Penulis: Merry Maeta Sari
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: Cetakan kedua, 2015
Jumlah Halaman: 264 hlm
Genres: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-02-5762-4
Rated: 4 of 5
Aira yang sudah bosan dengan omongan mamahnya tentang perjodohan dengannya, mulai menyetujuinya. Mamahnya menjodohkannya dengan anak sahabat yang bernama Aga. Tanpa melihat wajah dari calon suaminya, Aira sudah memiliki rencana kabur dari pernikahannya. Saat pernikahannya akan dimulai, ternyata Aira mendengar bahwa calon suaminya juga kabur dari ijab kabul.
Di lain tempat, Aga yang mengincar kursi direksi di perusahaan papahnya menerima perjodohan yang di ajukan oleh papah tanpa melihat wajah perempuan yang akan dijodohkan. Tanggal pernikahan untuk Aga dan Aira pun telah di tentukan oleh kedua orang tua mereka. Tapi Aga yang belum siap untuk menikah memilih kabur di hari pernikahan mereka.
Peluang untuk kabur terbuka lebar bagi Aira, karena semua orang sedang mencari keberadaan Aga. Pada saat sedang kabur, Aira yang masih menggunakan pakaian pengantin, Aira berhenti sebentar di warung untuk istirahat sebentar. Tapi malang nasibnya, Aira ketahuan oleh suruhan papahnya dan Aira tidak menyangka bahwa pria yang berada di sampingnya merupakan calon suaminya yang kabur.
Mereka berdua di seret kembali ke rumah Aira dan melakukan ijab kabul. Setelah pernikahan, mereka hidup berdua dalam satu atap. Aga yang tidak menyangka bahwa istrinya tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan selama ini. Sampai suatu hari, muncul seorang anak perempuan lucu di depan rumah. Anak perempuan bernama Fian memanggil Aga “Papa” dan memanggil Aira “Mama”.
Siapa Fian? Apa yang sudah di sembunyikan oleh Aga dari Aira? Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah kedatangan wanita masa lalu Aga?
“Dan aku yakin setiap pasangan memiliki caranya tersendiri untuk berkompromi satu sama lain.”
Tambahan salah satu tema cerita favorit aku yaitu tentang perjodohan. Baru kali ini aku mendapatkan cerita tentang perjodohan tapi kedua mempelai memilih kabur pada pernikahan mereka yang akan berlangsung. Dan pada saat bertemu itu membuatku tertawa, karena Aira yang bisa-bisanya beristirahat sebentar meminum sebotol air putih di warung tidak jauh dari rumahnya.
Apalagi setelah mereka menikah, ada saja yang di debatkan Aga dan Aira. Interaksi mereka membuatku tertawa tapi menggemaskan. Tapi saat Aga memiliki seorang anak dari wanita lain, sikap Aira yang lempeng, ingin banget aku jitak kepalanya supaya sadar kalau suaminya punya anak dari wanita lain.
Alur cerita dari novel ini enak untuk di baca dan penggunaan bahasanya seperti bahasa sehari-hari namun dalam konteks sopan dan menggelitik. Tapi aku kurang begitu suka dengan cover ini yang terlihat biasa saja. Konfliknya yang di ceritakan juga sudah sering di temukan di drama-drama. Tapi yang menarik adalah penyampaian penulis setiap konflik dengan cara yang tidak terlalu dramaqueen.
No comments:
Post a Comment