Thursday, January 31, 2019

[ 2 ] Short Stories: My Beautiful Country

January 31, 2019 0 Comments

Sangat indahnya negeriku ini, tenteram, damai, dan bersahabat. Pemandangannya juga tidak kalah menakjubkan di bandingkan dari negara-negara lain. Penduduk di negeri ini sejak dahulu saling bahu membahu menolong yang sedang terkena musibah atau kesulitan. Oleh karena itu, aku sangat bersyukur telah lahir di negeri ini. Ayah dan Ibu selalu mengajariku budaya yang harus kami jaga walaupun budaya luar kerap masuk ke dalam negeri ini.
Kami sekeluarga sering sekali bepergian ke luar kota mengunjungi kota-kota dan desa-desa lain di negeri ini. Dari sana, aku dan adikku mengenal budaya lain di kota yang kami kunjungi. Kami banyak sekali belajar tentang budaya, bahasa, dan tata krama yang  ada di sana, dari sana aku mengetahui bagaimana kayanya negeriku ini. Semenjak itu, aku selalu mempelajari seluruh budaya yang ada di negeriku.
Sampai pemilihan pemimpin negeri ini telah tiba, berbagai macam perbedaan pendapat dan cara pandang telah membentuk menjadi dua pihak di antara penduduk negeri ini untuk mendukung masing-masing calon pemimpin yang akan mereka pilih. Kedua calon pemimpin memiliki cara pandang yang sama untuk memajukan negeri ini tapi salah satu calon pemimpin memiliki maksud tertentu setelah menjadi pemimpin negeri ini.
Tanpa melihat akibat apa yang akan terjadi di masa depan, pendukung dari kedua pihak calon pemimpin melakukan berbagai cara untuk mendapatkan dukungan dari penduduk negeri ini, baik dengan cara kotor maupun baik. Salah satunya dengan menyebarkan berita palsu ke seluruh penjuru negeri dengan melalui media sosial. Aku yang belum mengerti apa-apa yang kedua pihak itu lakukan hanya bisa menjadi penonton, sampai terbesit sejarah negeri ini terbentuk.
“Ayah, kenapa mereka harus berebut menjadi pemimpin negeri ini? Kenapa tidak mendiskusikan bersama dan membangun negeri ini bersama-sama seperti dulu,” tanyaku saat aku menonton perdebatan mereka di televisi.
“hmm... sayang, negeri ini sudah tidak sama seperti zaman kemerdekaan dulu. Dulu semua golongan saling bahu membahu untuk mendapatkan kemerdekaan dari penjajah. Zaman sekarang, kita harus mempertahankan apa yang sudah di raih oleh pendahulu kita dan mewujudkan cita-cita yang terkubur, yaitu menjadi negeri yang sejahtera, damai, dan di segani oleh dunia. Untuk meraih itu tidaklah mudah, kamu sudah lihat bagaimana kayanya negeri ini. Banyak negara-negara lain ingin memiliki negeri ini walaupun itu dengan cara kotor yaitu menjadikan pemimpin negeri yang mereka pilih menjadi boneka dan memenuhi apa yang mereka inginkan dari negeri ini.”
“Kenapa negeri lain tidak membiarkan negeri ini memiliki apa yang kita punya, kenapa harus mengambil milik orang lain?”
“itulah manusia Nak, mereka serakah hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa melihat penderitaan di sekelilingnya. Sama seperti negeri mereka, mengambil apa yang negeri ini punya untuk memenuhi kebutuhan penduduk di negerinya tanpa melihat bahwa negeri ini bisa saja sengsara,” terang ayah, “kamu masih kecil sudah berpikiran jauh saja.”
“Eits... jangan salah ayah, Ririn sudah 15 tahun.”
“Memangnya kamu mau jadi pemimpin negeri ini, Nak?”
“Kalau Allah mengizinkan, aku ingin memimpin negeri ini dan membangunnya menjadi sejahtera.”

***

Di depan perapian, aku teringat dengan perbincanganku dengan Ayah. Sayangnya sebelum itu semua terjadi negeriku sudah hancur karena ulah mereka. Setelah salah satu calon pemimpin terpilih menjadi pemimpin negeri ini, mereka dari pihak yang kalah tidak menerima atas kekalahan mereka. Sehingga dari pihak yang kalah menyusun rencana untuk menggulingkan dan mengambil paksa alih kepemimpinan negeri ini.
Dengan keegoisan dan arogansi, mereka seakan-akan menutup mata bahwa penduduk negeri ini sudah ikhlas dan dengan suka cita menyambut pemimpin baru negeri ini dan mendoakan pemimpin baru dapat membangun dan membawa negeri ini menjadi damai sejahtera.
Mereka yang kalah menggunakan cara-cara kotor yang tidak kami sukai sama sekali, tapi dari kebanyakan penduduk negeri kami malah termakan cara kotor dari mereka. Entah kenapa mereka yang kalah tidak mau ikhlas menerima kekalahan mereka tanpa harus mengganggu dan memecah belah kami. Padahal kekalahan mereka mungkin sudah takdir Allah untuk menjadi kalah.
“Kak, adek lapar?”
“Sabar ya dek, sebentar lagi ayah sama ibu pulang dengan membawa banyak makanan,” ucapku dengan nada lembut.
Aku memandang sendu ke arah adik terkecilku yang harus merasakan penderitaan ini. Aku memiliki sepasang adik, tapi adikku yang kedua telah tiada setelah perpecahan itu terjadi. Saat itu, kami sedang terkena musibah, tempat Ayah bekerja mengalami kebangkrutan dan pemutusan kontrak kerja untuk menjaga perusahaan tetap beroperasi. Ayah menjadi salah satu pemutusan kontrak kerja dengan perusahaan tempat Ayah bekerja, padahal Ayah sudah bekerja dan menggeluti di bidangnya selama bertahun-tahun.
Saat itu adikku, Lisa, sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dari sekolah. Ibu yang saat itu sedang mengandung adikku memiliki firasat buruk dan menyuruhku untuk mencari Lisa. Aku yang tidak menggubris kecemasan Ibu menganggapnya angin lalu, aku hanya memintanya untuk menelepon ponselnya untuk mengurangi rasa cemasnya. Tapi berkali-kali Ibu menelepon ponsel Lisa tidak ada yang mengangkatnya.
Saat itu juga aku langsung pergi mencari Lisa setelah Ibu berkata ponsel Lisa tidak di angkat dan memintaku untuk mencarinya. Di perjalanan yang biasa Lisa lewati setiap berangkat maupun pulang, di jalan itu banyak orang-orang yang sedang saling teriak mencaci maki dari mereka yang kalah dan mereka yang menang. Sampai entah di mana, orang-orang yang mendukung mereka melakukan adu jotos. Di antara mereka yang tidak menerima mulai mengambil benda-benda yang berada di sekitar mereka untuk membalas apa yang sudah mereka lakukan terhadap teman mereka.
Aku melihat Lisa yang berdiri tidak jauh dari sana sangat ketakutan sekali apa yang di lihatnya di depan matanya. Dengan cepat aku berlari menghampirinya, tapi saat sudah dekat dengannya aku melihat sebuah benda panjang menghantam cukup keras tubuh mungilnya. Dengan keadaan terkejut apa yang terjadi di depan mataku, aku menghampiri tubuh mungil adikku dalam keadaan tidak sadarkan diri di jalan.
Berkali-kali aku berteriak meminta tolong, tapi apa yang aku dapatkan, mereka tidak menggubris teriakanku dan mereka hanya terus saja melakukan aksi kekerasan untuk membalaskan perbuatan mereka satu sama lain. Dengan ketakutan dan kepanikan di dalam diriku, aku berusaha menggendong tubuh adikku menjauh dari sana dan membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, aku malah mendapatkan kabar lebih buruk, Lisa dinyatakan telah meninggal oleh dokter yang berada di unit gawar darurat. Dengan umur Lisa yang masih muda membuat saraf terpenting di bagian punggung terkoyak.
“Kak, kok bengong,” ucap Ayah.
Aku tersadar setelah merasakan sentuhan jari tangan Ayah di pundak.
“Kamu kenapa? Di panggil berkali-kali malah bengong.”
“Ke ingat dulu Yah,” ucapku setelah tersadar sepenuhnya, “Ibu mana?”
“Sudah jangan di ingat lagi apa yang sudah terjadi, itu semua sudah kehendak Allah kalau Lisa tidak bisa bersama kita sekarang. Ibu di dapur bersama Roni, sana kamu juga bantu Ibumu.”
Aku menganggukkan kepala lalu bangkit berdiri.
“Ririn, jangan dendam terhadap mereka,” ucap Ayah saat aku akan berjalan ke arah dapur.
“Iya Yah,” ucapku dan melanjutkan berjalan ke dapur untuk membantu Ibu.
Aku masih bingung apa yang akan Ayah lakukan sekarang dengan kondisi negara yang sudah hancur, perang saudara ini telah menghancurkan segalanya. Bangunan-bangunan yang dulunya berdiri kokoh telah hancur, keceriaan di wajah setiap anak-anak yang senang bermain sudah sirna, kelaparan di sana-sini.
Setelah pernyataan perang dari kedua kubu, Ayah membawa kami keluar dari kota dan mengharapkan desa tempat tinggal nenek tidak berimbas dari keegoisan mereka tapi setelah sampai di desa tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di kota. Sehingga Ayah dan Ibu mengambil keputusan untuk membawa kami tinggal di pedalaman hutan dekat dengan perbatasan negara.
Ayah membangun sebuah gubuk kecil dari bahan-bahan yang di dapat di dalam hutan. Setiap malam tiba, kami akan saling berdekatan di depan perapian yang Ayah untuk menghalau dinginnya malam. Makanan yang kami dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan di dalam hutan, tak terkadang juga Ayah dan Ibu akan pergi ke desa maupun ke kota untuk menambah suplai penyimpanan makanan kami dan juga mencari informasi kondisi sekarang.
“Ibu, hari ini kita makan apa?” tanyaku setelah sampai di dapur.
“Hari ini kita makan sama seperti kemarin, Ayah dan Ibu tidak banyak membawa suplai makanan untuk kita.”
“Ibu aku tidak mau makanan itu, tidak ada rasanya sama sekali,” Rengek Roni.
“Sabar ya Nak, nanti ibu akan bikin kan kamu makanan yang enak buat kamu,” ucap ibu dengan lembut.
“Dari dulu ibu selalu mengucapkan itu melulu, di suruh sabar, nanti Ibu akan memasakkan makanan enak, KAPAN BU?” ucap Roni dengan nada kesal.
“RONI! jangan seperti itu sama Ibu,” bentakku.
Sambil menangis, Roni berlari pergi dari dapur. Aku yang ingin mengejar Roni untuk menjelaskan kondisi yang sedang di hadapi.
“Ririn biarkan Ayahmu yang menenangkan Roni,” Ibu mencegahku, “kamu bantu Ibu memasak ya.”
“Baik Bu.”
“Rin, apa Ayah sudah memberitahumu?” tanya Ibu.
“Belum Bu, memang Ayah mau memberitahu tentang apa.”
“Hmmm... biar Ayahmu yang akan menjelaskannya.”
Aku ke pikiran apa yang akan disampaikan Ayah pada kami, aku berharap yang di sampaikan Ayah merupakan kabar baik bagi kita semua. Aku sudah jenuh dengan keadaan sekarang yang terus saja semakin memburuk. Terakhir yang aku dengar dari Ayah, banyak penduduk negeri ini memilih pindah ke negara lain dari pada tinggal di sini yang tidak memiliki harapan sama sekali.
Setiap jam, setiap menit, aku selalu berdoa pada Maha Pencipta Alam Semesta untuk menyadarkan mereka semua bahwa negeri yang seharusnya di bangun bersama-sama telah hancur karena keegoisan dan keambisiusan mereka yang mementingkan apa yang mereka maui bukan apa yang penduduk negeri ini inginkan, kedamaian.
“Rin, coba kamu lihat Ayahmu dan Roni sedang apa dan bilang makanannya sudah siap,” ucap Ibu yang sedang mengangkat panci kecil dan membawanya ke tempat biasa kami makan secara lesehan.
Setelah aku meletakkan piring dan sendok, aku meninggalkan Ibu sendiri di dapur. Aku mendengar Ayah sedang menjelaskan kondisi negara kami sekarang dan meminta Roni untuk meminta maaf pada Ibu.
“Ayah, kata Ibu makanannya sudah siap,” ucapku.
“Ayo kita makan,” ajak Ayah lalu berjalan meninggalkan kami berdua.
“Kak,” panggil Roni.
“Kenapa dek?”
“Maafin Roni ya Kak,” ucapnya di sampingku.
“Iya, kamu juga harus minta maaf sama Ibu.”
“Iya Kak.”
Lalu kami berdua berjalan ke arah dapur, di sana Ayah dan Ibu sudah duduk di bawah menunggu kami untuk makan bersama. Aku duduk di samping Ayah sedangkan Roni duduk di samping Ibu. Tanpa mengeluh, aku menyendokkan sup ke dalam mulut, makanan inilah yang selama bertahun-tahun masuk ke dalam perutku setelah perang saudara pecah di negeri ini terjadi. Terkadang aku harus menahan lapar untuk mengalah pada Roni yang masih masa pertumbuhan.
“Anak-anak, Ayah sama Ibu berpikiran, kita harus mengungsi dari negeri ini. Kita tidak tahu kapan perang ini akan selesai. Ayah juga sudah mendapatkan negara yang akan menerima kita sebagai pengungsi,” jelas Ayah setelah semua selesai makan.
Seketika otakku tidak dapat berpikir setelah mendengar perkataan Ayah. Meninggalkan tempat kelahiranku, rumahku, dan cita-citaku di sini, “Ayah, apa tidak ada jalan lain selain meninggalkan negeri ini? Ririn tidak mau pergi dari sini, ini tempat kelahiranku.”
“Tidak ada sayang, Ayahmu juga sama sepertimu tidak mau meninggalkan negeri ini, tapi kamu dan Rino membutuhkan tempat yang aman,” jelas Ibu, “Kita pindah untuk sementara, setelah peperangan di sini sudah berhenti, kita kembali lagi ke sini,” Ibu mengusap puncak kepala Rino dengan sayang.
“Tapi Bu
“Ririn,” potong Ayah, “Ayah mendapatkan kabar dari teman, perang ini belum berakhir Nak. Ayah menginginkan kamu melihat dunia yang lebih luas lagi dan setelah peperangan di sini berakhir, kamu bisa membantu mereka untuk membangun negeri ini kembali dari bawah,” terang Ayah.
Aku tidak bisa berkata-kata apa yang sudah Ayah ucapkan pada kami semua selesai makan. Ayah mengatakan seminggu dari sekarang kita semua akan berjalan ke pintu perbatasan yang tidak jauh dari gubuk kami. Ayah telah mengurus semuanya apa yang kami perlukan di saat perbatasan.
Menjelang keberangkatan kami semua, rasa sedih mulai terasa di relung hatiku. Aku tidak menyangka akan meninggalkan tempat kelahiranku, banyaknya kenangan sedih dan bahagia di sini. Aku bisa saja tetap tinggal di sini, tapi dengan umurku yang akan beranjak dewasa dan kehidupanku yang masih panjang untuk melihat luasnya dunia untuk  meraih cita-citaku. Aku pastikan akan kembali lagi ke negeriku ini, tempat kelahiran dan kenangan-kenangan bahagia yang berada di sini.


Wednesday, January 30, 2019

#48 Movie: The Earthqueke

January 30, 2019 0 Comments
Resensi
Judul: The Earthquake (Zemletryasenie)
Genres: Drama
Type: Movie
Language: Russian
Country: Russia
Episode: 1
Age Group: R+
Rated: 5 of 5

Di pagi hari Republik Armenia melakukan aktivitas seperti biasanya, begitu juga dengan Robert Melkonyan (Victor Stepanyan), seorang pemuda yatim piatu yang di besarkan oleh kerabatnya, saat itu Robert sedang berkunjung ke salon untuk membeli sebuah senjata tajam. Di lain sisi, sebuah keluarga tidak menerima kedatangan anak dan mantunya ke dalam rumah yang telah membuatnya kecewa.

Anna Berezhnaya (Mariya Mironova) dan Vanya Berezhnoy (Daniil Izotov) yang sedang berbelanja di pasar karena ayahnya akan pulang kerumah membuatnya harus lari keluar dan berdesak-desakkan untuk menghindar dari reruntuhan bangunan saat gempa terjadi. Gempa bumi yang dahsyat menghancurkan semua bangunan-bangunan.
Konstantin Berezhnoy (Konstantin Lavronenko) dari dalam pesawat, dia melihat kota tempat tinggalnya hancur semua. Setelah mendarat Konstantin langsung menuju ke rumahnya, tapi yang dia dapatkan rumahnya telah hancur. Di sana, Konstantin bertemu dengan Robert yang sedang mencegah sebuah truk untuk membantunya mengeluarkan seorang gadis yang bernama Lilit sedang tertimbun reruntuhan.

Sekembalinya dari rumah sakit, Konstantin dan Robert mulai menggali reruntuhan untuk mengeluarkan orang-orang yang tertimbun di sana. Di sana lah, Konstantin mendapatkan putri tertuanya, Katya Berezhnaya (Anastasiya Savkina) telah meninggal dan membuatnya sangat terpukul. 
Banyak sekali kejadian yang bisa membuat bersyukur dari keluarga Erem (Michael Poghosian) dan istrinya yaitu Ashkhen (Asmik Aleksanyan) yang awalnya tidak menerima kedatangan putrinya yaitu Gayanz (Sabina Akhmedova) bersama suaminya dapat di pertemukan kembali walaupun Ashken berhasil selamat dari reruntuhan rumahnya.

The Earthquake (Zemletryasenie) di ambil dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 1988 di Armenia. Gempa bumi saat itu tercatat 10 bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945. Pembuatan film ini terinspirasi dari kejadian tersebut dan menceritakan tentang penduduk masyarakat Armenia yang bertahan hidup setelah kejadian. Film yang di sutradarai oleh Sarik Andreasyan dapat memperlihatkan bagaimana dahsyatnya gempa itu terjadi dan bagaimana emosionalnya penduduk Armenia untuk bertahan hidup.

Paling sedih banget dan menyentuh di hati, pada saat Vanya tidak mengetahui bahwa seluruh keluarganya telah tiada. Vanya yang harusnya bertemu dengan Ayahnya malah mendapatkan Robert yang mengaku sebagai kerabatnya atas permintaan Konstantin. 
Review
Walaupun visual grafik pada saat terjadinya gempa terlihat sederhana, film ini bisa membuat aku merasakan kesedihan penduduk Armenia yang di tinggal pergi sanak saudaranya untuk selamanya maupun yang hilang. Di tambah lagi dengan musik yang sangat pas sekali di setiap screen shots.

Film ini aku recommended buat kalian tonton karena memang bagus banget. Kalian tidak akan menyesal setelah menonton film ini.


Tuesday, January 29, 2019

#47 Novel: Bukan Cinderella By Ifa Avianty

January 29, 2019 0 Comments
[Review/Resensi] Bukan Cinderella By Ifa Avianty
Judul: Bukan Cinderella
Penulis: Ifa Avianty
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2014
Jumlah Halaman: 320 hlm
Genres: Romance
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-1606-87-2
Rated: 2.5 of 5

Leila Dewayanie Suwito, seorang mahasiswa dan gadis yatim piatu yang harus bekerja keras sebagai penjual kue dan menerima jahitan untuk menghidupi dia dan adiknya, Yusuf, yang masih bersekolah. Leila dan Yusuf tinggal di rumah peninggalan dari kedua orang tuanya yang telah lama bercerai dan meninggal dunia. Yusuf selalu membawa pulang bingkisan dari tetangga ke rumah yang membuat Leila merasa kesal seperti di kasihani oleh tetangganya.

Tetangganya yang merupakan keturunan ningrat memiliki anak semata wayang bernama Mahendra Prabowo, umur Andra dan Yusuf sepantar membuat mereka berdua menjadi teman akrab. Mamah Andra selalu memesan makanan yang di buat oleh Leila sehingga sudah menganggap Leila sebagai anak perempuan yang selama ini diinginkan.

Ya Tuhan, aku tak mau hidup di alam mimpi. Aku ingin hidup di alam nyata yang bahagia. Bukan alam mimpi yang bak di negeri dongeng tapi kering kebahagiaan dan kehangatan.

Sampai Papah Andra yang sudah sakit-sakitan membuat keluarga besar menginginkan Andra yang menjalankan perusahaan tapi dengan kondisi Andra sudah menikah. Andra yang saat itu sudah memiliki seseorang yang di cintainya di tolak oleh keluarga besar sampai Mamah dan Papah mengajukan nama Leila untuk di nikahi oleh Andra.

Dengan terpaksa Andra menerima pilihan calon istrinya dari kedua orang tuanya. Yusuf yang mengetahui Andra mencintai seseorang membuat perjanjian untuk tidak menyentuh Leila, kakak perempuannya, sebelum Andra mencintai Leila. Selama Leila dan Andra berumah tangga, mereka tidur di ruang kamar tidur terpisah.

Hubungan antara mereka membuat Leila kesal bukan main terhadap Andra yang menganggap seperti sebuah permainan dan berganti ke permainan baru. Sampai kedatangan orang yang pernah memiliki hati Andra yaitu Pepey, adik tiri sepupu Andra kembali ke Indonesia untuk di rawat bersama keluarganya karena penyakit yang dideritanya. Leila mulai ragu kembali atas cintanya Andra padanya.

Bukan sekedar untuk dikenang, tapi lebih karena Ibu mencoba mengambil hikmah, bahwa dari setiap peristiwa yang kita alami, Allah mengajarkan kita untuk menjalani penuh dengan rasa syukur. 

Sebel juga kalau punya suami seperti Andra yang tidak tegas memilih yang harus berada di hatinya siapa dan perlakuan terhadap istrinya seperti itu di tempat acara perusahaan. Ya pastinya sudah membuat Leila sakit hati banget. Tapi sikap Leila juga bikin gemas, kenapa tidak speak up saja toh Andra juga suaminya kalau dia sudah menyakiti hatinya. Mungkin di dalam cerita ini, harus saling keterbukaan satu sama lain jika sudah menjadi sepasang suami istri.

Awal melihat cover ini di aplikasi Ipusnas terlihat menarik sekali, dengan dua pasang sepatu pria dan wanita yang berada di dalam box sepatu membuatku ingin membacanya setelah melihat sinopsisnya yang juga sangat menarik.

Tapi ternyata cerita ini membuatku bingung, dengan banyaknya sudut pandang di antara Leila, Andra, Yusuf, dan Pepey. Di tambah, tidak adanya pemberitahuan sudut pandang membuatku harus mengira-ngira ini siapa. Alur cerita yang pertama kali aku baca terasa mengalir dan Konflik yang di ceritakan juga sederhana tapi dengan terlalu banyaknya sudut pandang jadi tidak terlihat menarik.


Monday, January 28, 2019

#46 Anime: Merc Storia: Mukiryoku no Shounen to Bin no Naka no Shoujo

January 28, 2019 0 Comments
Judul: Merc Storia: Mukiryoku no Shounen to Bin no Naka no Shoujo
Alternative Title: Merc Storia: the tpathetic boy and the girl in a bottle, メルクストーリア-無気力少年と瓶の中の少女-
Genres: Action, Adventure, Magic, Fantasy
Type: TV Series
Language: Japanese
Country: Japan
Adaption: Game
Episode: 12
Age Group: BO-13
Rated: 5 of 5

Dunia tempat tinggal Yuu (Mutsumi Tamura) adalah dunia yang terdapat banyak manusia, monsters, dan makhluk lain tinggal. Yuu yang memiliki kekuatan penyembuh seperti ayahnya tidak menyukai keberadaan monster di dekatnya. Kebalikannya dengan ayah Yuu menyukai monsters dan sebagai penembuh harus berkeliling dunia untuk menyembuhkan mosnters yang tidak terkendali.

Suatu hari, ayah Yuu tidak kembali kerumah dalam berbulan-bulan membuatnya sedih. Dalam kesedihannya botol yang di bawa ayahnya dulu sebagai oleh-oleh Yuu berubah. Di dalam botol terdapat seorang gadis kecil bernama Merc (Inori Minase). Merc yang tidak tahu jati dirinya meminta Yuu untuk berpetualang untuk mencari ingatannya yang hilang dan jati dirinya.
Dengan bermodalkan ketekadan dari Yuu untuk membantu Merc. Saat ingin membeli peralatan petualang di toko, Yuu di hadang oleh mosnter dari pemilik toko di depan pintu. Yuu yang memang dasarnya tidak menyukai monster ketakutan sekali, padahal monster di depan pintu hanya berdiri tidak melakukan apa-apa. Merc yang pada saat itu membantu berbicara pada monsters dan menenangkan Yuu yang sudah berdiri gemetran.

Pada saat ingin membayar item sebuk penolak monster, item tersebut malah di curi oleh seorang monster mungil berbulu. Yuu dan Merc yang tidak mau rugi mengejar monsters tersebut sampai keluar pinggiran kota. Di sana, Yuu dan Merc baru mengetahui bahwa monster mungil tersebut ingin membuat monster besar di depannya pergi dari kota. Saat itu, Merc meminta Yuu menggunakan kekuatan penyembuh terhadap monster yang terkendali menjadi tenang. Setelah kejadian itu, Yuu dan Merc pergi berpetualang bersama jamo, seorang pedagang keliling, dalam perjalanan monster mungil berbulu ikut menemani Yuu dan Merc berpetualang dan di berinama Toto (Yumiri Hanamori).
Review Anime: Merc Storia: Mukiryoku no Shounen to Bin no Naka no Shoujo

“For a world where monsters and humans can live hand in hand.”

Merc Storia: Mukiryoku no Shounen to Bin no naka no Shoujo film animasi yang di adaptasi dari dari sebuah game untuk perangkat android dan IOS. Animasi ini di produksi oleh Encourage Films yang di sutradai oleh Fumitoshi Oizaki dan penulis naskah oleh Fumitoshi Oizaki, Hiroki Uchida, Hitomi Amamiya dapat menampilkan beberapa masalah yang di hadapi oleh Yuu dan Merc.

Dengan gambar dari berbagai tempat yang Yuu, Merc, Toto dan Jamo (Cho) datangi menampilkan gambar yang bagus dengan detail yang merinci. Padu padan warna yang di pakai juga bagus, jadi enak untuk di pandang. Aku suka melihat pemandangan yang di perlihatkan di dalam animasi ini, sangat indah sekali.

Animasi ini tidak hanya melulu tentang perjalanan Yuu dan Merc, tapi juga menampilkan kejadian lucu, romantis, dan persahabatan. Saat Yuu dan Merc terbawa oleh monters ke atas kota langit yang berisikan makhluk-makhul bersayap. Yuu yang di anggap pembawa sial dan Merc yang di anggap sebagai ‘air suci’ membuat mereka terpisah. Yuu yang tidak mau terpisah oleh Merc mulai kabur untuk menjemput Merc kembali ke sisinya dan pulang. Dan masih banyak lagi cerita tentang persahabatan mereka berdua. Merc yang memiliki sifat narsis bisa di imbangi oleh dengan sifat Yuu yang kalem.
Resensi Anime: Merc Storia: Mukiryoku no Shounen to Bin no Naka no Shoujo
Soundtrack:
Opening: Origin (オリジン) by Mili
Ending: Bottleship by Inori Minase


Thursday, January 24, 2019

#45 Novel: Eiffel, Tolong! By Clio Freya

January 24, 2019 0 Comments
Resensi/Review Novel: Eiffel, Tolong! By Clio Freya
Judul: Eifel, Tolong!
Penulis: Clio Freya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan Ketujuh, 2012
Jumlah Halaman: 343 hlm; 20 cm
Genres: Romance, Action
Bahasa: Indonesia
ISBN: 978-602-03-0864-7
Rated: 3 of 5

Fay Regina Wiranata yang biasa di panggil Fay sangat senang dapat pergi ke Paris dalam rangka mengikuti kursus bahasa Prancis selama dua minggu tanpa ada yang menemaninya. Selama di Paris, Fay akan tinggal bersama Jacque dan Celine sebagai host-family yang di pilih langsung oleh tempat kursusnya.

Fay sangat penasaran dengan kota Paris meminta ijin untuk pergi jalan-jalan. Jacque dan  Celine yang saat itu masih berada di rumah menyarankan untuk pergi ke sekitar menara Eiffel dan Champs-Elyees. Saat sedang menikmati pemandangan kota Paris, Fay tidak sadar telah di ikuti oleh orang tidak di kenal dan di culik pada saat Fay lengah.

“Saya ingin kamu berpura-pura menjadi orang lain dan memainkan peran itu selama beberapa hari. Kamu akan menjadi seorang gadis Malaysia yang akan mendaftarkan diri di universitas di Zurich dan singgah di tempat pamannya di Paris dalam perjalanan ke sana.”

Fay sadar dari pingsannya, kaget melihat ruangan yang tidak dia kenal sama sekali. Tanpa mengetahui tujuan dari si penculik, dengan menahan rasa takut yang timbul di dalam diri Fay harus melewati beberapa macam tes sampai dia bertemu dengan Andrew McGallaghan. Dengan di bawah ancaman, Andrew meminta Fay untuk menyawar menjadi seorang gadis Malaysia yang memiliki wajah sama dengannya.

Dengan terpaksa Fay menjalani latihan yang di berikan oleh Andrew. Pada saat Andrew mengharuskan meninggalkan Fay karena ada urusan, dia mengenalkan Fay pada Kent sebagai pelatih pengganti dirinya selama dirinya pergi. Tapi siapa sangka, Kent akan jatuh hati pada saat Fay melindungi Kent dari kesalahannya.

Waktu untuk melakukan penyamaran telah tiba, Fay yang awalnya ragu dan takut untuk melakukannya harus memendam semua itu. Fay yang menyamar sebagai Seena Fatima Abdoellah, keponakan Alfred Whitman, seorang pengusaha yang menjadi target rahasia Andrew untuk mencari tahu informasi rahasia dari Alferd.

Apa yang akan terjadi pada Fay? Bagaimana kelanjutan perasaan Fay?

“Jangan pernah menerima apa pun yang tidak kamu kenal.”

Pertama kali melihat novel Eiffel, Tolong! ini melalui aplikasi Ipusnas milik Perpustakaan Nasional. Aku kira novel ini menceritakan tentang romance ternyata malah action romance. Awal-awal baca sedikit bingung mengikuti alur ceritanya mengenai apa, tapi setelah terus berlanjut membaca ke bab-bab selanjutnya baru mengerti. Peran yang di lakukan Fay sudah seperti ‘Mission: Impossible’ dan ‘Skyfall’ yang ada di film Box Office. Film yang menyangkut tentang penyamaran untuk mendapatkan informasi penting dari musuh.

Tapi aku suka bingung dengan Fay yang bisa banget menekan rasa takutnya untuk sesuatu yang tidak dia tahu. Dia seperti menerima apa yang terjadi pada dirinya tanpa adanya perlawanan sama sekali, seperti enggak terlintas untuk kabur dari tangan Andrew. Padahal bisa saja Fay kabur dari kediaman Andrew dan berbicara dengan host-family apa yang telah terjadi atau pergi ke KBRI untuk meminta perlindungan.

Aku kurang begitu suka melihat cover cetakan sebelumnya, kurang menarik begitu. Setelah lihat cover yang kedua baru aku tertarik membaca isi dari cerita Eiffel, Tolong! Karena lebih enak di pandang.

Aku baru mengetahui bahwa novel ini di buat trilogi, karena saat membaca ending cerita seperti menggantung begitu. Aku jadi penasaran kelanjutan kehidupan Fay di seri kedua.


Wednesday, January 23, 2019

#44 Animation Movie: Christoper Robin

January 23, 2019 0 Comments
Resensi/Review Animation Movie: Christoper Robin
Judul: Christopher Robin
Genres: Adventure, Animation, Comedy
Type: Movie
Language: English
Country: USA
Episode: 1
Age Group: BO
Rated: 4.5 of 5

Christopher Robin (Ewan McGregor) yang menghabiskan masa kecilnya di Countryside cottage in Sussex, bermain bersama Pooh “Winnie the Pooh” (Jim Cummings), Tigger (Jim Cummings), Piglet (Nick Mohammed), Eeyore (Brad Garret), Kanga (Sophie Okonedo), Roo (Sara Sheen), Owl (Toby Jones), dan Rabbit (Peter Capaldi). Sampai mereka harus berpisah karena Christopher harus masuk boarding school, mengadakan pesta perpisahan untuk Christopher Robin. Pooh merasa sedih karena bisa saja Christopher melupakan Pooh dan yang lainnya. Tapi Christopher memberitahu dia tidak akan pernah lupa pada Pooh walaupun nanti dia sudah tua.
Christopher mengalami berbagai macam pengalaman di boarding school sampai kematian dari ayahnya yang membuatnya dirinya menjadi lebih cepat dewasa. Pada masa kedewasaan, Christopher pindah ke London dan menikah dengan Evelyn Robin (Hayley Atwell). Christopher memiliki seorang anak perempuan bernama Madeline Robin (Bronte Carmichael) yang dia temui setelah pulang dari perang dunia 2.

“People say nothing is impossible, but i do nothing everday.” – Winnie the Pooh

Setelah perang, Christopher bekerja di Winslow Luggages sebagai efficiency expert. Keluarga Christopher yang memiliki rencana untuk melakukan liburan di Sussex harus membuat Evelyn dan Madeline sedih karena Christopher tidak dapat ikut dan harus hadir pada rapat yang di adakan pada akhir minggu.

Pooh selalu mendatangi pohon Christopher dan berharap Christopher muncul dari dari pintu tersebut, tapi harapan itu sirna. Pooh yang ingin bermain dengan teman-temannya tidak menemukan mereka di tempat tinggalnya dan mendatangi pohon Christopher. Di sana, Pooh merasakan namanya di panggil lalu masuk ke dalam. Siapa sangka, Pooh malah berada di tempat lain dan bertemu Christopher di taman.

“Doing nothing often leads to the very best something.” – Winnie the Pooh

Christopher yang bertemu dengan Pooh bukannya senang malah merasa waktunya untuk bekerja terganggu dengan keberadaan Pooh di rumahnya sehingga Christopher mengantarnya pulang ke Sussex. Di sana, Christopher membentak Pooh karena kertas kerjanya berantakan karena ulah Pooh. 
Apa Christopher akan berbaikan dengan Pooh? Apa Christopher akan bermain kembali dan mengenalkan keluarganya pada Pooh?

“I want to see you have fun, sometimes. Be silly. I didn’t fall for you because you had your career set up.” – Evelyn Robin

Aku selalu suka dengan Pooh. Sedari kecil aku suka menonton film kartun Winnie the Pooh, sampai aku memiliki bonekanya yang berukuran sedang maupun kecil. Sifat Pooh itu terlalu polos banget, makanya dia selalu menganggap dirinya itu bodoh. Di balik petualangan mereka, mereka selalu mengingatkan satu sama lain dan jika salah satunya tidak ada maka mereka akan mencari temannya sampai ketemu.
Resensi Movie: Christoper Robin
Aku kecewa sama Christopher yang mudah sekali lupa sama Pooh dan kawan-kawannya hanya karena pengalamannya di boarding school maupun kematian ayahnya. Padahal mereka bisa menjadi tempat berbagi cerita. Pastinya mereka bisa menghibur Christopher atas apa yang terjadi pada hidupnya dan membuatnya ceria kembali.

"Sweetheart, I was wrong about work. I was wrong about everything, and I’m so sorry. I’ve been a father of very little brain. I lost myself, Maddy. And I almost lost you. My most precious love. And I don’t want you to go away. You don’t have to go to boarding school. You can stay here with us, and I’ll never let you go." - Christopher Robin

Aku sangat kecewa untuk penggambaran Pooh dan kawan-kawan, terutama Pooh. Mereka tidak menggemaskan sama sekali, malah lebih bagus yang versi kartunnya dari pada live-action. Untuk setting pengambilan gambar sebagian besar di UK.

Film ini aku recommended buat kalian tonton karena memang bagus banget. Karena tidak selalu pekerjaan yang harus menjadi nomor 1 tapi keluarga yang harus di nomor 1 kan.


#43 Movie: The Queke (Skjelvet)

January 23, 2019 0 Comments
Judul: The Quake (Skjelvet)
Genres: Action, Drama, Thriller
Type: Movie
Language: Norwegian
Country: Norway
Episode: 1
Age Group: BO-R
Rated: 5 of 5

Finally! This movie coming, after I watch trailer I’m so excited so much. Kalian masih ingat dengan Kristian di film The Wave tentang tsunami yang terjadi di desa Greiranger. The Queke adalah kelanjutan kehidupan Kristian di film The Wave setelah bencana yang terjadi. Cerita di film The Queke masih sama tentang bencana alam. Penulis naskah The Queke masih sama di film The Wave yaitu John Kare Raake dan Harald Rosenlow-eeg.

Tiga tahun telah berlalu setelah bencana yang menimpa di desa Greiranger dan keluarga Kristian Eikjord (Kristoffer Jonner). Tapi, sekarang Kristian tidak tinggal bersama dengan keluarganya, mereka hidup terpisah, Idun (Ane Dahl Trop) membawa kedua anaknya yaitu Sondre (Jonas Hoff Oftebro) dan Julia (Edith Haagenrud-Sande) tinggal bersamanya di ibu kota Norwegia, Oslo.
Review The Queke
Kristian mendapatkan berita bahwa temannya Konrad meninggal karena kecelakaan di terowongan yang runtuh menuju Oslo. Kristian yang mendapatkan surat berisikan data aktivitas gempa bumi merasa aneh dan memilih untuk pergi ke Olso untuk memeriksa keseluruhan data yang di berikan padanya. Di sana, Kristian bertemu dengan anaknya Konrad yaitu Marit Lindblom (Kathrine Thorborg Johansen). Marit mengantarnya ke ruang kerja Kondrad.

Di sana, sudah banyak jenis batu dari dalam terowongan dan keseluruhan data gempa bumi yang sudah terjadi. Kristian yang kurang merasa puas dengan data-data yang berada di ruang kerja Konrad, meminta Merit untuk mengantarnya ke terowongan tempat kejadian. Di dalam sana, Kristian mengambil sampel batu yang setengah jalan belum di ambil oleh Konrad.

Kristian yang kembali membawa sampel batu melihat listrik padam di seluruh kota Oslo. Lalu, dia menelepon Idun untuk membawa Julia keluar dari gedung karena akan ada gempa yang akan datang.

Merit yang sedang membersihkan meja kerja ayahnya tidak sengaja membuka laptop dan melihat video tentang aktivitas gempa yang sedang di amati oleh ayahnya. Dengan terburu-buru, Merit membawa video itu untuk diperlihatkan pada Kristian. Untungnya, Kristian masih berada di rumah bersama Julia. Kristian yang melihat video dari Merit langsung memintanya untuk mengantarnya ke tempat kerja Idun.

Apa yang akan terjadi?
Resensi Movie: The Queke
Pertama kali lihat trailer film The Queke sudah membuatku sangat excited banget dengan kelanjutan cerita dari karakter Kristian dan keluarganya. Aku sangat beruntung saat menonton film ini sudah ada subtitle-nya, karena aku tidak mengerti bahasa Norwegian. Itu juga ngertinya satu kata doank, setelah konfirmasi ke saudara sepupuku yang tinggal di sana. 😅

Aku kesal sama temannya Kristian yang bekerja semacam BMKG di Indonesia. Setidaknya mendengarkan penjelasan Kristian dari apa yang di dapatnya malah menganggap hal sepele. Kalau dia mau mendengarkan penjelasan Kristian, korban gempa bumi bisa berkurang karena pasti akan ada pemberitahuan untuk mengungsi ke tempat yang aman. Kesel banget... 😠😠

Dari film pertama The Wave sama Film The Quake, visual effect yang di suguhkan sangat mengagumkan. So Amazing... dan mereka bisa membuatku menahan nafas saat gedung tempat kerja Idun runtuh sebagian dan sebagian masih berdiri tapi rapuh.

Film ini sangat aku recommended buat kalian tonton karena memang bagus banget.


Follow Us @soratemplates