tersebut malah keseluruhan penduduk tersebut malah menyingkirkan pemuda tersebut karena beranggapan pemuda itu sangat berbahaya bila tinggal di kota. Setelah itu, Kino mengetahui di balik kebenaran dari kota tersebut.

“Resenting, hating, and trying to kill others is evil.”

Berbagai macam kota yang Kino dan Hermes kunjungi memiliki budaya, keyakinan, kebiasaan, dan lain-lain yang berbeda tiap kota. Terkadang Kino juga membantu kota yang dikunjunginya jika mendapatkan musibah. Kino dan Hermes juga kadang mendatangkan kota yang pernah dikunjunginya sebelumnya sampai dia bertemu dengan Shizu (Yuuichirou Umehara) dan Riku (Kenichirou Matsuda), seekor anjing yang bisa berbicara.
Kino no Tabi: The Beautiful World, animasi yang di adaptasi dari sebuah Light Novel karangan Keiichi Sigsawa, dan disutradarai oleh Tomohisa Taguchi dapat membawaku melihat berbagai sisi kota-kota yang di kunjungi Kino dan Hermes di perjalanannya keliling dunia. Sebelum animasi Kino no Tabi: The Beautiful World terdapat prequel dari seri Kino no Tabi: Nanika wo Suru Tame ni – Life Goes On.

Tidak keseluruhan episode menceritakan tentang perjalanan Kino dan Hermes, tapi ada juga perjalanan Shizu dan Riku yang di tolong Kino di Kota Collosium. Selain itu cerita seorang gadis yang bernama Photo bersama Sou. Dan masih banyak lagi, tapi tetap Kino dan Hermes yang menjadi tokoh utamanya.

“This world is wonderful. People can love each other and live life respecting each other. Someday everyone will come to realize that, and this will become a beautiful world full of only such people.”

Pertama menonton, aku menyangka Kino itu seorang pemuda tapi setelah bertemu dengan Shizu dan Riku. Saat Kino meminta ijin untuk mengelus Riku, Hermes mencemooh Riku sebagai hidung belang karena Kino memeluk anjing tersebut. Dari situ semakin bingung jenis kelamin dari Kino. Untungnya ada cerita tentang Kino aslinya yang bertemu dengan Kino, dan dari situ aku mengerti siapa sebenarnya Kino dan kenapa dia melakukan travelling.

Yang paling kaget, di episode terdapat hampir sama dengan film Mortal Engines, kota berjalan. Isi ceritanya juga sedikit menyerempet sama hanya perbedaannya di animasi, kota berjalan ini memiliki diplomasi untuk berbicara dengan penguasa tembok untuk meminta ijin untuk lewat ke kotanya. Kalau di Mortal Engines, kota berjalan menghancurkan tembok untuk mengambil resourcedi wilayah sana.

Banyak sekali makna dan pesan-pesan di dalam animasi Kino no Tabi: The Beautiful World. Dengan gambar yang di produksi di studio Lerche, gambar-gambarnya terkesan biasa tapi pemandangan yang di suguhkan sangat bagus sekali.
Soundtrack:
Opening: here and there by Nagi Yanagi
Ending: Satoutama no Tsuki (砂糖玉の月) by Nagi Yanagi


Wednesday, March 6, 2019

#71 Movie Hallmark Channel: Winter Love Story

March 06, 2019 0 Comments
 Review: Winter Love Story
Judul: Winter Love Story
Genres: Romance
Type: Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 5 of 5


Winter Love Story yang di sutradarai oleh T.W. Peacocke dan naskah yang di tulis oleh MacKenzie Austin dan Carrie Freedle. Film ini tentang seorang penulis yang baru saja mengeluarkan bukunya dan akan melakukan road trip bersama dengan penulis yang sudah terkenal. Kedua penulis melakukan perjalanan bersama-sama dari kota ke kota sampai menimbulkan kenyamanan di antara mereka.

Buku yang di tulis Cassie (Jen Lilley) telah terbit dan akan melakukan tanda tangan pertama di toko buku di dekat tempat tinggalnya. Di toko buku, Piper (Laura Miyata) pendamping Cassie dari perusahaan penerbitan memberitahu apa saja yang akan dilakukan Cassie selama tanda tangan buku berlangsung. Di sana juga Jeannine (Mary-Margaret Humes), ibu Cassie, datang untuk memberi dukungan moral kepada anaknya. Piper tidak menyangka Cassie adalah anak dari penulis buku yang sudah terkenal.

Di hari yang sama, Elliot (Kevin McGarry) juga meluncurkan buku seri karangannya dan akan melakukan jumpa fans sekaligus tanda tangan buku kepada fansnya. Cassie yang tidak mengetahui tentang itu di beritahu oleh Piper bahwa Elliot adalah pengarang yang sudah terkenal juga. Cassie sangat malu, pada saat Elliot menyangkanya telah mengenalnya ternyata ditujukan pada Ibunya yang merupakan penggemar buku-buku yang di tulis Jeannine.
Cassie mendapatkan kabar bahwa ada pertemuan dengannya di kantor penerbitan. Sesampainya di sana, Cassie kaget dengan kedatangan Elliot dan Julian (Rodrigo Fernandez-Stoll). Gwendolyn (Robinne Fanfair) menjelaskan pada Cassie tentang road trip untuk mempromosikan buku mereka. Dengan memasangkan Elliot dengan Cassie di dalam trip akan mendongkrak popularitas buku Cassie.

Awalnya Cassie menolak karena Gwendolyn akan memperkenalkan dirinya sebagai anak dari penulis terkenal Jeannine. Tapi setelah Elliot mendatangi Cassie lagi di tempat kerja dan memberikan penawaran, Cassie langsung menyetujuinya.

Perjalanan Cassie, Elliot, dan anjingnya Elliot melakukan tour dari kota ke kota untuk bertemu dengan fans dan melakukan tanda tangan buku. Selama itu, Cassie dan Elliot makin mengenal satu sama lain, tentang masa lalu Elliot yang membuatnya menulis buku sampai sekarang.

Apa Cassie akan jatuh cinta pada Elliot? Ada apa dengan masa lalu Elliot?
Aku selalu suka dengan akting Jen Lilley di setiap film Hallmark Cahannel yang di perankan, selalu terlihat bagus.

Karakter Cassie yang membuatku teringat pada diri sendiri yang tidak terbiasa berbicara di depan orang banyak, minder, dan gugup. Cassie juga tidak mau menggunakan nama ibunya hanya untuk membuatnya terkenal, dia pekerja keras untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Cassie juga sepertinya tipe wanita yang takut menyinggung perasaan orang. Seperti saat Elliot menyebutkan nama Alison di speech penerimaan award buku, Cassie langsung pergi dan menganggap hubungan Elliot dan Alison masih memiliki hubungan. Elliot juga bukannya langsung mendatangi tempat tinggal atau tempat kerjanya untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.

Winter Love Story di keluarkan pada musim dingin, jadi selalu ada salju di setiap adegan. Setiap kali lihat salju, aku selalu ingin merasakan dinginnya salju itu di kedua telapak tanganku dan bermain lempar bola salju.


Follow Us @soratemplates