Tuesday, March 26, 2019

# Le Marriage # Novel

#87 Novel Le Marriage: My Bittersweet Marriage By Ika Vihara

Buklet Kathana Review/Resensi: My Bittersweet Marriage By Ika Vihara
Judul: My Bittersweet Marriage
Penulis: Ika Vihara
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2016
Jumlah Halaman: 350 hlm; 20 cm
Genres: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-02-8243-5
Rated: 4 of 5

“Laki-laki yang baik itu walaupun tidak mencintaimu, dia tidak akan menyakitimu.”

Hessa awalnya tidak mau di jodohkan oleh Afnan tapi setelah bertemu dengannya di rumah dan Hessa juga menerima ajakan jalan dari Afnan hanya untuk membeli keperluannya sebelum kembali ke Aarhus, Denmark. Tanpa basa basi Afnan meminta Hessa untuk menikahinya dan memberi waktu untuk Hessa menjawabnya.

Setelah mempertimbangkan dampak akan pernikahan dengan Afnan nanti Hessa akhirnya akan menikah dengan Afnan. Seluruh acara pernikahan Afnan dan Hessa akan dilakukan di Indonesia dan hanya mengundang kerabat dan orang terdekat. Detik-detik keberangkatannya bersama Afnan ke Denmark, Hessa mulai kangen dan tidak mau berpisah dengan keluarganya di Indonesia.

“Hessa: Emang sejak sebelum menikah, frekuensi pikiran kita nggak pernah tabrakan.Afnan: Tapi takdir kita tabrakan.” 
Selama hidup berdua di Aarhus, mereka berdua mulai saling mengenal satu sama lain sampai pertengkaran kecil hanya karena masalah sepele. Tapi dengan Afnan yang sibuk bekerja membuat Hessa selalu ingin kembali ke Indonesia dan pikiran negatif yang mulai bermunculan. Sampai puncaknya Hessa jatuh sakit dan dinyatakan oleh dokter, Hessa mengidap Seasonal Affective Disorder.

Dengan kondisi Hessa yang sakit dan belum terbiasa dengan kehidupan di Aarhus dinyatakan hamil. Hessa yang sudah lama ingin mengandung merasa senang sekali dengan kehadiran janin yang berada di dalam perutnya. Tapi pada saat Hessa dan Afnan akan mengecek kandungannya di rumah sakit, Afnan di beritahu kabar buruk dari dokter kandungan yang biasa memeriksa Hessa.

Apa yang terjadi pada kandungan Hessa? Apa mereka bisa menghadapi penyakit yang diderita Hessa?

“Jodoh yang baik itu adanya di tempat yang baik. Party itu bukan tempat yang baik. Isinya orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Bau lagi. Bau muntahan.”

Homesick yang di alami Hessa sangat lumrah terjadi pada orang-orang yang tinggal jauh dari orang tua atau kampung halamannya. Tapi menurutku Hessa bukan hanya Homesicktapi enggak mau keluar dari zona nyamandan adaptasi terhadap lingkungan barunya. Makanya dia selalu teringat akan rumahnya dan ingin kembali ke sana. Afnan juga bukannya membantu Hessa untuk mencari kesibukan malah langsung sibuk dengan pekerjaannya.

Alur cerita yang mudah di baca dan santai karena menceritakan tentang perjalanan setelah menikah. Konflik yang di ceritakan juga sederhana hanya puncak konflik yang diceritakan kurang gereget jadi terkesan biasa saja.

“Kita akan berteman dan saling mengenal, lalu siapa tahu kita akan saling mencintai.”

Kekurangan di novel ini, aku terkadang bingung dengan percakapannya, terkadang tiap akhir percakapan karakter menunjukkan siapa yang sedang berbicara, kalau di novel ini tidak malah di paragraf berikutnya percakapan dari karakter yang sama. Sudah begitu terlalu banyak narasi, aku menemukan satu bab isinya narasi semua dan sedikit percakapan. Aku juga menemukan kesalahan pengetikan dan ucapan bahasa Denmark yang tidak adanya penerjemahannya di footer.

Cerita tentang kehidupan pernikahan karena perjodohan sudah sering sekali di ceritakan di dalam novel karya penulis yang lain. Tapi di novel ini yang paling uniknya, mereka bertemu dan berbicara hanya dalam hitungan jari, tidak seperti novel-novel yang lain.

For informationSeasonal Affective Disorder adalah jenis depresi ringan yang terjadi pada waktu yang sama setiap tahun. Seperti tidak adanya semangat untuk melakukan kegiatan yang biasanya disukai dan murung dalam jangka waktu yang sangat lama. Biasanya kasus SAD banyak di jumpai di negara yang memiliki empat musim tapi bisa kemungkinan di negara yang memiliki dua musim bisa ditemukan. Contohnya seperti Hessa, SAD akan muncul di setiap musim dingin, dia akan merasa cemas, murung, lemas, banyak tidur, dan pola makan yang berubah.

Orang yang memiliki gangguan seperti ini akan melakukan terapi cahaya, di berikan obat-obatan, dan konsultasi psikoterapi. Tapi untuk mengurangi risiko SAD mereka juga bisa melakukan olah raga, jalan-jalan, bersosialisasi, makan yang teratur, dan masih banyak lagi.


No comments:

Post a Comment

Follow Us @soratemplates